Cinta dan Luka.
Series ke-2 dari story My Little Lion.
Book ini memceritakan awal kisah antara Haechan, Jeno dan Mark.
Warning ⚠️ it's boyslove story.
Lee Haechan as dominant
Mark Lee as submissive
Lee Jeno as submissive.
Happy Reading!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . . .
"Kunang-Kunang."
. . .
"Kapan mau putusin Haechan?" celetuk Jaemin ketika Jeno memasuki kamar mereka di Asrama.
Jeno berjalan mendekat, lalu duduk di sisi Jaemin. "Aku belum bisa."
"Kenapa?" tanya Jaemin dingin. "Kamu gak cinta sama dia dan kita juga udah pacaran. Ngapain masih bertahan sama dia?"
"Aku belum bisa, Na," sahut Jeno lagi masih dengan kalimat yang sama.
"Kalau gitu kita yang putus aja," ujar Jaemin.
Jeno menggeleng ribut. Pemuda itu langsung memegang kedua tangan Jaemin dengan erat.
"Please jangan..... Aku sayang banget sama kamu, Na. Aku bahkan ngerasa gak bisa hidup tanpa kamu," kata Jeno memelas.
"Ya, kalau gitu putusin Haechan biar kita bisa hidup bahagia berdua," sahut Jaemin.
"Aku bakal putusin dia, tapi gak sekarang, Na. Aku harap kamu ngerti, ya?" balas Jeno.
Jaemin terdiam dengan mata yang fokus menatap pemuda di sampingnya.
Tapi kalau dipikir-pikir lagi, emang lebih baik Jeno nyakitin Haechan dulu sebelum mereka putus. Karena dengan begitu rasa cinta Haechan ke Jeno akan berubah jadi benci.
"Na!"
Jaemin tersentak kala Jeno menepuk pundaknya.
"Kenapa ngelamun?" tanya Jeno khawatir.
Jaemin menggeleng. "Gak apa-apa," sahutnya. "Ya, udah kalau itu emang mau kamu. Aku bakal ngikutin."
Jeno tersenyum, lalu memeluk Jaemin.
"Makasih, Na. Tunggu sampai aku siap buat mutusin Haechan, ya?" kata Jeno. "I love you."
"Ya," balas Jaemin singkat.
I love you, huh? Cinta dan hati gue cuma buat Haechan seorang, Jeno. Tunggu sampai lo nerima akibatnya karena udah berani mainin perasaan Haechan.
. . .
Mark tengah asyik makan donat sendirian di dapur. Renjun, Jisung dan Jungwoo yang tadi menemaninya sudah pergi ke kamar masing-masing untuk tidur.
"Kalau aku jadi Haechan, gak bakal mau bela-belain beli donat sampe kehujanan yang berujung gak dimakan."
Mark menatap donat coklat di tangannya penuh dendam. Jika saja ada laser di kedua matanya, donat tersebut pasti sudah musnah tak berbentuk lagi.
Hatchim!
Mark menoleh ke arah pintu kamar mandi ketika mendengar suara orang bersin. Ternyata Haechan.
