Bab 4 - ⚠️Kiss Me, Om

15K 364 41
                                    

Hello gaess, Om Rio balik lagii! Happy reading💋

Don't forget to vote & comment✨

***

Sampai di rumah Om Rio, aku melepas seatbelt sendiri dan berlanjut mengikuti dia berjalan masuk ke dalam rumah.

Di dalam, aku mengedarkan pandangan. Rumah Om Rio kelihatan rapi, tapi barangnya enggak sebanyak barang di rumahku. Dan, besar rumah ini enggak beda jauh sama rumahku.

"Om, aku boleh tanya? Om kerja apa?" Aku penasaran soal ini sejak kemarin.

"Pengacara," jawabnya sambil gulung lengan kemeja sampai ke siku.

Aku terdiam kaget. Apa enggak cuci mata tuh mereka yang ada di ruang sidang? Senang banget pasti mereka yang bisa lihat Om Rio. Aku jadi pengin lihat juga. Pasti auranya tegas dan kelihatan hot waktu lagi membela klien di ruang sidang.

Aku mengikuti Om Rio ke ruang tengah. Rumah besar ini benar-benar terasa sepi, dia memang tinggal sendiri kayak yang tadi dibilang.

"Om udah punya pacar atau calon istri?" Aku khawatir disangka tanya yang terlalu pribadi, jadi aku menambahkan, "Aku nggak mau dimarahin sama pacar atau istri Om kalau tiba-tiba main ke rumah Om tanpa mereka tahu."

Aku perlu tahu, apa cowok yang bikin aku tertarik ini sudah ada pawangnya? Kalau sudah ada, aku bakal langsung mundur.

"Nggak, Om single. Kamu?"

"Aku? Haha. Jelas aku jomblo dari lahir, Om." Aku ketawa sebentar. "Mama selalu ngulang omongannya, katanya aku nggak boleh bernasib sama kayak dia yang hamil duluan dan nikah muda di saat finansial belum matang. Dia nyuruh aku sukses dulu baru boleh cinta-cintaan."

Om Rio ikutan ketawa. "Jadi, karena itu kamu kelihatan lapar kalau natap cowok?"

Aku ngerjap kaget. "Y-ya?"

Apa jelas banget kalau aku pernah menatap dia dengan penuh nafsu? Astaga!

Aku berdehem dengar pertanyaan Om Rio. "Maksud Om?"

"Karena kamu nggak pernah jalin hubungan romantis sama cowok. Jadi kamu seterang-terangan itu natap cowok, termasuk saat kamu natap Om?"

Aku menelan ludah. Habis itu aku terbelalak waktu Om Rio mendekat tiba-tiba, bikin aku langsung duduk di sofa dan memundurkan badan sampai mepet ke sandaran sofa.

Om Rio mengungkung tubuhku. Matanya menatap tajam aku. Lagi, aku menelan ludah. Rasanya sekarang aku kayak kelinci yang lagi siap disantap sama harimau.

"Kamu pikir Om nggak tahu?"

Aku ngerjap. "Hah?"

Diam. Aku harus pura-pura polos.

"Waktu kamu natap Om melulu di acara reuni di rumahmu, dan kamu juga natap burung Om. Kamu pikir Om nggak tahu?"

Sialan, ternyata dia emang nyadar!

"You look at me like you want to eat me," bisik Om Rio.

Aku merinding dengar suara seksi Om Rio berbisik di telingaku. Entah aku halu atau apa, tapi dia kayak menempelkan bibirnya sejenak ke kupingku.

Habis dengar Om Rio ngomong kayak begitu, aku malah merasa tertantang. Kayaknya aku mulai gila. Dan, dia cowok pertama yang bikin aku begini.

Kalau begitu, aku akan lepas topeng polosku.

"Aku cuma penasaran kok. Terutama kepikiran berapa ukuran burung Om? Kayaknya besar, apa sebesar burung cowok yang di film biru?" tanyaku sambil menatap gundukan celananya.

I Want That Hot Man (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang