Begitu keduanya telanjang, Sehun mengangkat tubuh Jongin yang ramping ke atas meja kerjanya dan membiarkannya berada di sana sementara dia mengambil pelumas yang disimpannya di dalam lemari. Sehun kembali menghampiri Jongin setelah mengambil pelumas yang dibutuhkannya.
Jongin melingkarkan kedua tangannya di leher Sehun dan mencium bibir kemerahan suaminya. Ketika mereka berciuman, dapat dirasakan oleh Jongin perut bagian bawahnya mulai memanas dikala tato rahimnya terus bercahaya. Tangan kanan Sehun membelai punggung telanjang Jongin dan tangan kirinya menyipan pelumas di sudut meja kerjanya.
Setelah ciuman mereka terputus, Sehun menjilati saliva yang mengalir di dagu Jongin agar tak membiarkannya mengalir lebih jauh. Dihisapnya pipi Jongin dengan kuat hingga ke leher jenjangnya dan meninggalkan tanda kemerahan hasil karyanya. Tak hanya itu, Sehun juga menggigit lehernya dan meninggalkan bekas gigitan yang tidak terlalu dalam. Jongin merintih kala merasakan rasa sakit akibat gigitan Sehun, jemarinya menjambak rambut belakang Sehun demi menyalurkan rasa sakitnya.
Ketika wajah Sehun mendekati dadanya, Jongin mencoba mendorong Sehun menjauh dari dadanya karena merasa tidak nyaman tetapi pada akhirnya Jongin justru menarik rambut hitam legam milik Sehun kembali membiarkan kedua tangan besar suaminya menangkup bongkahan kenyal di belakang tubuhnya dan melebarkan pinggirannya. Sehun kemudian menuangkan pelumas pada dua jari tangan kanannya sebelum memasukan jari-jarinya itu ke dalam celah Jongin.
"Anghh sa-sakit, Sehun!" Jongin mengerang begitu kedua jari Sehun berhasil menembusnya dan membuat gerakkan menggunting untuk melonggarkan dinding rektumnya yang ketat.
Sehun membungkukkan punggungnya agar dirinya bisa menggigit serta mengulum puting Jongin secara bergantian hingga membengkak dan semakin mengeras.
"Aaahh sakitt!" isak Jongin tak kuasa.
"Pelankan suaramu. Orang-orang yang sedang berlalu-lalang di depan kamar bisa mendengar," ucap Sehun memperingatinya.
Jongin mengerutkan alisnya kesal, "Bagaimana aku bisa memelankan suaraku jika kamu saja memperlakukan tubuhku seperti ini?" dengusnya.
Sehun mendecakkan lidahnya, matanya mencari sesuatu di sekitar meja kerjanya. Begitu matanya mendapati benda yang ia cari, Sehun segera mengambil sapu tangan miliknya itu dan ia gunakan untuk menyumpal mulut Jongin.
"Mmmphh!!" Jongin berteriak tak terima dirinya disumpal dengan kain seperti ini meskipun teriakkannya teredam oleh kain di mulutnya. Ketika Jongin hendak mengeluarkan kain rajutan dari dalam mulutnya, Sehun mencengkeram tangan kanan dan tangan kirinya, lalu menaruhnya di atas kepalanya dan mengikatnya dengan ikat pinggang.
Tunggu.
Bukankah tindakan Sehun padanya saat ini sama persis seperti adegan yang ada di dalam novel erotis miliknya yang sempat diambil oleh Haechan? Jongin masih mengingat setiap adegan yang ada di dalamnya termasuk adegan ketika sang Raja menyumpal mulut permaisurinya dengan kain saat dirinya sedang menyetubuhinya. Sedetik kemudian Jongin menggelengkan kepalanya. Tidak mungkin Sehun juga membaca novel itu.
Sehun tersenyum tipis mengetahui penis Jongin juga mengeras sama seperti miliknya. Maka ia pun mengambil penis Jongin dengan tangannya yang lain dan membelainya lambat yang membuat sang empunya melenguh.
"Mmmph mmmph..."
Sehun membelai batang kemaluan Jongin seirama dengan hujaman kedua jarinya di dalam anal Jongin yang berhasil ia longgarkan sedikit demi sedikit.
"Mmmphh!"
Ini fatal.
Akibatnya seluruh tubuh Jongin menjadi lemas dan Jongin hanya bisa pasrah menikmati segala upaya yang Sehun berikan pada tubuhnya yang sensitif. Kedua mata mereka saling bertemu sebelum Sehun mengalihkan pandangannya pada tato rahim Jongin dan menyeringai.
![](https://img.wattpad.com/cover/375636691-288-k985732.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonhaven
Fanfiction[21+] Explicit ⚠️ Summary: Putra bungsu dari keluarga Eclipse dinikahkan dengan putra kedua dari keluarga Moonhaven. Jongin yang terbiasa dimanja terpaksa harus hidup mandiri di Utara bersama keluarga barunya. Top! Sehun. Bottom! Jongin. ...