+++++++Satu bulan kemudian pihak sekolah Xueyue akhirnya menemukan solusi pengaman untuk anak-anak agar tidak di jemput oleh orang yang salah, setelah para guru sepakat undangan rapat pun di sebar, orang tua murid serta orang-orang yang di kirim orang tua untuk menjemput anak mereka harus hadir ke sekolah pada waktu yang di tentukan.
Kebetulan murid sekolah ini tidak banyak, hanya 100 orang, bagaimana pun mereka adalah sekolah yang baru di buka kurang lebih satu tahun, mendapat 100 murid sudah termasuk memuaskan.
Kursi di sebar di ruangan beserta meja panjang, di atas meja panjang ada banyak makanan ringan serta botol air mineral, beberapa mangkuk kaca berisi permen juga di letakkan di atas meja sebagai hiasan.
"Dongjun, bagaimana?"
Yue Yao masuk ke dalam ruangan, dia melihat ke atas meja panjang yang telah tersusun rapi, piring berisi berbagai jenis kue sudah di tata sedemikian rupa. Paman Fu meletakkan mangkuk permen terakhir lalu pergi ke luar ruangan.
"Sudah beres." Dongjun meletakkan botol terakhir air mineral di atas meja lalu beralih menatap Yue Yao.
Wanita itu tampak cantik hari ini, mengenakan gaun terusan putih tanpa hiasan berlebih, sepatu dengan hak pendek terpasang di kakinya, sementara rambutnya yang hitam panjang dia gerai sebagian dan sisanya di jepit dengan jepit yang di hiasi mutiara dengan warna yang senada dengan pakaiannya.
"Guru Yue cantik sekali hari ini. Apakah kamu akan rapat denganku atau pergi berkencan?"
"Hari ini sekolah di liburkan, kita bisa pergi berkencan setelah rapat."
"Siapa yang mau kencan dengan mu, pergilah, jangan curi kekasih ku." Suara protes terdengar dari arah belakang, Changhe berdiri di depan pintu dengan seringaian menghiasi wajahnya.
"Siapa yang kekasih mu." Yue Yao berkata tidak senang.
"Dia." Changhe menunjuk Dongjun, Dongjun tertawa kecil, yang tidak tau akan percaya begitu saja dengan ucapan Changhe.
"Kamu bukan guru disini, kenapa kamu datang."
"Yang datang ke sekolah ini tidak harus guru, kekasih juga bisa datang."
"Jangan bicara omong kosong, katakan apa mau mu??" Yue Yao semakin kesal sementara Changhe tampak acuh, dia menemukan kursi untuk dirinya sendiri lalu duduk di sana dengan tenang.
"Su Changhe!" Yue Yao semakin marah, sejak mereka saling kenal pada masa SMA, Yue Yao dan Changhe memang tidak pernah menyukai satu sama lain, alasan mereka bisa berada di tempat yang sama dan duduk di meja yang sama tak lain karna disana pasti ada Dongjun.
"Aku juga penasaran kenapa kamu ada disini." Dongjun berbalik dan menatap Changhe yang kini tengah memakan satu potong kue.
"Aku melihat pria itu di depan gerbang saat mengantar Yumo, aku tidak senang jadi aku membawa mobil ku berbelok masuk kesini."
Dongjun mengerutkan kening nya bingung tidak yakin pria mana yang di maksud oleh Changhe. Selain itu sekolah Mu Yumo, keponakan dari Su Changhe berada sekitar 2 KM dari Xueyue, Dongjun dapat pastikan kalau Changhe tidak mengatakan yang sebenarnya.
Sementara Dongjun tengah sibuk menebak-nebak, Yue Yao akhirnya sudah melihat jelas tujuan Changhe datang dan duduk di sini.
"Aku tau sekarang, kamu pasti datang untuk bermain."
"Benar, dan target ku ada disini, kalian berdua abaikan saja aku, aku akan bersenang-senang sendiri!"
Senyum lebar tampil di wajah Changhe, terlihat sangat bahagia, namun jika di perhatikan sedikit lebih teliti orang-orang akan tau kalau Changhe sebenarnya sedang tidak senang, hal itu terlihat dari telapak tangannya yang mengepal erat di atas pahanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgotten Destiny |YeBai|
Fiksi PenggemarPertemuan yang tidak di sengaja membawa keduanya kembali pada kenangan di masa lalu.