10. Tricky Puzzles

245 48 19
                                    

Jongin mencoba merasionalkan pikirannya saat Sehun melepaskan kemeja putih yang dikenakannya sehingga membuat tubuh bagian atasnya terekspos. Dia menyuruh hatinya yang khawatir untuk tenang dengan Sehun yang sedang memandang tubuhnya dengan kedua mata obsidiannya itu.

Pikirannya melayang pada Sehun yang dengan lembut mendorong bahunya ke belakang sehingga kini dirinya tertidur di atas kasur. Apa yang akan Sehun lakukan terhadap tubuhnya? Kalau dia tidak bisa memuaskan Sehun karena kelelahan apa Sehun akan membandingkannya dengan mantan tunangannya? Apakah Sehun akan sepenuhnya berpaling darinya?

Gerakkan tangan Sehun yang hendak melepaskan ikat pinggang milik Jongin terhenti, dengan hati-hati ia membelai pipinya.

"Jonginna?" tanyanya mencari kepastian.

Jongin berusaha tersenyum lemah.

"Lanjutkan saja," balasnya, kekhawatiran tentang tubuhnya yang mungkin tidak bisa melayani Sehun dengan baik membuat dirinya merasa malu. Meskipun dia dikenal sebagai seseorang yang pandai memuaskan pasangan di ranjang, tetapi dengan kondisi tubuh kelelahan seperti ini tidak menjamin kepuasan suaminya.

"Kamu kelelahan setelah berlatih memanah, kupikir aku tidak mungkin menyetubuhimu dengan kondisi seperti itu. Jadi bagaimana jika aku bercinta dengan pahamu saja?" ucap Sehun sambil mengusap kulit Jongin dengan lembut.

Jongin merasa tersentuh dengan perhatian Sehun padanya, dia tidak menyangka jika Sehun akan menyadari kondisi fisiknya yang sedang rentan. Sekarang ada hikmah di balik awan gelap di langit Jongin. Mungkin Jongin tidak perlu terlalu mencemaskan sesuatu karena memang tidak ada yang harus ia pikirkan secara berlebihan.

Sehun lanjut melepaskan ikat pinggang serta celana panjang yang dikenakan Jongin hingga menyisakan celana dalam saja di tubuh indahnya. Begitu Sehun juga menyingkirkan satu-satunya kain yang tersisa di tubuhnya, jantungnya terasa seperti akan meledak. Dia gugup dan malu, dia tidak sanggup menelan fakta jika kedua mata Sehun yang tajam itu sedang melihat tubuh telanjangnya.

Cara Sehun mengamati seluruh lekuk tubuhnya membuatnya yakin jika ini pasti pertama kalinya Sehun melihat tubuhnya mengingat malam pertama mereka dilakukan di dalam kamar tanpa pencahayaan. Sentuhan ringan Sehun di pinggulnya membuat tubuh Jongin meremang, Sehun mengamati reaksi alami Jongin terhadap sentuhannya.

"Tubuhmu sangat sensitif," katanya sembari mengusap paha telanjang Jongin dengan telapak tangannya yang kapalan.

Sehun melepaskan seluruh pakaiannya di hadapan Jongin dengan gerakkan yang sensual. Jongin terpana melihat otot-otot di tubuh Sehun tercipta dengan begitu sempurna, terlebih lagi saat matanya tidak sengaja melihat ke arah kemaluan suaminya, itu benar-benar sempurna.

Jongin memang pernah merasakan penis suaminya di dalam dirinya, tetapi dia belum pernah melihatnya seperti ini. Dia mengagumi bagaimana penis itu begitu panjang dan gemuk, berwarna cokelat muda kemerahan dengan urat-urat menonjol disekitarnya, serta ujung kemaluannya memiliki lingkar yang lebar.

Dengan kemaluan seperti itu, Sehun bisa menembus rahim wanita saat sedang menyetubuhinya dan mungkin saja akan tersangkut saat hendak dikeluarkan. Jongin merasa bersyukur karena dia seorang pria, dia tidak akan merasakan sakit yang begitu mengerikan karena dimasuki oleh penis seperti suaminya.

Sehun menunduk sembari melingkarkan jemari tangan kanannya di sekitar penisnya, lalu melirik ke arah Jongin dengan lirikkan mautnya. "Berdirilah, aku akan bercinta dengan pahamu sambil berdiri," katanya dengan suara serak.

"Berdiri ya?"

"Yah."

Sifat pendiam Sehun kini membuat Jongin kesal, dia ingin banyak berbincang saat sedang bercinta agar menciptakan keintiman yang romantis seperti yang biasa ia lakukan dulu bersama para mantan kekasihnya.

Moonhaven Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang