Hai gaes, udah sepuluh hari baru update, huhu. Tapi, tenang aja, hari ini gue bakal update 2 bab!
Happy reading! Don't forget to vote and comment😘✨
***
Aku cepat-cepat bungkam mulut Om Rio pakai telapak tanganku sambil aku menatap tajam ke Om Rio, semoga dia paham saat aku kasih kode lewat tatapan mata kayak begini.
"I-itu ... suara waiter, Ma," jawabku sambil menahan gugup. Saking gugupnya, rasanya mau menelan ludah aja susah.
"Emang kamu sekarang lagi di mana?"
"Aku laper jadi mampir makan dulu di resto sebelum pulang."
"Resto mana? Kok nggak ada suara pengunjung-pengunjung lain atau suara obrolan orang-orang?"
Duh, Mama. Jangan terlalu kepo bisa enggak sih?!
"Uhm ... ada lah, ini restonya emang lagi sepi pengunjung."
Aku bergerak gelisah, menunggu respon Mama. Aku harap Mama enggak mengenali kalau suara barusan adalah suara Om Rio, karena biasanya suara orang lain beda di aslinya sama di telepon. Dan Mama juga enggak sering ketemu Om Rio, jadi kuharap enggak hapal suaranya.
"Udah kan, Ma? Aku mau makan nih. Ntar kalau udah selesai langsung pulang kok."
Aku kaget, tiba-tiba Om Rio menyentuh pahaku. Baru kusadari kalau pahaku gerak-gerak melulu dari tadi karena memang gugup banget menunggu respon Mama.
Aku mendongak, menatap Om Rio. Dia kelihatan tenang, dari raut wajahnya sih kayaknya dia bisa menebak siapa yang lagi teleponan sama aku. Tapi, aku masih menutup mulut Om Rio, khawatirnya dia kelepasan mengeluarkan suara lagi.
Tangan Om Rio masih di pahaku, kayak lagi menenangkanku. Sekarang aku sudah enggak bergerak-gerak gelisah lagi.
"Oke. Langsung pulang, jangan keluyuran!"
"Ya, Ma."
Panggilan berakhir, aku langsung melemas, menghela napas lega. Akhirnya ... enggak ketahuan!
Tiba-tiba, aku rasakan Om Rio menjilat telapak tanganku.
"Kaget, ih! Jorok, Om!" seruku, buru-buru menjauhkan tangan dari depan mulut Om Rio.
Om Rio cuma balas pakai senyum gantengnya. Dia ikut duduk di sebelahku, menghadapku tanpa melepaskan pandangan matanya dari aku. Sumpah, aku jadi deg-degan, Om Rio ganteng dan manly banget! Aku berdehem, terpaksa memalingkan wajah sejenak buat menenangkan debar jantung.
"Mau pulang sekarang atau nanti?"
"Sekarang, Om. Mama udah nyariin," jawabku.
"Om antar."
"Kalau ketahuan Mama, gimana?"
Aku menatap Om Rio, pengin banget sih diantar pulang, tapi Mama lagi mode berbahaya nih. Kalau ketahuan keluar dari mobil Om Rio, bisa gawat.
"Minimal ditanya-tanya," jawab Om Rio, dia masih kelihatan santai.
Apa dia enggak masalah kalau ketahuan Mamaku? Nanti kalau dihukum dan ... dia disuruh menikahi aku gimana coba? Memangnya dia mau?
Ya sudahlah, aku pulang sendiri aja. Aku enggak mau ambil risiko.
"Aku pulang sendiri aja deh, Om. Sekalian ngelarisin ojol," ucapku.
"Oke," angguk Om Rio. Dia enggak menolak.
Aku memperbaiki penampilan dan menumpang bersih-bersih dulu sebentar setelah itu barulah keluar rumah. Om Rio mengantarku sampai ke depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want That Hot Man (On Going)
Romance"Kiss me, Om." Gara-gara sosok pria matang bernama Rio, Alyssa yang biasanya tak tertarik kepada pria, kini menjadi agresif, dan seolah sel-sel mesumnya baru aktif. Rio, sosok teman sekelas Mama Alyssa saat masa SMA. Berawal dari reuni yang Mama A...