Bab 11 6 Tahun yang Kacau

469 68 7
                                    

Sangat sulit untuk bertahan ketika kamu tidak bahagia dengan jalan kehidupan yang kamu pilih.

~~~~~

Ruangan itu memiliki banyak obrolan, Dongjun yang duduk di kursi depan berbicara ringan menjawab pertanyaan para orang tua, mata Dingzhi terus mengikuti Dongjun, matanya memancarkan kilat tidak senang saat dia mendapati seorang pria asing berdiri di belakang Dongjun, memberikan Dongjun pelayanan kecil yang memuakkan.

Di mata Dingzhi pria itu seolah sengaja ingin menyulut api kemarahannya, pria itu memberi Dongjun senyum lebar yang tampan, tapi ketika matanya bertubrukan dengan mata Dingzhi raut mengejek tampak jelas di matanya.

'Kraakk!'

Bolpoin yang sebelumnya di mainkan oleh jari-jari Dingzhi patah begitu saja saat matanya menangkap adegan Changhe yang membantu Dongjun untuk memberikan para orang tua jawaban, kedua tangan putih milik Changhe bertengger santai di kedua sisi pundak Dongjun, Dingzhi memperhatikan Dongjun dan tidak mendapati adanya raut kesal dari Dongjun, Dongjun terlihat menerima baik semua perlakuan Changhe.

"Tuan?" Qi Xuan menoleh dan menatap Dingzhi heran, tapi Dingzhi tidak memberi dia tanggapan dan hanya terus diam dengan mata lurus ke depan.

Qi Xuan tidak pernah melihat Dingzhi yang diam tapi di selimuti aura kemarahan, ini pertama kalinya, dan itu membuat Qi Xuan merasa tidak berdaya. Asisten pribadi ini tidak tau harus bagaimana agar dapat menghibur tuannya. Dia merasa kasihan pada bolpoin tak bersalah itu juga pada tangan Dingzhi yang terluka.

"Tuan, bagaimana kalau anda minum dulu, jus jeruk ini manis dan segar." Qi Xuan meraih botol jus di atas meja dan menyerahkannya pada Dingzhi.

Dingzhi mengambil botol yang sudah di buka oleh Qi Xuan, meminum isinya perlahan lalu meletakkannya kembali ke atas meja.

"Tangan anda terluka, sebaiknya anda membalutnya dulu."

"Aku akan pergi untuk membersihkannya di toilet."

Dingzhi mendorong kursi mundur lalu melangkah cepat keluar pintu, Dongjun yang ada di depan sempat melihat siluet Dingzhi yang pergi keluar ruangan dan tidak bisa menghentikan pemikirannya yang bertanya-tanya kemana pria itu akan pergi.

++++

Dingzhi berdiri didepan kaca toilet, ponsel nya yang ada di saku kemeja bergetar, setelah mengeringkan tangannya dia mengambil ponselnya dan mengangkat panggilan.

"Dimana uang ku?"

"Kamu benar-benar tidak tau malu ya?"

"Aku melahirkan putra mu, meski hak asuh anak itu jatuh padamu, aku juga tetaplah ibunya. memberiku sedikit uang memang sudah seharusnya kamu lakukan."

"Wenjun, aku memberimu posisi sebagai istriku, kamu seharusnya bisa hidup nyaman selama kamu bersikap baik, tapi kamu melanggar janji kontrak kita, apa yang terjadi padamu sekarang adalah hasil perbuatan mu sendiri."

"Posisi sebagai istri, omong kosong! Kamu berjanji akan memperlakukan ku dengan baik tapi kamu mengabaikan ku."

"Aku memberimu kehidupan yang nyaman tanpa kekurangan uang, dan kamu masih berani menyebut aku mengabaikan mu?"

"Ye Dingzhi apakah kamu memang pria seperti itu? Kamu hanya mencintai dirimu sendiri."

"Tidak, tidak. kamu bukannya mencintai dirimu sendiri, tapi orang yang kamu cintai bukan aku, itu adalah mantan tunangan mu itu kan?"

"Aku tidak akan berbicara omong kosong dengan mu, jangan meminta uang lagi padaku, atau aku tidak akan segan lagi padamu."

Dingzhi menutup telepon dengan kasar, pada saat ini kemarahan tampak jelas di wajah Dingzhi, dia sudah sejauh ini hanya karna wanita gila itu, dia tidak tahan lagi.

Kalau bukan karna Wenjun dan rival bisnisnya menjebak dia malam itu, tidak akan ada hari seperti ini. Kalau bukan karna Wenjun yang tiba-tiba datang dan mengancam nya dia tidak akan membohongi kedua orang tuanya dan Dongjun.

Apanya yang sangat mencintai dan kawin lari, wanita ini membawa dia pergi secara paksa, dan memaksa dia untuk menikah. Tidak ada yang pernah tau apa yang sebenarnya terjadi antara Dingzhi dan Wenjun selain mereka sendiri.

Meski sangat kesal, pada akhirnya Dingzhi tetap saja memilih untuk mundur selangkah dan perlahan-lahan mencaritahu apa yang terjadi sambil dengan santai melempar kebohongan keluar mengatakan dia telah menikah di luar negri dan hidup bahagia bersama Wenjun.

Dingzhi melewati 2 tahun bersama Wenjun hanya untuk mencari informasi tentang siapa sebenarnya rekan bisnisnya yang menggunakan Wenjun untuk menjebaknya, sayangnya pada akhirnya Dingzhi tidak bisa menemukan apa-apa. Rival bisnisnya ini bersembunyi dengan baik, setelah dua tahun tanpa penemuan dan tidak ada serangan lanjutan,  Dingzhi memutuskan untuk menceraikan Wenjun tapi berjanji akan tetap menghidupi wanita itu asalkan wanita itu tetap bungkam. 

Sebenarnya saling menjebak di dunia bisnis bukan masalah besar, tapi lawannya menggunakan narkoba, mereka membuat Dingzhi mengkonsumsi benda itu. Dingzhi sangat marah, seumur hidupnya dia bahkan tidak tau bagaimana wujud benda itu, tapi orang lain membuat dia mengkonsumsi benda terlarang itu, dia tidak bisa gegabah, jika berita di rilis maka reputasi keluarga Ye akan hancur total.

Hari-hari  itu begitu singkat, tanpa terasa 6 tahun terlewati begitu saja, Dingzhi akhirnya menemukan pelaku yang menjebaknya, dia tidak melaporkan pria itu ke polisi seperti pemikiran dia sebelumnya, namun dia menggunakan cara lain untuk membungkam pria itu dan membalaskan dendam.

Setelah hidup Dingzhi stabil dan yakin jika tidak akan ada bahaya lagi di sekitarnya, dia menjemput Anshi dari  sisi Ibunya dan membuat ayah dan anak itu hidup bersama di sebuah apartemen. Dingzhi sangat menyukai Anshi, meski dia sendiri tidak yakin kalau Anshi adalah putra kandungnya dia tetap menyayanginya. Apapun latar belakang Anshi yang sebenarnya, bagi Dingzhi dia adalah putranya, dia pergi ke sisi Wenjun untuk anak ini dan dia pergi dari Wenjun juga agar anak ini hidup lebih baik. 6 tahun Dingzhi yang kacau menjadi lebih baik karna ada Anshi di dalam nya.

'Tok Tok.'

Lamunan Dingzhi seketika terhenti ketika ketukan terdengar dari luar.

"Tuan, apakah anda ada di dalam?"

Dingzhi tidak menjawab tapi dia langsung membuka pintu dan keluar.

"Kenapa kamu disini?"

"Rapat sudah selesai, saya sudah merangkum semua untuk anda."

Senyum tipis di berikan Dingzhi untuk Qi Xuan, Dingzhi selalu tau kalau Qi Xuan dapat di andalkan.

"Ayo pulang."

"Tuan, Nyonya baru saja menghubungi dan ingin anda pulang bersama Tuan Muda Anshi."

Dingzhi mengerutkan keningnya heran, bukan kah ibunya sebelumnya bilang kalau dia dan ayahnya tengah pergi berlibur ke suatu tempat, kenapa sudah kembali dalam waktu sesingkat ini?

"Ibuku ingin aku datang?"

Qi Xuan mengangguk, "Nyonya memang mengatakan hal itu."

"Baiklah, ayo jemput Anshi dulu."

Kedua pria itu pergi meninggalkan area sekolah dan masuk ke dalam mobil.

"Tuan."

"Hm?"

"Keluarga Wang ingin mengadakan rapat dengan anda."

"Rapat apa?"

"Saya tidak tau."

"Katakan aku tidak mau, masalah sudah selesai aku tidak mau berhubungan dengan mereka lagi."

"Baik."

Dingzhi yang awalnya memiliki suasana hati yang sudah lebih baik mendadak menjadi kesal lagi, keluarga Wang adalah rival bisnisnya yang mengacaukan hidupnya enam tahun lalu, dua tahun lalu dia berhasil membersihkan keluarga itu dengan mengguncang pohonnya dari dalam. Dingzhi membantu anak bungsu keluarga Wang naik jadi pemimpin perusahaan dan dendam nya terbalas melalui kerjasama dengan anak bungsu itu.

Tapi meski begitu bukan berarti Dingzhi mau berhubungan baik dengan keluarga Wang, bagi Dingzhi kesepakatan kerja sama antara dia dan anak bungsu Wang itu sudah selesai sejak si anak bungsu itu menduduki jabatannya sebagai ketua.







TBC

Unforgotten Destiny |YeBai|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang