Bab 17 : Aries, lo sehat?

95 60 71
                                    


🫧~Happy Reading~🫧




Selama latihan taekwondo, Aries tak berhenti tersenyum, sampai pelatih dan teman-temannya heran. Yang mereka lebih heran lagi, hari ini Aries memakan bekal, sejak kapan seorang Aries yang dingin dan cool membawa bekal. Bahkan kotaknya bergambar hello kitty. Pelatih sempat menanyakan perilah apa yang membuat cowok itu terlalu bahagia, jawabannya hanya tersenyum.

Sekolah berakhir, Aries menunggu Sagi keluar dari sekolah, cowok yang masih mengenakan baju dobok itu berdiri disamping motornya terlihat menonjol di antara murid lain diparkiran.

"Gi, beneran lo nggak suka sama tu orang?" Tanya Ningrum ke Sagi, tiga sahabat itu berdiri di pintu gerbang sekolah menuju parkiran saat melihat Aries yang berdiri dengan tampan nya di samping motor.

"Kalau menurut cerita lo tadi ya, lo sama Aries nggak ada hubungan keluarga," tambah Juliana.

Sagi berpikir sejenak, ucapan kedua temannya ini ada yang benar dan tidak. Benar kalau dia dan Aries bukan lagi saudara, tapi yang tidak benar adalah dia menyukai Aries. Ah, sangat tidak mungkin, karena cowok itu saja selalu memarahi dan menceramahinya.

"Just friends maybe," ucap Sagi mengangkat bahunya pelan.

"Ah elah, embat aja udah. Lagian lo dulu ditolak kan ya sama si Gemi," celetuk Ningrum.

"Nggak gitu juga maimunah, udah, gue duluan aja deh, entar dia marah," Sagi berlari kecil menghampiri Aries sambil membawa plastik bekalnya.

"Coba deh kita taruhan, menurut gue si Sagi bakalan suka sama Aries," Juliana memegang tangan Ningrum, membawanya bersalaman.

"Dosa dodol, musyrik!" Sarkas Ningrum menghempas tangan Juliana.

"Gue tetep di Sagi sama Aries," kekeh Juliana, Ningrum menatapnya jengah.

"Gue pasang 500 ribu, pilih Sagi sama Gemi," ucap Ningrum berbalik dan menyalami tangan Juliana. Diluar perkiraan BMKG.

"Deal," keduanya pun mengakhiri sekolah hari ini dengan taruhan, sebelum berpisah pulang kerumah masing-masing.

******

Di motor, Sagi tidak berhenti bercerita tentang ekspresi kedua sahabatnya Juliana dan Ningrum yang kaget mendengar penjelasannya. Sagi memutuskan untuk membagi cerita itu ke mereka karena, dua sahabatnya itu sudah layaknya seperti keluarga. Aries dengan senang hati mendengar celotehan Sagi, sampai gadis itu tidak sadar kalau Aries bukan membawanya pulang ke panti, tapi kerumah cowok itu.

"Loh, ini kok kita di perumahan lo sih?" Sagi yang sadar melihat sekitar, tentu saja dia ingat rumah Aries.

Aries tidak menjawab, cowok itu terus melajukan motornya sampai masuk ke bagasi rumahnya.

"Ries, jangan dulu dong," rengek Sagi, dia belum siap bertemu dengan Sarah ataupun Jema. Dia tidak tau ingin menjelaskan apa, dia bingung dengan situasi dirinya.

"Mama sama Jema tuh nyusul Papa ke Dubai, nggak ada orang dirumah," mendengar hal itu, Sagi sedikit bernapas lega. Langkahnya menjadi ringan untuk mengekori Aries masuk kedalam rumah, sebelum pikiran yang lain membuatnya berhenti.

"Berarti kita cuma berdua dong dirumah!" Sagi menatap Aries yang berbalik menoleh, menghentikan langkahnya.

"Lo takut gue macam- macem in?" Aries mengerutkan keningnya. Serius, Sagi takut padanya?

"Mau gimana pun, kita ini anak muda. Lo gue berduaan, ketiganya kalau kata pembaca, setan," ucap Sagi.

"Rumah ini tuh sering di bacain doa, setan juga mikir-mikir kalik masuk rumah," jawab Aries melenggang masuk meninggalkan Sagi yang diam mematung ditempat.

Sabar Sagi, orang sabar tambah pintar.

"Masuk dulu, entar gue antar pulang ke panti. Gue mau ngambil mainan Jema yang udah nggak dia pakai, buat anak panti," ucap Aries.

"Mainan lo nggak ada sekalian, Ries?" Tanya Sagi, Aries menimbang nimbang. Iya juga ya, mainannya pasti banyak di ruang mainan yang terbengkalai di sudut rumah.

"Gue bantuin lo ngumpulinnya, dimulai dari mana?" Tanya Sagi.

"Kamar gue," ucap Aries.

*********

"Ries, ini kan kincir angin yang dulu gue kasih ke lo," Aries menoleh ke Sagi yang mengangkat satu mainan plastik berbentuk kincir. Cowok itu mengangguk dan menaruh dua gelas coklat panas dan sepiring coookies ke atas meja.

"Lo mau nemenin gue nyari mainan apa berburu mainan," tanya Aries saat melihat Sagi sibuk memainkan mainan yang dia temukan dari dalam kotak dibawah tempat tidur Aries. Sagi hanya bisa terkekeh dan kembali sibuk memilah mainan yang akan dia bawa.

"Kalau buat anak cewe, Jema suruh cari di kamarnya aja," kata Aries, Sagi hanya mengangguk mengiyakan.

"Ini apa deh?" Sagi mengangkat kotak berwarna hitam polos, kotak itu dia angkat dan diteliti untuk membukanya. Aries awalnya tidak memperdulikan, tapi matanya membulat dan kaget saat mengingat kotak apa yang berada ditangan gadis itu.

Dengan cepat Aries merebut kotak itu, tapi dengan cepat juga tangan Sagi membuka kotak itu dan dia terkejut saat melihat isinya.

"Ries, ini punya siapa?" Tanya Sagi sambil mengangkat kotak berukuran kecil yang terdapat beberapa di dalam nya. Melihat mata Sagi yang melotot terkejut, Aries memejamkan matanya prustasi. Sungguh, lidahnya kelu untuk menjawab.

"Ternyata selama ini, lo-"

"ENGGAK! Lo salah paham, itu bukan punya gue. Maksud gue itu emang punya gue tapi ... " ucapan Aries terpotong oleh Sagi yang mengangguk anggukan kepalanya.

"Iya, iya, gue paham kok. Santai aja," ucap Sagi.

"PAHAM APANYA!"

"Santai Ries, gue orangnya nggak cepu kok," Aries menggertakkan giginya gemas, mendengar yang di ucapkan Sagi makin membuktikan bahwa gadis itu salah paham padanya. Dengan cepat Aries mengambil satu kotak disana dan menunjukkannya ke Sagi.

"Ini kondom, bukan punya gue. Ini gue di kasih sama Lean," jelas Aries dengan mata melotot, dia tidak bisa di salahpahami begini.

"Lah Lean ngapain ngasih ini buat lo?" Tanya Sagi menatap Aries curiga.

"Ya mana gue tau!" Jawab Aries.

"Yaudah sih," Sagi meletakkan kotak berisi kondom itu dan memasukkan satu ke dalam tasnya, Aries yang melihat hal itu langsung menarik kondom itu.

"Ngapain lo bawa?" Tanya Aries.

"Buat gue main balon," balas Sagi sambil merampas sekotak kondom itu dari tangan Aries. Tapi cowok itu dengan cepat menarik tangan Sagi, membuat mereka tarik menarik beberapa saat.

"Sagi, lepasin," pengingat Aries, gadis itu bergeleng pelan.

"Nggak, lo yang lepasin," balas Sagi menatap tajam mata Aries.

Tarik menarik itu berakhir dengan Sagi yang tidak sengaja menginjak mainan Aries, membuat gadis itu terjerembap ke kasur Aries.

Tapi, dengan keadaan tangan mereka yang saling tarik menarik, Aries ikut terjatuh bersama Sagi. Finalnya, cowok itu terjatuh dengan posisi menindih Sagi, sehingga gadis itu dibawah. Untuk beberapa saat, mereka terdiam, saling tatap menyelami manik masing masing. Entah kenapa Sagi tidak ingin mengalihkan perhatiannya dari cowok di atasnya ini, walaupun mereka berada dalam posisi yang kurang nyaman.

"ARIES! SAGI, KALIAN NGAPAIN!"

Sagitarius with Aries [PROSES TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang