Bab 17 - Godaan Berhasil+visual Rio

3.5K 190 24
                                    

Selamat malam sayangkuu! Happy reading

***

Tante Jess senyum-senyum mulu sambil menatap tanganku yang masih digenggam sama Om Rio. Saat mata kami bertemu pandang, aku langsung balas senyum ke Tante Jess.

"Oh, gitu. Jadi kalian belum lama pacaran? Sejak kapan dan gimana bisa pacaran? Ketemu di mana awalnya?"

Pertanyaan Tante Jess yang satu itu jelas cuma bisa bikin aku gigit bibir, aku bingung mau jawab gimana. Jadi, aku mendongak dan menoleh menatap Om Rio yang balas menatapku dan tiba-tiba dia lempar senyum ke aku. Entah apa maksud senyumnya, tapi mungkin biar kelihatan kalau dia suka sama aku. Well ... orang pacaran pasti karena saling suka 'kan?

Om Rio menunduk, berbisik di telingaku, "Biar Om aja yang jawab, kamu diam."

Aku melirik singkat ke arah Om Rio. Belum sempat aku mengiakan, tiba-tiba dia mengecup pipiku. Sontak, aku melotot karena di sini ada Tante Jess!

Saat aku menatap Tante Jess, dia senyum makin lebar dan kayak mau meledek aku sama Om Rio. Astaga, apa Om Rio sengaja cium pipiku?! Biar Tante Jess percaya kalau aku sama Om Rio pacaran?

"Ya ampun, lucu banget sih kalian, keliatan mesra. Sasa imut banget, gemes deh, udah buruan nikah aja," kata Tante Jess.

"Nggak bisa secepet itu, Sasa belum siap. Iya kan, Sayang?"

Aku kali ini melongo, agak merinding mendengar Om Rio memanggilku 'sayang' sambil menatapku dan tersenyum. Aku sampai diam dulu, menelan ludah sejenak.

"Uhm ... iya," anggukku.

"Gue sama Sasa baru ketemu lagi waktu gue ikut reuni di rumahnya Lenna."

"Oh, reuni yang itu?"

"Iya."

Kayaknya Tante Jess tahu, mungkin Om Rio pernah cerita. Tante Jess 'kan kenal juga sama mamaku. Tapi, dari mana mereka saling kenal ya? Apa mungkin dulu mereka satu sekolah dan Tante Jess adik kelasnya mamaku? Bisa jadi sih, dan mereka bertiga berteman sejak SMA mungkin?

"Bener juga, belum lama. Terus, gimana kalian bisa jadian?" tanya Tante Jess dengan tampang excited.

"Gue yang deketin Sasa duluan, gue tertarik sama dia setelah lama nggak ketemu. Sekarang dia udah tumbuh besar, udah dewasa, cantik, pinter, menarik."

Tanpa diminta, tiba-tiba jantungku kayak lari marathon di dalam sana. Aduh, padahal Om Rio ngomong begitu pasti cuma buat pura-pura biar enggak ketahuan bohong. Jangan sampai aku baper! Jadi, enggak usah gugup, Sasa!

Aku melirik Om Rio yang menoleh, dia menatapku dengan binar di kedua matanya dan senyumnya muncul lagi. Wah, Om Rio benar-benar jago akting. 

"Gue nyadar suka sama Sasa, jadi gue deketin. Dan Sasa ngerespon positif. Kita jadi makin deket, diem-diem ketemu tanpa Lenna dan Billy tahu, setelah itu kita jadian."

Om Rio mengakhiri ceritanya, dan Tante Jess tepuk tangan dengan girang.

"Padahal gue cuma dengerin ceritanya, tapi langsung kebayang yang kalian alami! Bayanginnya gemes banget!" seru Tante Jess dengan heboh.

Aku cuma bisa terkekeh, jadi merasa bersalah sama Tante Jess karena sudah bohong, padahal dia kelihatan senang banget karena kakaknya punya pacar. Kalau begitu, aku doakan saja semoga Om Rio cepat dapat pacar betulan dan bikin Tante Jess senang, enggak khawatir lagi soal jodoh buat kakaknya.

Eh, tapi ... kalau Om Rio punya pacar betulan, aku enggak bisa ke rumah Om Rio lagi dong? Enggak bisa ciuman, dan melakukan hal yang lebih dari itu?

Aku enggak memperhatikan lagi apa yang Om Rio dan Tante Jess omongin, karena setelah itu aku malah memikirkan soal nasibku kalau Om Rio punya pacar betulan. Aku jadi gelisah membayangkannya.

I Want That Hot Man (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang