11; Hi, my sun!

38 5 0
                                    

Haechan sampai di rumah milik nya, telah mandi. Baju seragam nya ia simpan di luar, di jemur. Karna, kalau di cuci sekarang.. Mungkin akan kena omel sang ibunda.
Haechan sedang berbaring. Hujan pun yang awal nya tadi sudah mereda, sekarang menjadi deras lagi.

"Tadi.. gue di cium sama si Njun? Anjir, kok gue malu? Padahal kan kita udah pernah ciuman.."
"AH, SHIT. MALAH KE CIUMAN. Eh, tapi bener sih.. Gue pernah ciuman. Rasa nya tuh.. Gila, lembut banget." ucap Haechan pikiran nya sudah kemana-mana.
"ASTAGA HAECHAN, kenapa mikir nya yang engga-engga sih?! Eh, berarti.. Kalau misal nya Mark cium bibir Renjun.. Dia bukan first kiss nya? YES! Mampus lu Mark, pacar bibir lu keduluan sama gue!" kata Haechan sambil tersenyum meriah.

Gila banget si bocah gemini ini, mikirin nya.. Aduh! Parah banget pokoknya.
Si bocah gemini, telah memikirkan hal-hal gajelas, bikin skenario, abis itu ketiduran. Yah, skenario nya ga di lanjut. Padahal udah sampe dia nikah sama Renjun.

Keesokan hari nya, untung saja sekarang adalah hari Sabtu. Tenang mau ngapain aja, mau tidur sampe jam 1 siang pun gapapa.
Haechan, si gemini baru saja bangun tepat jam 12. Gila, kebo banget.
Untung ibunda nya ga manggil-manggil dia keatas, terus buka pintu. Abis selesai manggil terus buka pintu, pintu nya tuh ga suka di tutup. Jadi, ajaib deh ibunda nya ga manggil.

"Ngghh.." leguhan Haechan mengucek-ucek mata nya.
"Jam berapa ini anjir," ucap Haechan seraya membuka HP nya.
"Anjir! Demi apa, jam 12 co!" Haechan lari terbirit-birit ke bawah mencari sang ibunda.

"IBUNN!" kata Haechan.
"Naon.. Tong lulumpatan aa, bisi labuh." ucap ibunda nya.

Arti; Apa.. Jangan lari-lari aa, takut nya jatuh.

"Hah.. Hah.." Haechan menarik nafas.. Capek juga lari-lari.
"Mama mau ke pasar kan? Biasa nya mama kalau hari Sabtu mau ke pasar.."
"Ntos.. Tos bieu dianterkeun ku abang.jawab ibunda nya.
"Oh.." kata Haechan lalu pergi ke atas, untuk apa? Ya tidur lagi lah!

< Best Part. >

Haechan datang ke sekolah jam 2 siang. Siang bolong gini enak nya minum asu. Ets, asu itu (anggur susu).
Minuman asu itu emang kesukaan Haechan kalau misalnya cuaca ini panas banget.

Kenapa sih Haechan datang ke sekolah? Wawancara waketos.
Padahal kan udah di terima sama Renjun sekaligus ketos. Tapi kata kakel nya coba tanya lagi, gimana kalau dia jadi waketos cuma-cuma?
Haechan masuk ke ruang OSIS, terlihat Renjun duduk sambil membawa nampan sebuah kertas.

"Hi, my sun!  Ayok sini duduk." kata Renjun menyuruh Haechan duduk di sebelah nya.
Haechan bingung, hah? My sun? Tapi  Haechan pun duduk mengikuti apa kata dari Renjun. Dia duduk di sebelah Renjun.
"Jadi gini ya, gue mau wawancara lo. Lo siap, kan?"

"S-siap." kata Haechan gugup.
"Gausah gugup gitu, Chan. Biasa aja, santui," kata Renjun mencoba menyantaikan Haechan.
"Iya, dah nih. Tanya apa aja," ucap Haechan.

"Satu alasan lo mau jadi waketos." ujar Renjun.
"Fyuh.. Jadi gini, gue pengen jadi waketos nyoba ya. Kan gue udah pernah jadi ketos, nah sekarang gue pengen jadi waketos."
"Gue juga bisa diandalkan, kok. Tenang aja." kata Haechan.
"Okay.." ujar Renjun seraya menulis nilai berapa Haechan mampu menjawab nya.

"Apa aja sih kelebihan dan kekurangan lo?" tanya Renjun dengan bertanya pertanyaan kedua.
"Kelebihan gue bisa interaksi sosial dengan baik, kreatif.. Terus.." kata Haechan sambil mikir..
"Oh iya! Terus gue juga mudah bergaul. Jadi kalau pas MPLS, gue pasti bisa deket sama adek-adek gemesh." kata Haechan sambil tersenyum. Dibalas Renjun pun ikut senyum.

"Lo bakal ngapain kalau terpilih jadi waketos?"
"Gue bakalan berusaha membantu elo, dan juga memimpin dengan baik. Karna memimpin ga terus sama ketos, waketos pun juga harus bisa. Ya ga?" ujar Haechan, Renjun pun ikut mengangguk.

"Okay, pertanyaan terakhir. Gimana cara lo mengatasi malu kalau mau berbicara di depan umum?"
"Gue udah biasa sih kalau hal kayak gini, nyiapin mental.. Terus siap-siap ngomong pelan-pelan biar ga typo dan belibet. Kalau misal kan belibet kan gue juga yang malu." jawab Haechan tertawa sedikit. Renjun cuman senyum doang.

"Oke. Pernyataan lo udah gue record. Semoga lo kepilih sama warga-warga sekolah ya. Tapi kalau lo ga keterima, tenang aja. Gue pilih lo kok. Jadi kalau misal nya warga-warga ga pilih lo, lo bakalan tetep jadi waketos." kata Renjun bisik-bisik, Haechan ngangguk-ngangguk aja.

"Oke deh, gue pulang dulu ya, Njun."
"Eh tunggu, ini nih. Ada permen, tadi gue beli buat lo." kata Renjun memberi permen yupi sekeresek.
"Wah, makasih banyak." jawab Haechan membuka kedua lengan nya lebar-lebar, mengode untuk Renjun memeluk nya.
Renjun pun mengetahui, ia masuk ke dalam dekapan Haechan.
Hangat, karna kebetulan Haechan memakai jaket.

"Oke deh, makasih ya. Dadah!" kata Haechan sambil modus nyium pipi Renjun, tapi untung nya Renjun menghindar.

Punggung Haechan pun hilang, menandakan dia telah pulang. Saat Renjun sedang mengunci pintu OSIS, dibelakangnya, tiba-tiba ada Mark.
"Siapa laki-laki tadi? Kok berani banget peluk kamu? Mana lagi kamu masuk ke pelukan nya."
"B-bukan siapa-siapa, ark. Tenang aja." kata Renjun memanggil kata akhiran nama Mark.

"Oh, bukan siapa-siapa ya? Kapan sih kamu mau terbuka sama aku? Capek tau ga aku kalau kamu tertutup gini. Ayok lah, buka sedikit hati kamu ke aku. Because this is ur boyfriend u know?"
kata Mark.
"No, gue belum punya perasaan sama lo. Ark. Sorry, tapi gue bakalan biasa in gue dengan terbuka sedikit sama lo. Tapi ga sekarang." kata Renjun pergi di tahan oleh Mark, "kamu yakin ga sekarang? Kalau gimana kita kedepan nya udah putus?"

"Lo nge-doain kita putus?" tanya Renjun balik.
"Ng-ngga sih.."
"Yaudah, kenapa lo ngomong gitu? Emang lo siap kita putus? Engga kan, maka nya. Jangan banyak omong, jalani aja yang sedang kita jalani."
"O-okay.. Kamu mau aku anterin, ga?" tanya Mark.
"Gausah, gue lagi ga mood sama lo." jawab Renjun pergi.
"O-oh.. I'm sorry.. Ren."

**

HAYOLOH, HUBUNGAN NYA... KIW KIW LAMPU IJO KAH UNTUK ECHAN?

VOTE, VOTE.

Best Part. √ &lt; hyuckren &gt; Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang