Doshin new project!!!!

55 8 0
                                    

-Seoul, 1940

Di pagi hari yang sangat dingin karena musim gugur, Dohoon telah berkeringat karena dia harus mengangkat tumpukan kardus berisi ribuan surat. Berulangkali dia mengeluh punggung dan tangannya mulai nyeri.

Matanya melirik ke remaja lain yang justru tersenyum-senyum sendiri dan duduk santai sambil melihat kertas putih semu krem. Kakinya yang tengah melangkah melewatinya langsung terangkat dan mendorong kursi remaja itu hingga kursinya terguncang dan jatuh. Dohoon yang melihat itu hanya tertawa puas. "Apa yang sedang kamu baca Ji, balasan dari Youngjae?"

Setelah meletakkan kardus yang dibawanya, Dohoon bersandar di lemari tua, melipat kedua tangannya di depan dada, dan menatap datar pegawai magang yang sekarang terjatuh di lantai. Pegawai magang itu tengah mengusap pantatnya sendiri setelah menghantam lantai ubin lalu mengangguk cepat sebagai jawaban. "Iya Kak."

Remaja itu bernama Jihoon yang merupakan pegawai magang di kantor pos tempatnya bekerja. Dia adalah anak yang enerjik dengan sifat ketidaktahuan diri begitu besar. Bisa dilihat perilakunya yang hanya duduk santai sementara atasannya kesusahan mengangkat kardus.

Jihoon mengangkat kertas putih itu dan berjalan cepat mendekatu Dohoon dengan raut berseri-seri. "Apa kamu tahu kak? Dia membalas suratku lebih awal minggu ini!"

"Jangan terlalu percaya diri, akhir-akhir ini kurir kantor pos sedang rajin mengangkut surat sehingga suratnya datang lebih cepat," Ujarnya terus terang. Cinta tidak selamanya indah. Andai saja Jihoon mengerti realita kadang tidak seindah ekspektasi yang ada di otaknya saat ini. Faktanya memang kurir yang sekarang tengah bertugas merupakan pegawai senior terbaik dari pusat.

Setelah mengatakan itu, Dohoon mendapat pukulan pelan di lengan kirinya. "Astaga kak, apa kamu tidak bisa membiarkan aku senang sekali saja?"

"Tidak! karena kamu pegawai magang. Cepat bantu aku mengangkat kardus-kardus itu!" Jari telunjuknya mengarah ke sisa dua kardus di pojok ruangan. Pandangan Jihoon mengikuti arah telunjuk itu dan meringis pelan.

"Baiklah. . ." Jihoon berjalan lemah dengan bibir menekuk ke arah pojok ruangan. Dohoon menggeleng pelan melihat tingkah anak yang sedang di bawah pengawasan itu. Seandainya atasannya tahu, pasti Jihoon telah masuk ke dalam catatan hitam perusahaan pos ini.

Matanya sekilas melihat surat yang dibaca Jihoon tadi. Dohoon bukan orang tidak tahu sopan santun yang seenak jidatnya membaca surat orang lain. Dia hanya teringat mengenai keluarganya yang berada di Busan. Sudah lama sejak dia mendapat surat dari keluarganya. Begitu juga dengan kerabat dan teman-temannya yang pergi entah kemana. Apakah mereka tidak merindukannya sedikitpun?

"Tadi aku melihat ada surat yang ditujukan kepadamu," Cuap Jihoon dari ujung ruangan. Kebetulan sekali dia sedang memikirkan surat.

"Benarkah?"

Jihoon mengangguk dengan yakin lalu menggerakkan kepalanya ke arah meja di dekatnya. Dengan cepat Dohoon langsung menyambar amplop surat dengan materai bertuliskan aksara Jepang yang tidak dia ketahui. Di sana memang tertulis nama Kim Dohoon yang artinya ditujukan kepadanya.

"Benarkah ini untukku?" Tanyanya entah kepada siapa. Dohoon membolak-balikkan amplop itu untuk melihat alamat penerima yang benar, tetapi tidak ada. Karena dia yakin amplop itu untuknya, Dohoon segera membuka tali pengaitnya.

Dia langsung saja menarik secarik kertas di dalamnya dan membaca bagian pojok kanan bawah surat itu. "Penuh cinta, Shin Junghwan?"

-Timeless








Sweeter Than Fiction ✓ • ft. doshin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang