seseorang berkata kontak fisik harus sering di lakukan untuk mengembangkan hubungan...
~~~~~~~~
Jangan berfikir jika semua masalah telah selesai, Dongjun bukan lah dewa dan dia tidak punya kebaikan sebesar itu, meski Dingzhi telah mengatakan semua kebenarannya namun Dongjun tetap merasa tidak puas. Pada kenyatannya dia memang telah menanggung kerugian dan sakit hati selama bertahun-tahun, bagaimana mungkin rasa sakit yang di tanggung selama enam tahun lamanya dapat dengan mudah di lenyapkan hanya dengan satu kata maaf?
"Apa kamu benar-benar ingin seperti ini?"
"Kamu keberatan?"
Dingzhi terdiam, bagaimana mungkin dia berani bilang keberatan? Dongjun sudah menyatakan persetujuannya untuk memulai kembali pertunangan, namun Dongjun memberi dia batas waktu, jika dalam tiga bulan Dongjun tidak merasakan adanya kenyamanan serta keinginan untuk terus bersama Dingzhi, maka mereka berdua harus menganggap jika jodoh mereka berdua memang sudah selesai, dan mereka akan kembali menjadi seperti sebelumnya, saling menganggap satu sama lain sebagai orang asing.
"Aku tidak masalah jika kamu keberatan, toh bukan aku yang ingin mengulang semuanya kembali." Dongjun menatap Dingzhi yang masih terdiam, kesabarannya mulai terkikis, angin dingin bertiup pelan menerbangkan helaian rambut halusnya.
"Bagaimana mungkin aku keberatan, aku seharusnya berterimakasih karna kamu memberi aku kesempatan kedua." Senyum tipis Dingzhi berikan untuk Dongjun yang kini tampak mengangguk puas.
"Bagus, kalau begitu, apakah kita bisa pulang sekarang?"
"Ya." Keduanya kembali memasuki mobil dan mobil itu perlahan melaju meninggalkan tepi pantai. Dingzhi melirik Dongjun yang terlihat mengusap kedua tangannya kedinginan.
"Apa kamu merasa dingin?" Dingzhi bertanya seraya melemparkan lirikan singkat pada Dongjun.
"Ya." Jawab Dongjun.
"Kalau begitu mari kita nyalakan penghangat." Tangan Dingzhi bergerak di bagian dashboard mobil, jari-jari rampingnya menekan beberapa tombol yang kemudian mengeluarkan udara panas, mobil yang dingin seketika terasa hangat dan Dongjun kembali merasa nyaman.
"Mobil mahal memang sangat bagus." Kata Dongjun pelan, sementara Dingzhi hanya menanggapinya dengan senyum singkat.
++++++
Perjalanan pulang berlangsung selama tiga jam, Dongjun awalnya ingin tetap terjaga menemani Dingzhi walau dalam kesunyian, tapi pada akhirnya dia tetap jatuh tertidur saat mobil baru saja berjalan selama 45 menit.
Ketika Dongjun terbangun, dia menyadari jika dia kini berada di tempat asing, alisnya mengerut dalam menatap langit-langit putih bersih di atasnya, lampu tidur berwarna kuning di atas meja bersinar lembut. Dongjun memeriksa jam di ponselnya yang di letakkan di atas meja yang berada di samping tempat tidur. Pukul 1 dini hari.
Dongjun menguap pelan, dia kelelahan namun perasaan berada di tempat asing membuat dia tidak nyaman. Dia bangkit dan berjalan menuju pintu kamar, ketika pintu kamar di buka, bau pengharum ruangan beraroma seperti rumput basah tercium di penciumannya. Dia linglung sejenak merasa tiba-tiba saja ingatannya terbang ke masa lalu, dia kenal aroma ini, dan dia jug kenal rumah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgotten Destiny |YeBai|
FanfictionPertemuan yang tidak di sengaja membawa keduanya kembali pada kenangan di masa lalu.