14

335 65 10
                                    

Tobirama jengah dengan kelakuan Sakura sejak malam tadi, apalagi pagi ini Sakura merapikan bajunya dan sengaja mendekatkan wajah mereka. Ini membuat Tobirama jadi merasa tidak nyaman, Tobirama tak menyukai situasi ini.

"Tunggu, Tobirama!"

"Apalagi?" Tanya Tobirama menatap malas.

"Kita berangkat bersama."

Sakura merangkul lengan Tobirama sambil tersenyum, itu membuat Tobirama semakin merasa tidak nyaman. Tapi Tobirama tak ingin terlalu mempedulikannya, iapun melangkahkan kakinya berjalan keluar.

Banyak warga desa yang menyapa dan menatap dengan wajah memerah, Sakura dan Tobirama terlihat romantis. Itu yang warga desa lihat, namun tak ada yang tahu jika yang dilakukan Sakura hanya sandiwara.

"Walaupun kau berusaha keras seperti ini tetap saja kau tidak akan bisa meluluhkan hatiku," Tobirama bergumam.

"Keangkuhan tidak ada gunanya," desis Sakura.

"Merayu ku juga tidak ada gunanya."

"Lihat saja nanti."

Sakura bekerja di rumah sakit, melakukan banyak hal untuk mengembangkan rumah sakit dan tak lupa Sakura memeriksa kondisi tiap warga desa, sejauh ini beberapa warga hanya demam.

Saat bekerja, sesekali Sakura termenung mengingat teman-temannya dan juga Sasuke. Sakura merindukan mereka, Sakura tak tahu kapan ia akan mereka bertemu lagi.

Atau apakah mereka bisa bertemu lagi? Sakura menundukkan kepalanya, Sakura takut jika ia tak bisa bertemu dengan teman-temannya lagi. Sakura tak ingin membuang-buang waktu di tempat itu.

"Sakura?"

Sakura menoleh. "Sasuke.. Kun..."

Sakura berlari kearah pria yang ia panggil Sasuke, Sakura langsung memeluk pria itu dan membuat pria itu terkejut, kebingungan dengan apa yang dilakukan Sakura.

"Sakura?"

"Aa!" Sakura mundur. "Astaga, maafkan aku, Izuna."

"Tak apa, kau merindukan teman-teman mu dari masa depan?"

Sakura mengangguk dan mendudukkan dirinya di bangku, di hadapan Izuna. Gadis itu memeriksa keadaan Izuna, pria itu datang di depannya dengan luka tusukan pada bagian bawah bahunya.

"Siapa?"

"Ninja Kumogakure."

"Sepertinya akan semakin sulit untuk bekerja sama," gumam Sakura.

Izuna mengangguk. "Situasinya memang semakin parah."

Setelah memulihkan keadaan Izuna, Sakura melakukan pekerjaan lainnya sebelum ia keluar dari rumah sakit. Sakura memilih untuk pergi membeli dua makanan dan membawanya ke akademi.

"Sakura sensei?"

"Halo, Sandai- Hiruzen, apa kau melihat Tobirama sensei?"

"Tobirama sensei ada di atap, ingin membawakan makanan ya?"

"Iya, benar."

Hiruzen tersenyum lalu membungkuk singkat sebelum ia pergi dari sana, sementara Sakura berjalan menaiki tangga untuk pergi ke atap. Sakura tersenyum saat melihat Tobirama yang hanya diam di tempatnya sambil memandang sebagian desa yang terlihat dari sana.

"Kau sudah makan siang?"

Tobirama menoleh. "Lagi-lagi?"

"Jangan banyak mengeluh."

"Hah..."

Tobirama mengambil dua kursi, menaruhnya di depan pembatas dan Sakura langsung meletakkan makanan di atas pembatas, ia menjadikannya sebagai meja.

Gulungan Waktu (Tobirama×Sakura)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang