18 END

184 19 17
                                    

Aldrian menatap ke luar jendela mobil, pemandangan kota perlahan berubah menjadi daerah pinggiran yang lebih tenang. Di sebelahnya, Evan menyetir dengan tenang, sesekali melirik ke arah adiknya, memastikan Aldrian baik-baik saja. Perjalanan ini adalah perjalanan menuju awal yang baru, dan Aldrian berharap ia bisa menemukan kedamaian di tengah keributan batinnya yang perlahan mulai mereda.

Mereka berhenti di depan sebuah rumah sederhana namun hangat, rumah keluarganya. Aldrian keluar dari mobil, dan di sana, di pintu depan, ibunya berdiri dengan wajah penuh harap dan rindu. Tubuh wanita paruh baya itu tampak sedikit gemetar, mungkin karena gugup atau karena emosi yang membuncah dalam dirinya.

Aldrian melangkah maju, dengan rasa campur aduk di dalam dadanya. Tanpa kata-kata, ibunya mendekat, menariknya ke dalam pelukan hangat yang sudah lama tidak ia rasakan. "Akhirnya kamu pulang…," bisik ibunya, suaranya dipenuhi dengan kelegaan dan air mata.

Aldrian merasakan pelukan itu, terasa seperti sesuatu yang telah lama hilang kembali padanya. Kehangatan pelukan seorang ibu yang begitu ia rindukan, namun selama ini ia abaikan karena terjebak dalam rasa sakit dan kesedihan. Air mata jatuh dari sudut matanya, dan ia memeluk ibunya erat-erat, membiarkan semua perasaan yang ia tahan selama ini mengalir keluar.

"Maafkan aku, Bu...," Aldrian berbisik pelan, suaranya serak.

Ibunya menggeleng, mencium kepala Aldrian dengan penuh kasih sayang. "Tidak apa-apa, Yang penting kamu di sini sekarang"

Beberapa hari setelahnya, Evan mengajak Aldrian untuk mengunjungi makam ayah mereka. Aldrian membawa seikat bunga, dan mereka berdua berjalan menuju makam itu dengan langkah perlahan. Ketika sampai di sana, Aldrian berdiri di depan makam yang sederhana itu, menatap nama ayahnya yang terukir di batu nisan.

"Ayah, maaf aku baru datang…," Aldrian mulai bicara, suaranya lembut, hampir berbisik. Ia menghela napas panjang, memandangi batu nisan. "Aku akan mencoba mengiklaskan Ayah. Aku akan hidup dengan lebih baik, untuk Ibu, untuk kakak, dan untuk diriku sendiri."

Evan berdiri di sampingnya, menepuk bahunya dengan lembut. "Ayah pasti bangga melihatmu, Dri. Kamu telah melalui banyak hal, dan kamu masih di sini, berusaha menjadi lebih baik."

Aldrian tersenyum tipis, menaruh bunga di depan makam ayahnya. Ia merasakan perasaan tenang yang mulai tumbuh di dalam dirinya, seperti beban yang perlahan-lahan terangkat dari bahunya.

Hari demi hari, Aldrian mulai menata kembali hidupnya. Ia menerima tawaran kerja dari Evan, meskipun awalnya ia merasa canggung. Tapi, dengan dukungan Evan dan rekan-rekan kerja yang baik, Aldrian mulai merasa lebih nyaman dan percaya diri. Bekerja memberikan ritme baru dalam hidupnya, membantunya mengalihkan pikiran dari segala hal yang telah ia lewati.

Tidak hanya itu, Aldrian juga memutuskan untuk pindah dari rumah tua yang pernah menjadi tempat kenangan bersama Kana. Ia kembali ke rumah keluarganya, tempat di mana ia dikelilingi oleh orang-orang yang mencintainya, yang bisa menjadi rumah sebenarnya untuknya.

Ketika Aldrian memandang rumah tua itu untuk terakhir kalinya, ia tidak bisa menghindari rasa sedih yang muncul. Rumah itu menyimpan banyak kenangan indah dan menyakitkan, tempat di mana ia menemukan kembali cinta dan juga kehilangan. Tapi sekarang, ia tahu bahwa hidup harus terus berjalan. Aldrian menghela napas panjang, tersenyum tipis, lalu berbalik, meninggalkan rumah tua itu dengan hati yang mulai menerima kenyataan.

Malam itu, setelah hari yang panjang, Aldrian tertidur di kamar lamanya di rumah keluarganya. Ketika matanya terpejam, ia merasa dirinya berada di suatu tempat yang berbeda.

Pasir putih yang lembut terhampar luas, terbentang sejauh mata memandang, diwarnai oleh pantulan cahaya bulan yang menari di atas permukaan laut. Ombak datang dan pergi, menggulung perlahan, membawa suara alam yang menenangkan hati. Langit malam bersih tanpa awan, dipenuhi bintang-bintang yang berkedip lembut.

The Diary's Whisper [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang