🫧~Happy Reading~🫧Sagi sudah berhenti menangis, dia juga sudah tidak berada di dalam kolam renang. Gadis ini duduk di pinggir kolam, memperhatikan Aries yang memunguti kertas kupon kue mall yang Sagi kumpulkan di sakunya. Kertas itu basah dan mengambang berhamburan di kolam renang.
"Gagal deh gue makan kue gratis," gumam Sagi menatap nanar semua kupon itu.
"Gue ini atlet, nggak ada harga dirinya banget," kesal Aries, yang marah karena didorong siapa, yang ngedumel siapa?
"Terus sekarang gue pakai baju apa dong, nggak bawa baju," Sagi melihat bajunya yang basah kuyup, bahkan dalaman berwarna hitam tercetak dengan jelas.
Aries bolak balik berenang ke Sagi sambil memberikan kupon yang dia kumpulkan beberapa, saat sedang berhadapan, Aries terkejut melihat baju gadis itu jadi menerawang. Membuat sesuatu yang tidak seharusnya cowok itu lihat. Seketika dia terbatuk dan berbalik arah, "jaga syahwat, Ries," ucapnya merutuki dirinya sendiri yang sempat melihat.
Sagi yang sadar langsung menutup dadanya dengan tangan.
"Ambil handuk disitu, tutupin," perintah Aries, Sagi berdehem dan mengikuti apa yang dikatakan Aries. Dia sempat merona, apalagi mengingat Aries sekarang adalah cowok biasa, bukan lagi sepupunya.
"Udah lah Ries, nggak usah di ambil in. Nggak bisa di tukar juga udah rusak," kata Sagi sambil menyelimuti setengah badannya dengan handuk.
"Terus lo mau gue dihukum coach gara-gara kolam tercemar remahan kupon?" Sarkas Aries.
"Gue cuma kasih saran," gumam Sagi.
Setelah 10 menit berlalu, akhirnya Aries selesai dengan kupon kupon Sagi yang lumayan banyak. Cowok itu langsung keluar dari kolam untuk menghampiri gadis yang meringkuk kedinginan dikursi.
"Kasian Aries gue, sini pakai handuknya," Sagi melepas handuk yang membalut tubuhnya dan menjulurkan kepadan Aries, melihat hal itu, cowok bertubuh kekar ini langsung melempar handuk kembali ke Sagi.
"Pakai, lo mau badan gepeng lo dilihat satu sekolahan," sarkas Aries.
Sagi melotot, di teliti nya badannya sendiri setelah mendengar ucapan Aries, masa dia gepeng. Emang di kira Aries dia anime, apa? Kalau dilihat, sedikit benar, tapi itu karena dia tinggi.
"Ini kita gimana dong, masa gue handukan gini masuk ke kelas," ucap Sagi saat dia dan Aries berjalan beriringan menuju pintu keluar kolam renang.
"Tunggu disini, gue ambil in baju ganti," ucap Aries yang berlalu pergi, meninggalkan Sagi hanya bisa pasrah menunggu sambil kembali duduk dikursi dalam indoor pool. Sebelum suara seseorang membuatnya kaget.
"Nih pake," Sagi melihat siapa yang mengulurkan baju olahraga tepat di depan wajahnya yang menunduk, setelah menengadah. Sagi membulatkan matanya kaget, melihat Gemi di depannya.
"Pake," Gemi mengguncang baju olahraga di tangannya, untuk menyadarkan gadis itu dari keterdiamannya.
"Lo ngapain disini?" Tanya Sagi. Gemi berdesis kesal, dilihatnya wajah gadis ini sudah pucat karena kedinginan.
"Lo tuh udah menggigil," ucap Gemi menyodorkan baju itu lagi, Sagi dengan berat hati menerima.
"Dapat dari mana nih?" Tanya Sagi mengecek seragam olahraga itu, ini seragam olahraga sekolah sini. Tapi, Gemi kan baru masuk sekolah, dapat dari mana?
