Bab 20 : Aries marah

81 44 25
                                    





Sagi dan Gemi dihukum membersihkan toilet selama 1 bulan, sedangkan Aries juga sama, tapi karena cowok itu sedang ikut perlombaan. Hukumannya di tunda sampai lomba renang selesai di adakan.

Setelah keluar dari ruangan kepala sekolah, Sagi melototi Gemi yang sedang mengobati bibirnya yang berdarah. Mereka berada di kursi depan UKS, Sagi mengikuti cowok itu karena ingin mengatakan sesuatu.

"Kalau lo nggak ada niatan bantu gue, kenapa dah disini segala," celetuk Gemi sambil meringis menahan sakit saat alkohol menyapu lukanya. Apalagi saat melihat mata gadis itu yang melototinya, sangat menakutkan.

"Gue mau lurusin tadi aja, gue terpaksa bilang kalau kita pacaran karena nggak mau Aries kenapa napa. Kasihan dia mau ikut lomba," jelas Sagi. Gemi menghentikan tangan yang mengobati pipinya.

"Terus gue? Lo nggak kasihan sama mantan crush lo ini?" Gemi menatap manik Sagi yang entah kenapa sangat cantik dan terasa teduh, dari saat dia bertemu gadis ini di panti asuhan. Mulai dari sana, hati dan pikirannya goyah, merasa penasaran dengan Sagi.

"Lo emang suka berantem nggak jelas, satu hukuman nggak buat lo jera," kata Sagi, Gemi mengangguk paham. Apa yang gadis ini katakan benar sekali.

"Kalau gitu gue ke kelas," Sagi meninggalkan Gemi yang menatap nanar punggung nya berjalan menjauh. Sejak kemarin, Gemi bingung dengan dirinya karena terus memikirkan gadis itu. Dia juga tidak tau kenapa.


****

Sagi menyusuri sekolahan, dia berusaha mencari Aries yang sejak keluar dari ruangan kepala sekolah tidak kelihatan lagi batang hidungnya. Cowok itu bahkan belum mengobati luka diwajahnya, padahal kemarin malam sudah ada pukulan dari Raja.

Sagi sangat mencemaskan cowok itu, tapi seketika sedikit lega saat melihat Aries sedang berlatih memukul samsak di ruangan taekwondo. Sagi melihat sekitar, tidak ada siapa-siapa selain Aries. Dengan perasaan lega Sagi berjalan mendekati Aries.

"Sini biar gue obatin," Sagi mengeluarkan obat merah dan kapas yang sempat dia ambil tadi saat bersama Gemi, Aries tidak menjawabnya, cowok itu sibuk memukul samsak.

"Aries, sini in lukanya biar gue obatin," Sagi berdiri makin dekat, tepat di belakang. Tapi Aries terus sibuk tidak memperdulikan gadis itu, Sagi tau kalau suaranya di dengar hanya saja di acuhkan.

"ARIES!" Memang batas kesabaran Sagi, sebelah dua belas dengan akhlaknya.

"Gue cuma mau ngobatin lo," suara Sagi memelan saat Aries berhenti memukul samsak. Dengan napas memburu, wajah yang memerah, Aries berbalik menatap Sagi.

"Gua nggak perlu!" Jawab Aries menatap mata Sagi tajam.

"Sini in," Sagi memegang rahang Aries mengacuhkan penolakan cowok itu.

"GUA BILANG NGGAK USAH, LO BUDEK!" Aries berteriak tepat didepan wajah Sagi, membuat gadis itu terkejut dan memejamkan mata mendengarnya.

"Gua benci cewek yang keras kepala kayak lo!" Aries maju, berucap dengan mata yang terus tajam.

"Lo pikir lo spesial karena di sukai balik cowok kayak dia, ENGGAK!" Aries membentak Sagi lagi dan lagi.

"Lo kenapa sih Ries?" Sagi masih bisa sabar dengan menanyai cowok yang sudah meledak ledak itu.

"Jangan muncul lagi di depan gue." Aries berucap dengan tegas, membuat hati mungil Sagi merasa sakit mendengarnya.

Wajah cowok itu berubah smirk menatapnya,"Kalian berdua, cocok," tambahnya sambil berlalu pergi dari sana.

Meninggalkan Sagi yang terdiam mematung. Mendengar ucapan Aries ternyata lebih menyakitkan dari ucapan Mamanya malam itu. Entah kenapa, atau karena Aries adalah orang yang selalu ada untuknya tapi akhirnya mencampakkannya.

"Ries, lo kenapa sih," Sagi bergumam. Perasaannya campur aduk, antara bingung dan ketakutan. Ternyata benar, semua orang tidak ada yang mendampinginya lagi sekarang.

******

Aries melajukan motornya dengan kencang, membelah kerumunan mobil dan motor. Dia menyelip nyelip di antara mobil besar, membawa pikiran kacaunya. Dia marah, benar, dia sangat marah. Melihat Sagi yang memilih Gemi daripada dirinya membuatnya kesal, gadis itu telah melukai hati seorang Aries. Padahal, kurang apa Aries selama ini padanya. Dia selalu perhatian dan selalu ada untuk gadis itu. Tapi, Sagi malah memilih Gemi dan melupakan dirinya.

Dengan pikiran yang berkecamuk, Aries terus menambah kecepatan motornya, sampai dia tidak melihat lampu merah di depan. Dengan kencang Aries melewatinya, dan tidak melihat mobil dari arah kanan yang langsung menubruk motornya. Aries terpental, jauh, sampai ke trotoar, sedangkan motornya menggelinding di jalanan. Beruntung, cowok itu langsung terlempar ke trotoar, kalau tidak, dia akan terseret bersama dengan motornya.

Orang-orang yang berada disana langsung mengurumuni Aries yang tergeletak di trotoar tidak sadarkan diri, sedangkan mobil yang menabraknya berhenti untuk melihat keadaannya.


*****

Sagi masuk ke kelas dengan tatapan kosong, dia tidak bisa menyadarkan dirinya sendiri dari keterkejutan tentang Aries yang membentak dan mengusirnya. Bahkan cowok itu tidak ingin lagi bertemu dengannya, padahal kemarin malam mereka berciuman. Apa maksud Aries, setelah membuat hati Sagi tersentuh, cowok itu mencampakkannya? Meninggalkan dan mengusir seenaknya.

Juliana yang melihat hal itu langsung menepuk pundak Sagi yang berjalan sambil melamun.

"Gi, gimana tadi?" Tanyanya, dia dan Ningrum mendengar keributan Aries dan Gemi. Tapi tidak bisa membantu karena sedang ada guru yang masuk ke kelas.

"Udah selesai, Jul," jawab Sagi dengan pelan. Juliana melihatnya dengan cemas, sahabatnya ini persis seperti mayat hidup yang kehilangan semangat hidup.

"Eh, si Gemi mukulin kepala sekolah!" Teriak Ningrum yang tiba-tiba masuk ke kelas dengan tergesa gesa.

Semua orang di kelas terkejut, begitu juga dengan Sagi yang membulatkan matanya kaget.

"Kenapa Ning?" Juliana bertanya dengan panik.

"Di ruangan kepala sekolah, Gemi murka," kata Ningrum menarik Sagi keluar dari kelas.

Sagitarius with Aries [PROSES TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang