Bab 8 Aku Menemukan Dia

562 82 7
                                    

Aku akhirnya melakukan sesuatu untuk anak itu.

~~~~~

Dongjun dan Dingzhi kembali ke sekolah, Dongjun membawa Dingzhi ke ruang kepala sekolah yang merupakan tempat memantau CCTV, mereka berdiri di depan komputer bersama, tangan Dongjun berada di atas mouse menggerakkan benda itu untuk menemukan rekaman video yang sesuai.

"Ini dia." Dongjun menunjukkan rekaman video siang ini saat Wenjun datang menjemput Anshi. Tangan Dingzhi mengepal erat, itu memang Wenjun.

"Apa dia benar Wenjun?"

"Ya." Dingzhi meraih telepon dari saku celananya, dia lalu berjalan menjauh sedikit untuk berbicara dengan orang yang dia telepon.

"Temukan Wenjun." Hanya itu yang Dongjun dengar sebelum Dingzhi kembali mendekatinya.

"Aku ingin memeriksa parkiran, aku harus tau mobil yang di bawa Wenjun."

Dongjun mengangguk dan memeriksa CCTV di tempat parkir, pada tangkapan video memperlihatkan jika Wenjun mengendarai sebuah mobil sedan berwarna silver, plat nomornya tercetak jelas saat mobil itu memutar.

"Periksa dimana keberadaan mobil sedan berwarna silver dengan plat mobil bernomor 7201, aku ingin laporannya dalam 10 menit."

Dingzhi kembali mematikan sambungan teleponnya,dia lalu menoleh pada Dongjun.

"Terimakasih."

"Bukan masalah."

Setelah itu keduanya terdiam dan secara alami berjalan keluar dari ruang kepala sekolah bersama.

"Kamu bisa pergi, semoga kamu bisa segera menemukan Anshi." Dongjun tidak repot-repot menunggu jawaban Dingzhi, dia segera pergi menuju tempat parkir khusus untuk para pengajar, dia mengambil sepedanya dan pergi.

Sementara Dongjun pergi, Dingzhi masih disana, ekspresi wajahnya tampak rumit, benar-benar tidak tau harus bersikap bagaimana pada Dongjun. 40 menit yang berlalu sebelum ini benar-benar sulit untuk Dingzhi dan Dongjun, mereka berdua berada dalam tekanan kecanggungan dan rasa enggan, benar-benar tidak berharap untuk terjebak di waktu sama lagi.

+++++

Pada malam hari Dongjun pergi ke salah satu restoran bersama teman-temannya, saat waktunya pulang dia berpisah dengan mereka, Dongjun pulang dengan jalan kaki, tangan kanannya memegang stik eskrim, dia baru saja membeli es krim saat melewati sebuah minimarket tadi.

Dia berjalan santai sambil melancarkan pencernaannya setelah makan, Dongjun berkeliling tanpa tujuan di taman dekat rumahnya. Tanpa sengaja dia melihat Dingzhi yang duduk sendirian dengan wajah kusut.

"Kenapa hari ini aku bertemu dia terus."

Dongjun menggerutu pelan setelahnya dia melewati Dingzhi begitu saja sambil menggigit eskrim nya.

"Anshi belum di temukan?"

Dingzhi mendongak, dia sedikit terkejut melihat Dongjun ada didepannya, pria yang lebih muda beberapa tahun darinya itu tampak menggigit eskrim nya dengan acuh, matanya menatap Dingzhi dengan penuh tanya.

"Plat nomor di mobil itu palsu, tidak heran dia sangat tenang saat memperlihatkan plat mobil itu ke kamera pengawas, ternyata wanita itu tidak sepenuhnya bodoh."

Dongjun dapat melihat sudut bibir Dingzhi yang naik sedikit membentuk seringaian. Dongjun menghela nafas pelan, dia kini masih berdiri di depan Dingzhi, pria itu tengah mempertimbangkan apa yang ingin dia lakukan selanjutnya, walaupun Dongjun sudah memberitahu Dingzhi dengan tegas kalau dia (Dingzhi) tidak dapat menyalahkan Dongjun atas masalah ini. Namun entah kenapa dia tidak bisa mengacuhkan masalah ini begitu saja, dia tetap saja tanpa sengaja terus memikirkan keadaan Anshi, apakah anak itu baik-baik saja, apa Ibunya memperlakukan anak itu dengan baik? pertanyaan ini benar-benar pertanyaan yang tak berguna. Wenjun adalah ibunya, bagaimana mungkin dia memperlakukan Anshi dengan buruk?

Unforgotten Destiny |YeBai|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang