🫧~Happy Reading~🫧
Sudah seminggu berlalu, Sagi bersembunyi menghindari semua orang. Dia menyibukkan diri di panti asuhan sembari mengajar anak-anak panti yang masih kecil. Seminggu juga dia tidak bersekolah dan tidak berhubungan dengan siapapun. Ponselnya mode silent dan dia memang ingin menenangkan diri dari pertanyaan semua orang.
Tidak ada Papa Mama, tidak ada Aries dan tidak ada kedua sahabatnya. Beberapa waktu ini dia hanya ingin menenangkan hatinya.
"Sagi, sayang," ucap Diah saat Sagi keluar dari salah satu kamar panti setelah selesai membersihkannya.
"Iya bunda, kenapa?" Tanya Sagi sambil menaruh sapu ke pojok ruangan.
"Nanti ada donatur tetap panti asuhan berkunjung, bantuin para bunda disini, ya," ucap Diah yang dibalas anggukan gadis itu.
Entah kenapa, saat berada di sini Sagi merasa tenang dan bahagia. Mungkin karena disini adalah rumahnya, tempatnya tinggal dan kembali. Hanya dengan disini dia merasa aman, dan hatinya menjadi nyaman.
Saat jam makan siang, donatur itu akhirnya sampai. Sagi dan para bunda lainnya bersiap di gerbang panti asuhan untuk menyambut. Mereka biasanya datang membawa beberapa makanan dan mainan, jadi semua orang bersiap.
Sagi membenarkan cepolan rambutnya sebelum seseorang yang dia kenal turun dari mobil.
"Gemi?" Dengan mata melotot Sagi menatap Gemi yang juga sama terkejutnya.
"Sagitarius?" Gemi hampir saja menjatuhkan kardus berisi makanan yang dibawanya turun. Dia kaget melihat gadis itu disini, yang lebih kaget lagi, kenapa gadis itu sangat berbeda.
"Kalian saling kenal?" Tanya pria berumur sekitar 30 an di samping Gemi, Sagi yakin tidak mungkin itu adalah Papa Gemi karena terlalu muda.
"Dia temen sekolah gue, bang," jawab Gemi, cowok itu menghampiri Sagi yang diam mematung.
"Loh, Pak Pelyton dimana, ya?" Tanya bunda Diah.
"Bapak sedang sibuk, bu. Jadi, hari ini kunjungan akan di wakilkan oleh anak beliau," Gemi menyalami bunda Diah dengan sopan, membuat wanita paruh baya itu tersenyum ramah.
"Kamu teman sekolahnya, Sagi?" Tanya Bunda Diah, Gemi mengangguk mengiyakan.
"Sagi, ajak temannya masuk," kejut bunda Saat Sagi malah terdiam, menatap Gemi dengan ekspresi bingung.
"Ikut gue," tanpa aba-aba, Sagi menarik Gemi dan menyeretnya ke taman disamping panti asuhan.
Gemi yang ditarik hanya bisa pasrah, dia menunggu apa yang akan di ucapkan gadis itu saat mendudukkan dirinya di salah satu kursi taman.
"Kok diem, tadi narik gue," Gemi menunggu ucapan pertama Sagi tak sabaran.
"Bentar, ini gue bingung mau ancam lo dari mana," Gemi mengerutkan keningnya, kalimat 4 dari belakang itu terdengar lebih menarik perhatiannya.
"Maksud lo?" Gemi menatap manik Sagi yang teduh tapi ada sedikit kegelisahan.
"Jangan bilang siapa-siapa kalau gue disini," ucap Sagi.
"Kalau ada yang tanya, bilang aja nggak tau," tambahnya.
Gemi mengerufkan keningnya, "Gue denger dari beberapa murid lain. Katanya lo nggak masuk sekolah udah semingguan?" Tanya Gemi tanpa menjawab ancaman Sagi.
"Lo dengerin gue nggak sih Gem," pengingat Sagi, tangannya gatal ingin memukul lengan cowok itu yang cengengesan melihatnya. Tapi urung karena dia butuh Gemi menjaga rahasianya disini.
"Lagian nggak ada kerjaan banget gue bilang in lo disini," Gemi mengambil daun yang jatuh menimpa baju Sagi, membuat gadis itu bergidik geli. Kenapa ni orang jadi aneh?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sagitarius with Aries [PROSES TERBIT]
Ficção AdolescenteSagitarius itu gadis dengan kepercayaan diri tingkat tinggi untuk mengejar ketua geng ZOAX si Gemini, tapi selalu ditolak. Mereka berakhir bagai tikus dan kucing. Sedangkan Aries, cowok gila olahraga itu tentunya tidak ada kaitannya dengan cerita in...