Bab 7 : Tawuran atau di tolak?

130 67 68
                                    

                       🫧~Happy Reading~🫧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                       🫧~Happy Reading~🫧







Kalian tau, kenapa Sagi kebanyakan melamun dan tidak fokus saat kemarin kerja kelompok dirumah Aries? Alasannya karena dia baru saja ditolak oleh Gemi dengan jelas. Ketua geng motor ZOAX itu membalas chat via DM Instagramnya dengan jawaban.

"Maaf, gue nggak terima lo jadi pacar gue,"

Singkat, padat, jelas dan tegas. Penolakan itu membuat Sagi badmood selama kelas terakhir dan saat di rumah Aries juga. Dia memang beberapa kali me DM Gemi lewat instagram untuk menyatakan perasaannya. Gadis ini tidak seberani itu untuk mengatakan secara langsung.

Bahkan hari ini yang adalah hari Sabtu libur, Sagi terus berkutat dengan ponselnya. Setelah 2 jam menonton film di laptop, gadis ini terus menutup dan membuka laman Instagram milik Gemi, yang hanya menampilkan foto motor.

"Non, nanti mau pakai baju apa ke acara tuan?" Tanya mbak Tun masuk sambil membawa sepiring buah mangga yang sudah dipotong, Sagi langsung exaited saat melihatnya. Buah mangga ini sudah seperti sesajen untuknya, karena Sagi sangat menyukai buah ini lebih dari apapun.

"Bukannya Mama udah bilang pas malam itu, mbak," jawab Sagi.

Mbak Tun mengangguk, dia ingat saat hari penata busana datang. Pengasuh Sagi ini belum beranjak dari tempatnya berdiri, dia teringat tentang percakapan antara Asih dan hacker yang mengatakan kalau anak kandungnya sudah ketemu. Mbak Tun ingin sekali bercerita, tapi dia takut dan kasihan melihat ekspresi Sagi setelah itu, dia tidak tega untuk membayangkan apapun yang akan terjadi nantinya.

Tapi tiba-tiba Sagi berteriak dengan kencang, kakinya berlari cepat ke toilet kamar dan keluar lagi dengan wajah yang sudah basah.

"Mbak Tun, Sagi mau ke perpustakaan dulu ya," bohongnya, Mbak Tun hanya manggut manggut mengiyakan. Mungkin dia akan menceritakan hal itu nanti.

"Hati-hati non," pengingat mbak Tun, Sagi mengacungkan jari jempolnya membentuk tanda, "Oke"

Gadis dengan rambut digerai dan berpakaian serba hitam itu tergesa gesa turun dari angkot, sambil membenarkan letak jaket parasutnya yang terus melorot. Sagi berlari, hingga akhirnya sampai di lokasi yang dikirim oleh akun instagram ZOAX.

 Sagi berlari, hingga akhirnya sampai di lokasi yang dikirim oleh akun instagram ZOAX

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan ternyata benar, disini sedang ada perkelahian antar kelompok. Seperti biasanya, geng ZOAX berpakaian seragam sekolah, karena mereka bersekolah di swasta.

Awalnya Sagi hanya menonton sambil bergidik ngeri melihat setiap orang saling pukul, tapi lama kelamaan perasaannya jadi gusar. Apalagi saat melihat Gemi yang dipukuli oleh dua orang sekaligus, membuat hati mungilnya ikut sakit melihat hal itu. Seperti ada telepati antar crush, Sagi berlari memecah kerumunan demi mendatangi Gemi yang sudah babak belur.

Berbekal lengan kecilnya yang menampar guling saja sakit, Sagi memukul punggung salah satu musuh. Membuat Gemi menolehnya dengan mata yang rabun akibat pening saat di tampar.

"Lepasin Gemi!" Teriak Sagi, sedetik kemudian dia bergidik jijik dengan ucapannya sendiri, "Eh, seharusnya gue lebih garang lagi," gumamnya.

Dua musuh yang awalnya memukuli Gemi teralihkan, mereka menoleh ke Sagi yang memasang pertahanan silat seadanya.

"Ini cewek siapa anjir!" Teriak musuh menatap tajam Sagi.

"Kayaknya pacar ketua ZOAX," jawab yang satunya lagi.

Mendengar hal itu, Sagi masih sempat-sempatnya tersipu malu. Gemi yang awalnya oleng dan pusing, segera menghampiri Sagi dan menarik tangan gadis itu. Tanpa aba-aba, siap, ya, Gemi menyeret Sagi sambil berlari menjauhi musuh yang mengejar mereka. Dia takut Sagi akan terkena serangan tidak sengaja oleh musuhnya yang terkenal brutal.

Dengan kesadaran yang semakin tipis, Gemi terus berlari menyusuri gang perumahan sempit dengan Sagi yang terus diseretnya.
Sampai di sebuah taman, sepertinya para musuh sudah tidak mengejar lagi. Gemi melepaskan tangan Sagi dan berteriak sekencangnya melampiaskan amarah. Dia kesal karena meninggalkan para temannya yang sedang berjuang mempertahankan kemenangan ZOAX, sedangkan dirinya, ketua geng, malah berlari pergi.

"Lo siapa sih!" Teriak Gemi pada Sagi yang tersipu setelah tangannya di pegang.

Gadis itu bahkan tidak memperdulikan kakinya yang sempat terkilir saat berlari, sakit karena keseleo tidak penting sekarang. Yang penting adalah, Gemi bersama dengannya. Walaupun meringis, dia tetap memaksakan untuk tersenyum manis.

"Gue Sagitarus," jawabnya.

"Gue nggak nanya itu, gue nanya ngapain lo disana, hah!" Teriak Gemi lagi, Sagi bingung, bukannya pertanyaan Gemi bukan itu ya?

"Gue takut lo kenapa napa," ucap Sagi memasang wajah khawatir.

"Lo siapa, kasih liat ke gue dimana DM an lo," Gemi mengeluarkan ponselnya dari saku celana, dan menunjukkan isi DM instagramnya yang kebanyakan dari para gadis pemujanya.

Sagi meneliti semua DM yang masuk dan menemukan chatnya berada diurutkan ke 9, dia langsung membuka room chat itu.

"Lo udah nembak gue di sini?" Tanya Gemi, Sagi mengangguk.

"Udah gue tolak, kan?" Walau dengan berat hati, Sagi menganggukkan kepalanya.

"Jadi kenapa lo masih gangguin gue sih!" Tepat saat mengatakan itu, hati mungil Sagi potek. Jantungnya seperti digempur gemuruh Guntur yang menggelegar, hatinya mengelos sakit mendengar hal itu.

"Lo itu nggak lebih dari gadis pencari perhatian!" Teriak Gemi lagi, tepat di depan wajah Sagi. Gadis itu terdiam sejenak, ucapan Gemi sukses membuatnya kesal dan patah hati bersamaan.

"Tapi, gue kesini bukan karena maksa," walau hati amburadul, Sagi tetap ingin menjelaskan kejadian sebenarnya.

"Gue nggak mau tau, karena lo-" Tangan Sagi menutup bibir Gemi dengan cepat, membuat laki-laki itu membulatkan matanya kaget.

"Lo jangan ngomong dulu, giliran gue yang ngomong," Gemi dengan ragu menganggukki ucapan Sagi.

"Denger ya, Raedan Gemini Pelyton. Gue itu kesana tadi murni karena khawatir sama lo, diluar gue suka sama lo! Jadi, mau lo rendahin gue atau apapun, nggak ngaruh!" Kata Sagi menatap tajam mata Gemi yang meneguk ludahnya sendiri. Ini siapa yang ditolak dan siapa yang lebih garang? Ketua geng ZOAX bisa-bisanya terdiam dihadapan Sagi.

"Sana balik ke rumah, lo pikir dengan berantem gitu masalah kalian selesai? Terus geng lo bakalan menang? Gue saranin kalian ikut pertandingan gulat atau tinju, biar babak belurnya bermanfaat," sarkas Sagi melepaskan kembali tangannya yang menutup bibir Aries.

Dengan langkah pasti, Sagi berjalan tergopoh gopoh, menyeret kakinya yang mulai terasa sakit. Meninggalkan Gemi yang terdiam mematung memperhatikan punggungnya menjauh.

"Gemi sialan!" Hardik Sagi.


Sagitarius with Aries [PROSES TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang