Bab 14 Melanjutkan Pertuangan 2

547 70 4
                                    

Sebenarnya, apa posisi ku di hati mu?

++++++++++

Mereka tiba di depan Apotik, Dingzhi menurunkan Dongjun dan membuat pria yang lebih muda darinya itu duduk di kursi panjang yang ada didepan apotik.

"Anshi, kamu tunggu disini dengan gurumu."

Dingzhi lagi-lagi memberikan perintah pada putranya.

"Iya!" Anshi menjawab cepat. Setelahnya dua orang di luar itu memperhatikan Dingzhi yang mendorong pintu kaca dan masuk ke dalam apotik.

"Ada apa?" Dongjun bertanya ketika dia melihat Anshi yang masih menatap pintu kaca apotik.

"Ayah sangat menyeramkan!"

Anshi mendongak, wajah kecilnya menunjukkan ekspresi takut sekaligus bingung, anak itu tidak tau apa yang membuat ayahnya tidak senang. Dongjun tertawa, dia mengulurkan tangannya lalu membawa Anshi untuk duduk di sampingnya.

"Abaikan saja dia, kenapa kamu pergi ke taman kota di jam seperti ini?"

"Kami baru pulang dari rumah nenek, dan aku ingin bermain ayunan jadi ayah membawa aku kesana."

"Ini sudah sangat larut, kenapa ayah mu membiarkan kamu bermain di luar." Dongjun menggerutu pelan pada dirinya sendiri.

"Ini terlalu larut, anak kecil sepertimu seharusnya sudah pergi tidur, bukannya bermain."

"Hanya bermain sebentar...!"

"Kamu tidak boleh sering melakukannya, kalau kamu sering tidur terlambat kamu tidak akan tumbuh tinggi!"

Wajah kecil itu ketakutan, dia cemberut dan segera mengangguk, dia sangat takut kalau dia tidak tumbuh tinggi. Ayah nya dan guru Baili sangat tinggi, dia tidak mau pendek sendirian.

"Kamu berjanji tidak akan melakukannya lagi!"

"Iya!" Anshi mengangguk cepat, dan segera diam setelah dia melihat Dingzhi datang dengan satu kantong plastik di tangannya.

"Apa yang kamu lakukan..!"

Dongjun menarik kakinya ketika Dingzhi berlutut didepannya dan hendak memegang kakinya.

"Diam." Dingzhi memegang kaki Dongjun cukup erat membuat Dongjun terkejut tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa.

"Aku bisa melakukannya sendiri." Dongjun masih berusaha tapi Dingzhi menahan kaki nya lebih kuat dan Dongjun meringis ketika cengkraman itu membuat lukanya terasa sakit.

"Diam, jangan membuat aku terus mengulangi perkataan ku."

Dongjun menyerah, dia tau penolakannya tidak ada gunanya. Namun kekesalan di hati Dongjun tidak pernah berkurang, terlebih ketika dia melihat Dingzhi dengan hati-hati merawat luka di kaki nya.

Dongjun tidak bisa berhenti memikirkan apa yang Dingzhi inginkan dengan membantu dia seperti ini. Sebelumnya pria itu sendiri berkata agar mereka tidak perlu berhubungan terlalu baik, dia juga sudah berjanji untuk tidak saling bertemu lagi, tapi kenapa sekarang jadi seperti ini? Semakin di hindari semakin mereka sering bertemu!

Dongjun mengalihkan tatapannya ketika Dingzhi akhirnya selesai menempelkan plester di luka nya.

"Sudah selesai." Kata Dingzhi lalu berdiri, Dongjun mengangguk lalu menatap plester di kaki nya, suasana mendadak jadi canggung.

"Ayo pulang."

Dingzhi melihat Anshi yang mulai menguap pelan, senyum kecil terlihat di bibirnya, dia mengulurkan tangannya lalu membawa Anshi ke dalam gendongannya. Dongjun lagi-lagi mengalihkan tatapannya dari Dingzhi, dia ingin segera pergi sendiri tapi sepedanya ada di mobil Dingzhi. Benar-benar malam yang sial.

Unforgotten Destiny |YeBai|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang