Bab 20 Pantas Saja Di Ceraikan.

268 47 6
                                    


Sesuatu yang di dapatkan dengan cara yang buruk pada akhirnya tidak akan menjadi apa-apa.

~~~~~~~~

"Dongjun, apa kamu lapar? bagaimana kalau kita membeli sesuatu untuk kamu makan?"

Dingzhi bertanya saat mereka berdua melewati stan makanan di pinggir jalan, para anak muda ramai mengantri bersama teman atau pasangan mereka. Dongjun tidak menjawab, dia hanya melirik sekilas lalu tetap melanjutkan langkahnya.

'Oh dia tidak mau?' Dingzhi menebak, namun tebakannya salah karna setelah itu Dongjun berdiri di depan salah satu stan makanan.

"Aku mau dua tusuk." Kata Dongjun pada penjaga stan, pemilik itu membungkus dua tusuk daging domba yang baru selesai di panggang lalu memberikannya pada Dongjun.

"Dia yang bayar." Kata Dongjun lalu pergi begitu saja, senyum kecil hadir di wajah pria paruh baya itu, merasa lucu melihat pasangan muda yang sepertinya sedang bertengkar itu.

"Ini." Pemilik stan itu tiba-tiba memberikan dua bungkus coklat pada Dingzhi.

"Paman, ini.."

"Suasana hati yang buruk dapat di atasi dengan makanan manis." Kata paman itu sambil tersenyum lebar.

"Terimakasih." Dingzhi menatap dua bungkus kecil coklat di tangannya dengan wajah senang.

"Dingzhi!"

"Iya, aku datang!" Dingzhi mengangguk sekali lagi pada pemilik stan lalu mendatangi Dongjun yang sudah berdiri di depan stan lainnya.

"Bayar." Kata Dongjun lalu kembali berbalik pergi dengan satu gelas besar jus melon di tangannya.

"Kembalian anda tuan."

"Terimakasih, Dongjun tunggu aku!"

Keduanya lalu berjalan secara perlahan melewati satu demi satu stan makanan, lampu jalan bersinar terang, jalanan yang ramai membuat suasana menjadi hangat.

"Aku baru menyadari sekarang, lingkungan tempat tinggal apartemen mu sangat meriah dan menyenangkan."

"Tentu saja, apartemen itu bukan apartemen keluarga dan privat seperti milik mu, itu adalah gedung apartemen yang mana penyewanya adalah kaum muda yang  bekerja dan belajar. Suasana seperti ini sangat wajar di sini."

"Anshi pasti akan sangat senang kalau dia datang ke tempat ini."

"Kamu seharusnya membawa dia."

"Aku akan membawa dia lain kali."

Dua pria yang berjalan di bawah lampu jalan itu terlihat sangat harmonis, kedua orang itu tidak banyak bicara, tapi suasananya sangat nyaman bagi keduanya.

"Naiklah, aku akan pulang."

Dingzhi berdiri didepan Dongjun yang kini sibuk menikmati jus melon yang ada di genggaman tangannya, dua tusuk daging domba yang sebelumnya di belikan oleh Dingzhi selesai di makan dalam waktu yang sangat singkat.

"Kamu pulang?"

"Iya." Dingzhi mengangguk, tangannya terangkat lalu bergerak lembut mengusap bibir Dongjun yang ternoda air.

"Oke, pulang lah."

Dongjun mengangguk acuh setelahnya dia berbalik pergi.  Dingzhi tertawa kecil melihat Dongjun yang dengan santai berbalik pergi, dia tau bagi Dongjun saat ini mereka berdua tidak lebih seperti teman, jadi dia tidak boleh terlalu memaksa atau semuanya akan menjadi lebih buruk dari sebelumnya. Dingzhi tidak mau kehilangan kesempatan yang baru berhasil dia dapatkan setelah enam tahun lamanya, jadi satu-satunya yang bisa dia lakukan saat ini adalah bersabar, terus bersabar sampai Dongjun kembali terjerat padanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Unforgotten Destiny |YeBai|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang