Bab 19 Oke, Aku Akan Dengarkan Kamu

338 46 7
                                    


~~~~~~~~

Dingzhi melirik Dongjun yang berjalan di sebelahnya, kekesalan masih terlihat kental di wajah cantik itu.

"Apa yang kamu lihat??!" Dongjun bertanya kesal ketika dia mengetahui jika Dingzhi telah menatapnya dalam waktu lama sambil tersenyum. Dingzhi hanya menggelengkan kepalanya untuk menjawab Dongjun, senyum tipisnya belum juga luntur.

"Kalau begitu kamu lihat ke depan! aku tidak mau menolong mu kalau kamu tersandung!"

"Oke, aku akan menuruti apa yang di katakan istriku."

Tubuh Dingzhi seketika menegang ketika dia merasakan aura gelap serta lirikan tajam yang di lemparkan ke arahnya, dia menoleh ke arah Dongjun dan wajah pria itu terlihat berkali-kali lipat kesalnya. Dia cemberut total dengan ujung telinga yang memerah.

'Buk!' sebuah tinju yang cukup keras menghantam lengan Dingzhi.

"Bicara omong kosong lagi dan kamu lihat di mana aku akan meninju mu selanjutnya."

"Baiklah, aku akan dengarkan kamu."

Dongjun memutar matanya sebal, sudah berapa kali dia mendengar kata itu dari Dingzhi hari ini?

Tidak mau kehilangan waktu bermainnya, Dongjun tidak mau lama-lama lagi dengan Dingzhi, dia berbalik dan berjalan cepat sendirian menuju taman kota.

Dingzhi melihatnya pergi tidak mengatakan apa-apa dan hanya mengikuti Dongjun dalam diam.

Taman kota tidak jauh lagi, Dongjun yang berjalan di depan Dingzhi tiba-tiba teringat sesuatu, dia berbalik ke arah Dingzhi.

"Kamu datang sendirian, dimana Anshi?" Dongjun tiba-tiba bertanya

"Dia bersama Ibu."

"Kamu meninggalkan dia di sana lagi!"

Dongjun berkata dengan kesal, Dingzhi di didepannya segera menggelengkan kepalanya membantah tuduhan Dongjun.

"Dia ingin tinggal, ibu baru saja membelikan dia sebuah mainan robot baru dan juga membuat kolam ikan di dalam rumah, Anshi sangat menyukainya hingga tidak ingin pulang."

"Bibi membuat kolam ikan di dalam rumah?"

"Sebentar lagi musim dingin, Ibu tau Anshi mencintai ikan-ikan itu, jadi dia memutuskan untuk menjaga mereka di dalam rumah."

"Itu memang bagus, suasana juga akan menjadi lebih sejuk saat di lihat di musim panas."

"Benar, apakah kamu ingin melihat nya? Aku akan membawa kamu melihatnya kalau sudah selesai nanti."

Dingzhi meraih tangan Dongjun dan menggenggam nya lembut, lalu membawa Dongjun untuk berbalik berjalan dengan cara yang normal, (sebelumnya Dongjun berjalan mundur),  Dongjun melirik ke arah tangannya yang di genggam oleh Dingzhi tapi tidak mengatakan apa-apa.

"Berapa lama itu akan selesai?"

"Karna ada beberapa bagian yang harus di buat ulang, mungkin itu akan selesai di akhir musim gugur."

"Kita akan pergi melihatnya."

Senyum Dingzhi menjadi cerah, mereka berdua terus berjalan dengan santai menuju tempat tujuan yang jaraknya hanya tinggal beberapa meter lagi.

"Yo, Dongjun!"

Sebuah suara terdengar dari arah belakang.

"Senior Xiao, lama tidak bertemu!" Keduanya berjabat tangan lalu saling berpelukan, tangan Dongjun  yang awalnya di genggam oleh Dingzhi terlepas begitu saja, membuahkan kerutan tidak suka dari Dingzhi yang hanya mampu diam dan melihat interaksi akrab keduanya.

Unforgotten Destiny |YeBai|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang