Beberapa hari kemudian sang Raja Utara merayakan ulangtahunnya yang ke-46 dengan mengadakan pesta yang tidak terlalu mewah di istana Briarvale. Ada banyak sekali bangsawan yang datang, namun Jongin tidak mendapati mantan tunangan Sehun muncul.
Sebagai kado ulangtahun, ayah mertuanya meminta Jongin untuk memberikan pertunjukkan tarian di hadapan semua tamu. Lantas Jongin pun menari dengan begitu indah diiringi oleh iringan musik.
Penampilan Jongin pada malam itu menjadi perbincangan di kalangan para bangsawan yang melihatnya. Dia memakai kemeja pink berbahan tipis yang memperlihatkan bayangan kulit karamelnya, celana putih setinggi perut, pita yang melingkar di leher jenjangnya, serta riasan mata.
Dia bisa melihat orang-orang berbisik-bisik tentangnya, betapa feminim penampilannya. Para orang Utara masih menganggap pria berpenampilan seperti wanita sebagai aib.
Jongin mengabaikan kebisingan tak berarti itu, dia sama sekali tidak peduli. Bukan berarti pakaian yang feminim membuat penampilannya tidak cantik, Jongin yakin jika mereka melihat kecantikannya.
"Jangan menjadi... penari."
Ah, ini lagi. Hinaan berulang dengan maksud terselubung yang sudah sering Jongin dengar setiap kali dia menari untuk merayakan pesta.
"Merusak moralitas."
"Tentu dia hanya bisa memamerkan wajah dan tubuhnya saja. Jika bukan begitu, Kaisar tidak akan mencampakkannya."
Setelah Jongin selesai memberikan sebuah pertunjukkan yang diinginkan oleh ayah mertuanya, Jongin membungkuk kepada para tamu untuk memberi hormat dan buru-buru berjalan menghampiri Sehun yang sedari tadi menonton di pinggir aula.
"Kenapa kamu menatapku sinis begitu? Apa kamu tidak suka dengan pertunjukkan tarianku? Apa kamu ingin—"
"Kamu menampilkan pertunjukkan yang bagus," Sehun memotong ucapan Jongin.
"Tentu saja. Semua orang mengakui keterampilan menariku. Bahkan di Barat, aku dijuluki sebagai ikon kebebasan dan menganggapku seperti burung."
"Apa kamu lapar?" tanya Sehun.
Apakah lelaki tak berperasaan ini baru saja memberikan Jongin perhatian layaknya suami? Jika Sehun sungguh-sungguh dalam perhatiannya, Jongin akan berpikir dua kali untuk mencari kekasih.
"Aku anggap itu sebagai jawaban ya," gumam Sehun dan memberikan Jongin sepotong kue.
Jongin memakan kuenya dalam sekali suap dan membersihkan tangannya yang terkena cokelat dengan serbet. Dia mengintip Sehun dibalik poninya, pria itu tidak melihat Jongin sama sekali.
Pria itu malah sibuk melihat ke arah lain. Sok sibuk sekali! Jongin tahu kok betapa pria itu ingin cepat pergi dari sini.
"Kasihan sekali anak Eclipse itu. Sudah pasti suaminya selingkuh darinya, jelas sekali."
Mendengar itu membuat Jongin terkekeh di dalam hati. Untuk apa mereka mengasihaninya? Seharusnya mereka mengasihani diri mereka sendiri karena memiliki penyakit hati.
"Aku tidak akan menyalahkanmu jika kamu selingkuh dariku. Wajar untukmu mencari kekasih karena kamu tidak mencintaiku. Sangat wajar jika kamu mencari kenyamanan dari orang lain yang tidak bisa kuberikan padamu," ucap Jongin tanpa pikir panjang, matanya terbuka melihat perubahan ekspresi wajah Sehun.
Sehun terlihat sangat marah.
Sehun mengatupkan rahangnya, "Jadi begitu tanggapanmu mengenai hal ini?"
"Y-Ya...?"
"Aku pergi dulu," katanya sambil membungkuk dan berbaur dengan para tamu.
o o o
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonhaven
Fanfiction[21+] Explicit ⚠️ Summary: Putra bungsu dari keluarga Eclipse dinikahkan dengan putra kedua dari keluarga Moonhaven. Jongin yang terbiasa dimanja terpaksa harus hidup mandiri di Utara bersama keluarga barunya. Top! Sehun. Bottom! Jongin. ...