Aldrian duduk di atas ranjang, memandangi diari tua yang kini berada di tangannya. Cahaya matahari yang perlahan meredup menembus jendela besar di sebelahnya, memberikan suasana hangat yang anehnya terasa intim. Jemarinya dengan lembut menyentuh setiap tepi halaman sebelum ia membuka lembar selanjutnya. Menarik napas dalam, ia mulai membaca perlahan, membiarkan dirinya tenggelam dalam setiap kata yang tertulis.
Ia disambut dengan tulisan tangan yang indah dan teratur. Setiap kata diukir dengan penuh perasaan. Aldrian merasa seolah-olah Kana sedang berbicara langsung kepadanya, seperti sebuah surat yang belum pernah sampai ke tujuannya.
"Hari ini matahari bersinar sangat cerah. Aku duduk di bangku taman, menikmati kehangatan sinarnya dan aroma bunga yang menyegarkan. Rasanya seperti dunia ini sedang memberi senyum kepadaku. Aku merasa damai di sini, di tengah-tengah keindahan ini."
Tulisan ini mengisahkan rutinitas harian Kana dengan detail yang lembut. Dia menggambarkan kebiasaan kecilnya, ada kisah tentang kegembiraan kecil yang ia rasakan ketika hujan turun, tentang kecintaannya pada bunga-bunga yang tumbuh di halaman belakang rumah ini, dan bagaimana ia menghabiskan sore hari dengan secangkir teh hangat sambil menikmati pemandangan senja, hingga berjalan-jalan di sekitar rumah saat musim berganti. Aldrian merasa seperti dia bisa melihat dan merasakan setiap momen yang Kana tuliskan. Tulisan itu memberikan gambaran jelas tentang kehidupan Kana yang sederhana namun memuaskan, penuh dengan kebahagiaan dan momen sederhana yang sering kali terlewatkan oleh orang lain.
Aldrian melanjutkan membaca, ia menemukan catatan yang menggambarkan interaksi Kana dengan orang-orang di sekelilingnya. Kana menulis tentang teman-teman yang ia temui, momen-momen kecil yang menyenangkan, dan bagaimana dia merasa terhubung dengan dunia di sekitarnya. Setiap cerita mengungkapkan sisi lain dari Kana. Sisi yang penuh dengan rasa syukur dan penuh kehangatan. Membuat Aldrian begitu kagum padanya.
Salah satu catatan yang menarik perhatian Aldrian adalah saat Kana menulis tentang kebiasaan rutin berjalan-jalan di sekitar lingkungan rumahnya. Kana menyebutkan bagaimana dia menyukai suara langkah kakinya di trotoar dan bagaimana cuaca yang berubah-ubah memberikan nuansa berbeda setiap hari. Aldrian membayangkan Kana berjalan-jalan, menikmati keindahan dunia di sekelilingnya dengan penuh perhatian.
Namun, seiring dengan berjalannya waktu, Aldrian mulai merasa bahwa diari ini mungkin hanyalah sebuah catatan pribadi yang tidak memiliki keterkaitan langsung dengan bisikan-bisikan misterius yang sering ia dengar. Tulisan-tulisan dalam diari tersebut, meskipun penuh dengan kehangatan dan keindahan, tampaknya hanya merupakan ungkapan hati Kana tanpa indikasi akan adanya sesuatu yang lebih besar atau misterius seperti yang dia bayangkan.
Aldrian menemukan catatan lain di halaman yang berbeda. Sebuah tulisan yang agak lebih gelap dan introspektif. Kana menulis tentang perasaannya yang melankolis dan bagaimana dia kadang merasa terasing meskipun berada di lingkungan yang akrab. Ada saat-saat ketika Kana merasa bahwa dunia di sekelilingnya menjadi sangat sepi dan sunyi, dan dia harus berjuang melawan perasaan tersebut.
"Ada hari-hari ketika aku merasa terasing, meskipun aku dikelilingi oleh orang-orang yang aku kenal. Kadang aku merasa seperti ada dinding tak terlihat antara aku dan dunia ini, dan aku berjuang untuk menembusnya. Mungkin ini hanya perasaan sesaat, tetapi kadang terasa begitu berat."
Aldrian berhenti sejenak, mengangkat kepalanya dari halaman-halaman diari itu, merasa berat hati membaca bagian ini. Dia bisa merasakan kesepian dan kerentanan dalam kata-kata Kana karena Aldrian pun pernah merasakan hal yang serupa. Dunia disekitarnya tampak baik-baik saja, tapi ntah mengapa dia merasa hampa. Meskipun mulai merasakan keterikatan emosional dengan Kana, dia tetap tidak menemukan petunjuk konkret yang mengaitkan perasaan tersebut dengan kejadian aneh yang terjadi di rumahnya.
Dengan penuh pertimbangan, Aldrian memutuskan untuk menunda membaca lebih lanjut. Meskipun diari Kana menawarkan pandangan yang menarik tentang kehidupannya, dia merasa bahwa ini mungkin hanya bagian dari kehidupan pribadi Kana dan tidak memiliki hubungan langsung dengan bisikan yang ia dengar.
Aldrian meletakkan diari itu di atas meja dengan lembut. Dia menatap halaman-halaman yang telah dibaca, merasa campur aduk antara rasa penasaran dan ketidakpastian. Diari ini memberikan rasa nyaman dan kedekatan, tetapi tidak menjawab semua pertanyaannya.
"Apa memang tidak ada yang perlu di khawatirkan?" Ucapnya, sambil menghelakan nafasnya.
Dia memutuskan untuk fokus pada hal lain untuk sementara waktu. Mungkin ada bagian dari teka-teki ini yang perlu dia temukan di tempat lain. Diari Kana adalah bagian dari keseluruhan cerita yang lebih besar, dan Aldrian merasa bahwa dia harus lebih berhati-hati dalam menyelidiki rumah ini.
Namun, bisa saja ini semua memang tidak berarti apa-apa. Ntah dinding yang berbisik atau pun diari Kana. Mungkin memang tidak ada sesuatu yang misterius, dan semua ini hanyalah pikirannya yang lelah.
Aldrian berbaring di tempat tidurnya, mencoba menenangkan pikirannya. Suara yang tenang memberikan rasa damai, meskipun dia masih merasakan sesuatu yang mengganjal.
Sebelum meninggalkan kamar, ia melirik sekali lagi ke arah diari yang kini tertutup rapat. Ada tarikan yang tak bisa ia jelaskan. Tarikan untuk membuka diari itu lagi, untuk menyelami lebih dalam kisah Kana yang terasa begitu dekat dengannya.
Namun untuk saat ini, ia memilih untuk menunda. Ada bagian dari dirinya yang belum siap mengetahui lebih jauh tentang apa yang akan diceritakan di balik halaman-halaman berikutnya.
•
•
•
•
KAMU SEDANG MEMBACA
The Diary's Whisper [✓]
RomanceKisah seorang pria muda yang pindah ke rumah tua dan menemukan diari misterius. Terpikat oleh kisah di dalamnya, ia mulai mengalami kejadian aneh dan mendalam, yang mengaburkan batas antara realitas dan ilusi. #nwmprospecmedia2024