"Gue kemarin habis ditembak."
Jovan menghentikan kunyahannya, matanya melotot kaget. "Sama siapa, anjing? Kok lo gak cerita?"
"Dengerin dulu, ini juga mau cerita." Zidan mendengus, sudah menebak jika Jovan pasti bereaksi seperti ini.
"Inget gak beberapa hari lalu kita ke mall?" ujar Zidan setelah melihat Jovan kembali mengunyah, walau tatapannya tetap melotot minta penjelasan.
"Yang lo ninggalin gue?" tanya Jovan memastikan. Jika diingat lagi dia kembali kesal dengan Zidan yang seenaknya meninggalkan dia sendiri di mall. Alasannya belum dia ketahui sampai sekarang.
"Iya yang itu!" Zidan sedikit berteriak. "Hari itu gue kabur karena pas di toilet gue ciuman."
"What the f-" Jovan kini sepenuhnya mengabaikan nasi padang favoritnya. "Anjing, sama siapa?"
"Sama Leo...." ucap Zidan lirih, bahkan jika Jovan tidak memiliki pendengaran yang tajam, kalimat itu tidak akan terdengar.
"Gila lo?"
"Asli, Jova gue beneran ciuman sama Leo!"
"Bukannya Leo straight?"
Awal Novan memperkenalkan Jovan kepada pemuda gemini itu, ia ingat betul saat itu Leo sedang mendekati anak perempuan di kampusnya. Yang artinya Leo masih menyukai perempuan. Bagaimana mungkin Leo mencium Zidan?
"Itu dia, gue juga gak paham kenapa dia cium gue tiba-tiba. Gue lebih gak paham lagi kenapa gue nikmatin itu semua. Malah keenakan, gue sampek desah anjirlah."
"Gue shak shik shok, masih gak nyangka."
Untuk sesaat keadaan menjadi hening, keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing. Zidan yang masih terbayang adegan ciuman hari itu, dan Jovan yang masih terkejut.
"Jangan bilang kalau yang nembak lo itu Leo?" tanya Jevan setelah berhasil mencerna cerita Zidan.
"Iya..." jawab Zidan, kepalanya menunduk, tidak berani menatap mata Jovan secara langsung.
"Bangsat, gue makin shock." Jovan beringsut mendekati Zidan. "Jelasin cepet, gue butuh penjelasan ini."
Zidan menarik nafas sebelum bercerita.
Flashback on
Keadaan di dalam mobil hanya diisi suara musik dari radio, menemani perjalanan dua pemuda. Baru saja keduanya dari berjalan-jalan, menelusuri kota pada malam hari.
Tidak lama, mobil hitam milik pemuda gemini itu memasuki garasi kos. Hanya dia yang membawa mobil di kos ini, yang lainnya lebih memilih membawa motor, karena dianggap tidak makan tempat parkir.
Leo dan Zidan keluar dari mobil, keduanya berjalan berdampingan masuk ke dalam kos.
Zidan menatap bingung tangannya yang dicengkal oleh Leo. Mereka sudah berada di depan kamar Zidan.
"Gue mau ngomong sesuatu." ucap Leo. Pemuda gemini itu menatap Zidan dengan tatapan memohon, membuat Zidan tidak tega. Dan mengizinkan Leo untuk masuk ke dalam kamar kosnya.
"Agak berantakan, tapi lo bisa duduk di kasur. Mau minum?"
"Gak usah, gue cuma mau ngomong bentar." Leo menepuk kasur sebelahnya, menyuruh Zidan ikut duduk di atas kasur. Zidan menurut, tanpa menaruh curiga apapun.
Leo meraih tangan Zidan, membuat Zidan mengernyit bingung. "Gue suka sama lo." ucap Leo sembari menatap mata Zidan.
Zidan yang mendengar itu sontak melepaskan tangannya dari Leo, reflek karena terkejut. Sedangkan Leo tampak tidak terganggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sarsnit | JAEMJEN
RandomDISCLAIMER‼️ • BXB • JAEMJEN AREA • FANFICTION, JANGAN DIBAWA KE RL • I HAVE FULL COPYRIGHT TO THIS STORY, SO DON'T COPY IT!!! "Aku mencintaimu, percayalah." "Maaf, kak..."