"Nggak usah suuzhon, gue di kasih ibu bendahara," jelas Gemi seakan tau kata hati Sagi yang meragukan baju itu.
"Oh, Yaudah makasih," ucap Sagi mengeratkan handuknya untuk berjalan menuju toilet.
"Pacar lo tadi mana?" Tanya Gemi tiba-tiba, membuat Sagi menghentikan langkahnya.
"Siapa?" Sagi kebingungan.
"Yang cemburu tadi, pro juga lo udah punya pacar tapi nembak gue," kekeh Gemi.
Mendengar hal itu, kepala Sagi rasanya berkukus, bahkan kepulan asap bisa terlihat keluar dari telinganya yang kedingininan.
"Sepupu gue tuh, mana ada pacar!" Teriak nya tanpa berbalik menoleh ke Gemi yang mengangguk paham."Lucu juga," gumamnya dalam hati tanpa sadar.
Di ambang pintu, Aries mematung melihat dan mendengar yang dibicarakan Gemi dan Sagi. Dia urung masuk dan menghampiri gadis itu, bahkan baju di tangannya dia genggam erat dan berbalik pergi meninggalkan indoor pool.
"Bodoh banget si Aries ninggalin gue, mana ada setan lagi disini," Sagi mendumel dengan kesal.
*****
"Jadi, kamu mau gimana, mas?" Tanya Asih dengan nada tinggi. Suami istri ini sejak kemarin masih beradu mulut. Bahkan gadis yang diam di sofa hanya bisa mendengar sambil ketakutan.
"Bawa Sagi kembali kerumah ini!" Teriak Heru tak kalah tingginya.
"Mas, dia bukan anak kita," balas Asih, tangannya menunjuk Alina yang menatap kosong ke arah foto keluarga yang menampilkan Sagi, Heru dan Asih. Foto itu menarik perhatianya sejak masuk kerumah ini.
"Itu anak kita mas, anak kandung kita. Darah daging kita, kamu masih ngarepin anak adopsi itu?" Kata Asih.
"Cukup, Asih! Alina anak kita, aku senang dia kembali. Tapi Sagi juga anakku!" Seru Heru.
"Aku nggak tau apa yang ada dipikiran Mas," Asih mengalah, dia lebih memilih untuk membawa Alina keatas. Memasuki kamar yang telah dia persiapkan. Suaminya tidak bisa di ajak bicara sekarang.
"Ayo sayang, kita liat kamar kamu," ucap Asih dengan senyuman yang berubah 90 derajat dari adu mulut bersama suaminya.
Sampainya di lantai dua, Asih membuka pintu kamar di pojok dan membukanya, kamar dengan nuansa pink memanjakan mata Alina.
"Ini kamar kamu sayang," ucap Asih dengan senyuman kepada Alina yang menganga terkejut dengan persiapan Asih.
"Ini kamar Alina?" Tanyanya dengan mata berbinar.
Asih mengangguk, "Kamu suka, sayang?" Tanyanya. Alina mengangguk dengan antusias menjawabnya.
"Kalau begitu, mama kebawah dulu ya. Nanti ada mbak Tun nganterin makan, Alina istirahat dulu," ucap Asih mengelus surai gadis itu dengan sayang.
Asih berjalan keluar, saat melewati pintu kamar Sagi. Matanya menatap nanar ke pintu bertuliskan jangan ganggu itu, raut wajahnya tidak mengekspresikan apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sagitarius with Aries [PROSES TERBIT]
Ficção AdolescenteSagitarius itu gadis dengan kepercayaan diri tingkat tinggi untuk mengejar ketua geng ZOAX si Gemini, tapi selalu ditolak. Mereka berakhir bagai tikus dan kucing. Sedangkan Aries, cowok gila olahraga itu tentunya tidak ada kaitannya dengan cerita in...