📍Shanghai
Malam yang dingin di negeri tirai bambu. Hanya orang gila saja yang berada di luar ruangan, dan Novan salah satunya.
Novan meminum kopi yang sebelumnya dia beli. Sebenarnya, bukan tanpa alasan orang paling malas sepertinya berada di luar seperti ini. Dia sedang menunggu anggota kelompoknya untuk berkumpul. Rama, ketua kelompok itu sedang menjemput narasumber yang katanya bisa membantu kelangsungan tugas yang diberikan dosen. Dan dua teman lainnya sedang mengambil laptop yang tertinggal di kamar hotel.
Tidak lama kemudian, dua gadis cantik yang merupakan anggota kelompok Novan datang dengan tawa mengiringi. Entah kejadian lucu apa yang mereka alami selama perjalanan, Novan tidak peduli. Dia meraih laptop yang dibawa oleh Felly, salah satu anggota kelompoknya.
"Pak bos belum datang Van?" tanya Aura, gadis dengan pipi chubby.
Novan hanya menggeleng pelan, malas mengeluarkan suara. Tangannya sibuk membenahi text wawancara untuk boardcast besok. Menyeleksi mana yang akan ditanyakan dan mana yang tidak penting.
"Ini perlu gue kembangin lagi gak?" tanya Novan saat melihat beberapa pertanyaan yang masih bisa dikembangkan.
"Atur aja, itu kemarin gue buatnya juga pas ngantuk." jawab Felly, tangannya sibuk memasukkan keripik kentang ke dalam mulut. Sejak duduk tadi memang kedua gadis itu lebih memilih mengobrol santai, membiarkan Novan yang bekerja.
Novan mengangguk, kemudian kembali membenahi text wawancara hasil kerja teman sekelompoknya itu.
Tidak lama, Rama datang dengan gadis cantik yang sudah Novan kenal, Bao Yu. Felly dan Aura memperkenalkan diri terlebih dahulu begitu Bao Yu duduk nyaman di sebelah Novan. Sedangkan Novan hanya menyapa sekilas, dia sudah berkenalan dengan Bao Yu.
"Bao Yu ini orang asli sini, dia bisa kita jadikan sebagai narasumber. Kebetulan juga, papanya pemilik perusahaan besar di China. Kalian sekarang lagi makan produk dari perusahaan papanya." Rama mulai menjelaskan, dia juga menunjuk keripik kentang dengan merk yang cukup terkenal di China.
"Nah, sebenarnya gue pengennya jadiin papanya sebagai narasumber kita, tapi beliau lagi ada urusan keluar negeri. Dan karena waktu kita juga gak banyak, jadinya gue minta tolong ke anaknya." lanjut Rama. "Bao Yu minta gambaran kasar tentang pertanyaan besok. Dia gak bisa asal ngasih jawaban, jadi kita harus kasih gambaran besarnya ke asisten papanya. Dia juga kan baru pertama kali ditanyain tentang perusahaan papanya gini, takutnya nanti ada rahasia perusahaan yang gak boleh diketahui publik."
"Ini," Novan menunjukkan gambaran kasar yang Bao Yu minta, ada di laptop Felly. "We just need some information, such as how to process the product, how to market it, and create an attractive design." ucap Novan sedikit menjelaskan.
"Maybe later we will also ask about some cases that often occur, and you only need to explain how to handle them." lanjut Novan.
Bao Yu mengangguk singkat. "May I ask for a copy? I will send it to papa's assistant." Bao Yu menatap Novan dengan pandangan bertanya. Novan memandang teman-teman sekilas, lalu mengangguk menyetujui.
Setelah Bao Yu pergi, kini keempat remaja itu sedang berdiskusi tentang wawancara besok.
"Kamera aman, udan gue setting tadi siang. Dan soal naskahnya nanti tinggal di print aja. Fel, bisa kan?" tanya Novan yang dijawab anggukan oleh Felly. "Trus siapa yang bakal handle wawancara?"
"Lo aja Van, gue sama Felly bakal di belakang layar. Lo sama Aura bakal muncul di depan kamera." usul Rama, yang disetujui oleh Aura.
"Lighting aman juga, kemarin udah gue benerin kabelnya yang putus. Mic gak ada masalah kan, Ra?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sarsnit | JAEMJEN
RandomDISCLAIMER‼️ • BXB • JAEMJEN AREA • FANFICTION, JANGAN DIBAWA KE RL • I HAVE FULL COPYRIGHT TO THIS STORY, SO DON'T COPY IT!!! "Aku mencintaimu, percayalah." "Maaf, kak..."