Bab 4 Aku Bibi Mu

651 106 2
                                    


~~~~~~~~

"Nyonya Ye?"

"Dongjun? ini benar-benar kamu?"

Tangan kecil dalam gandengannya segera di lepaskan, wanita itu melangkah cepat menghampiri Dongjun yang kebingungan.

"Dongjun, sudah lama sekali."

Nyonya Ye hendak memeluk pemuda itu, namun dia segera teringat dengan apa yang telah di lakukan oleh putranya beberapa tahun yang lalu, hal ini membuat Nyonya Ye kembali melangkah mundur.

"Anda mengantar Anshi hari ini." Dongjun mengalihkan tatapannya pada Anshi yang berjalan sendirian mendekatinya.

"Guru."

"Selamat pagi, ayo cepat masuk, kelas akan segera di mulai."

"Nenek?" Anshi menoleh pada neneknya yang kini menunduk menatapnya.

"Jadilah anak baik, nenek akan menjemputmu nanti siang."

"Oke." Anshi memberikan anggukan singkat lalu masuk ke dalam kelas dan duduk di bangku nya sendiri.

"Bagaimana kabarmu?" Nyonya Ye tidak ingin melepaskan pertemuan ini begitu saja.

"Aku baik, bagaimana dengan anda?"

"Kenapa begitu kaku? Apakah kamu bahkan tidak mau lagi memanggil aku Bibi?"

Dongjun tersenyum malu, masalah sudah sampai seperti ini, bagaimana mungkin dia berani memanggil Nyonya Ye Bibi? walau bukan dia yang salah, tetap saja rasanya sangat canggung.

"Aku tidak mau di panggil 'Nyonya Ye.' apa yang terjadi sebelumnya adalah masalah di antara para anak muda, apakah aku bahkan tidak dapat menjadi Bibi mu lagi?"

"Bibi, bukan begitu, aku hanya.."

"Itu baru benar!" Nyonya Ye tersenyum lebar.

"Aku tidak tau kalau kamulah yang mengajar Anshi."

"Ini hanya kebetulan." Jawab Dongjun, tapi di hati Nyonya Ye dia tidak percaya, mana mungkin ada kebetulan sebaik ini?

"Baiklah, aku tidak akan mengganggumu lagi, ini waktunya kamu bekerja."

"Benar, sampai jumpa Bibi." Dongjun mengangguk singkat lalu masuk ke dalam kelas nya, Nyonya Ye menoleh ke dalam kelas dan terdiam di sana selama beberapa puluh detik hanya untuk menatap punggung Dongjun.

++++++

Kelas berakhir dengan cepat hari ini, Dongjun meletakkan alat peraga di tangannya ke atas meja lalu berdiri kembali di depan kelas.

"Sepertinya pertemuan kita hari ini harus berakhir di sini, jangan lupa untuk mengumpulkan kembali PR yang guru berikan besok ya."

"Baik!" Para anak murid menyahut antusias, mereka bukan antusias tentang PR tapi mereka sangat senang karna sekarang adalah waktunya untuk pulang. Anak-anak itu merapikan tas mereka sendiri, lalu memakainya.

"Ayo berbaris dan keluar perlahan, jangan saling mendahului."

Dongjun tidak ingin murid-muridnya berdesakan dan berlarian saat mereka keluar kelas, karna itu dia menerapkan sistem antri.

"Zhen Xin, besok tidak boleh membawa mainan ya."

"Hehe.. aku hanya membawa satu."

Unforgotten Destiny |YeBai|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang