Akhir Sagi dan Aries

70 38 18
                                    


Sagi tidak berhenti menangis, bahkan saat di motor Gemi dia masih terus terisak. Membuat ketua geng ZOAX itu merasa resah, dia tidak berpengalaman mengurus gadis yang sedang bersedih seperti ini. Motor cowok itu masuk ke pekarangan panti asuhan sesuai dengan permintaan Sagi tadi. Dia tidak punya ibu dan adik perempuan, jadi, sangat kaku berucap untuk menenangkan Sagi. Dia tau kalau gadis ini sedang menangisi Aries, siapa lagi kalau bukan atlet itu yang mempermainkannya.

Saat Sagi turun dari motor, Gemi bingung melihat wajah Gadis itu yang kembali baik baik saja, tidak ada bekas menangis ataupun tanda kesedihan.

"Lah, udah berenti nangisnya?" Tanya Gemi memastikan, Sagi merengut enggan menatapnya, membuang muka ke arah lain.

"Sagitarius ... ," langkah Sagi terhenti saat Gemi memanggil namanya.

"Gue tau lo sedih gara-gara Aries, tapi, dunia lo bukan semuanya bergantung sama cowok itu," ucap Gemi, Sagi kembali mengingat kesedihannya.

"Lo dan dia terlalu susah, jangan paksa in hati lo," tambahnya lagi, Sagi kembali berjalan meninggalkan Gemi masuk ke pintu panti asuhan.

"Karena hati gue entah kenapa sakit, pas liat lo tangisin Aries," gumam Gemi.

*******

Hari ini Sagi masuk sekolah dengan sendu, sekarang keputusan untuk masalah Gemi yang memukul kepala sekolah. Sudah ada sekretaris Papa nya yang hadir, Sagi juga tengah bergegas ke sana karena juga ikut terkena hukuman.

"Awas aja kalau lo dihukum berat, gue doain itu Pak Rusdi masuk neraka," ucap Juliana berjalan tepat di samping Sagi, Ningrum yang di sebelahnya juga ikut protes.

"Lo ada kita disini, ingat, Abinya si Juliana itu kaya, semuanya bisa kita bayar," tambahnya.

Sagi terkekeh, di era gempuran masalah datang silih berganti, dua sahabatnya selalu ada bersamanya dan ini sudah cukup.

"Bunda lo jadi datang?" Sagi mengangguk menjawab pertanyaan Ningrum.

"Tapi nanti, soalnya lagi nganterin adik panti kerumah sakit," ucapnya.

"Kita nggak bisa masuk ke dalam, lo yang baik ya," Juliana menepuk punggung Sagi.

Saat masuk keruangan kepala sekolah, Sagi melihat Gemi dan sekretaris Papanya, kepala sekolah dan beberapa guru sedang berbicara dengan serius. Sagi dituntun untuk duduk di seberang Gemi, tanpa menoleh cowok itu.

"Kami memutuskan untuk menskors ananda Raedan Gemi Pelyton selama 1 bulan dan ananda Malawa Sagitarius Kyletra 2 minggu untuk kejadian ini," ucap Pak Rusdi.

"Ini sudah keputusan final dan keputusan yang tepat," tambahnya. Sekretaris Papanya Gemi mengangguk setuju.

"Di mulai besok, kalian berdua sudah di skors," Sagi mendengarkan sambil menatap kosong ke arah meja bundar kepala sekolah, dia tidak tertarik dengan ucapan gurunya itu, pikirannya sudah kacau sejak kemarin.

Begitu juga saat diluar, Ningrum dan Juliana sudah menunggu mereka untuk mendengarkan keputusan kepala Sekolah.

"Gi, gimana?" Tanya Ningrum tidak sabaran.

"Di skors dua minggu," jawab Sagi dengan tatapan kosong.

"Bangke lo Gem!" Gemi yang baru keluar dari ruangan kaget mendapat umpatan dari Juliana.

"Gara gara lo Sagi ikutan di Skors," tambahnya menatap tajam Gemi yang malah menoleh ke Sagi dengan khawatir.

Tiba tiba Aries lewat dengan Alina di samping nya membuat Juliana dan Ningrum menoleh keheranan, apalagi saat melihat gadis yang sempat di ceritakan Sagi, anak kandung Mama dan Papanya disana juga.

Aagi menoleh ke Aries yang tidak menatapnya sedikitpun. Kepala sekolah dan guru lainnya keluar saat Aries dan Alina berdiri di depan pintu.

"Eh, siapa ini?" Tanya kepala Sekolah.

"Dia Aries, Pak. Yang lolos seleksi London," ucap Rusdi berbisik ke pak Sufhi yang bisa didengar semua orang.

"Wah, selamat ya. Kamu memang berbakat sekali," Pak Sufhi menyalami Aries yang tersenyum sedikit.

"Dan ini?" Kepala sekolah menunjuk Alina.

"Saya sepupunya, Pak. Murid baru," Alina membuka suara.

"Oh, anak Pak Heru dan bu Asih," Alina mengangguk mengiyakan, semua kegiatan dan pembicaraan mereka di saksikan oleh Sagi dan semua yang ada disana.

"Saya mau pamit, Pak," Aries membuka suara.

"Ah, kamu lolos dan akan belajar di London kan ya?" Pak Sufhi tersenyum senang.

"Kapan berangkatnya," tanyanya lagi.

"Minggu ini Pak," Pak Rusdi menjawab.

Sagi terkejut mendengar hal itu, Aries akan pergi, ke London? Cowok itu tidak mengabarinya atau memberitahu. Tapi, apa hubungannya. Mereka bukan lagi sepupu ataupun teman dekat, Sagi tidak perlu di beritahu semuanya tentang cowok itu.

Sagi terdiam, sekarang, apa arti dirinya untuk Aries, dia sempat mengira kalau cowok itu menyukainya sebagai gadis biasa, tapi ternyata, cowok itu hanya mengurusnya karena mengasihaninya. Apakah Sagi harus senang atau sedih?

"Sagi ,,, " Gemi menoleh ke Sagi yang berlalu pergi meninggalkan semua orang dengan tatapan kosong. Begitu juga Aries yang menolehnya dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Gue lega lo baik-baik aja, Ries," Sagi bergumam pelan, matanya berkaca kaca, bulir air mata sudah membasahi pipinya.

Dengan langkah perlahan, Sagi menyusuri koridor sekolah. Hatinya sakit, tidak mampu berucap apa apa lagi. Mungkin ini akhir dari Sagitarius dan Aries. Akhir yang mungkin berubah menjadi perpisahan menyakitkan. Semua nya terjadi begitu cepat, Aries di hidupnya, orangtua dihidupnya, tidak ada yang bertahan lama.

"Semoga sukses disana," Sagi tersenyum.

                  ~~~○○~~Tamat~~○~~~

Sagitarius with Aries [PROSES TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang