Series 2. BMLL(1)

1.6K 174 28
                                    

February, 2016

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

February, 2016.

'Hansaplast Dino'


.
.
.

Seorang pemuda tengah berbaring di ruang latihan. Kedua mata pemuda itu terpejam, napasnya naik turun tak beraturan. Dia baru saja selesai latihan.

"Pengen minum....."

Clik.

Pintu ruang latihan terbuka oleh seorang pemuda, namun hal tersebut tak membuat pemuda yang tengah berbaring terusik karena ulahnya.

"Lo kaya ikan kekurangan air," kata pemuda yang baru datang sembari menutup pintu, lalu berjalan mendekat.

Lee Haechan dan Mark Lee. Dua orang traine SM Entertainment yang beberapa bulan lagi akan debut.

"Gak mati, kan?" tanya Haechan kala pertanyaannya tidak mendapat jawaban. Ia duduk di samping Mark yang masih berbaring.

"Lo mau gue bunuh biar mati?"

Haechan terkekeh. "Yandere."

Mark tidak menyahut. Ia lebih memilih untuk memulihkan pernapasannya daripada meladeni perkataan pemuda berzodiak gemini di sampingnya.

Haechan juga tak bersuara. Ia melirik Mark yang terlihat nyaman dengan posisinya saat ini.

"Di mata gue dia kaya bayi," gumam Haechan sembari tertawa.

Senyuman di wajah pemuda itu merekah. Ia bergerak untuk meletakan kedua tangan di sisi tubuh Mark yang masih berbaring dengan mata terpejam.

Tatapan netra Haechan tak lepas dari wajah Mark. Secara perlahan entah sadar atau tidak, Haechan mencondongkan tubuhnya lalu memberi ciuman di bibir Mark yang seketika mendelik dengan ekspresi terkejut.

Bugh!

"Argh!"

"Lee Haechan bajingan!"

Haechan terkapar di lantai setelah mendapat pukulan secara tiba-tiba dari Mark. Sementara pemuda itu sudah mencicit ketakutan di sudut ruanganan.

"Eomaa, Markeu mau pulang!"

"Jangan! Bentar lagi kita mau latihan. Kalau nanti pelatih marah karena lo pulang, itu bukan urusan gue."

Walau sedang terkapar di lantai, Haechan tetap mendengar dan menyahuti perkataan Mark.

"D-diam!"

Haechan melirik, lalu tertawa kala melihat bagaimana kondisi Mark saat ini. Mencicit ketakutan sembari memeluk tas ransel dengan erat.

"Lo kaya cewek yang mau diperkosa, anjir!" kata Haechan. Pemuda itu mengubah posisi menjadi duduk. Ia meringis pelan karena sudut bibirnya terasa perih. Pukulan Mark lumayan juga, untung saja tidak sampai berdarah. Ya, mungkin hanya memerah.

Before' My Little Lion (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang