Series 2. BMLL(23)

1.2K 186 46
                                    

"Bulan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bulan."

.
.
.

Pagi ini Haechan terbangun dengan wajah cerah berseri penuh aura kebahagiaan. Dia bahkan bersenandung kecil ketika sedang membuat teh manis hangat di dapur.

Doyoung yang baru datang sampai heran melihat perubahan pemuda itu.

"Haechan....."

"Hm?" Haechan menanggapi tanpa menoleh karena sibuk mengaduk gula di dalam larutan air teh.

"Lo kenapa?" tanya Doyoung. Ia mengambil gelas untuk membuat kopi hitam. "Kayanya ada yang beda sama lo."

"Oh, ya?" Haechan menoleh dengan senyuman cerah. Sungguh membuat Doyoung semakin bingung. "Biasa aja, sih."

"Apanya yang biasa aja? Beneran ada yang aneh sama lo, Chan," balas Doyoung dengan kening mengkerut. "Biasanya juga muka lo lempeng seolah hidup enggan, mati gak mau. Ini sekarang ada ekspresinya. Cerah berseri gitu."

Haechan menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Emang iya dulu gue begitu?"

"Pake nanya lagi. Ya, jelaslah," ujar Doyoung kesal. "Butuh pembuktian? Silahkan tanya yang lain dan mereka bakal jawab lo itu udah kaya patung dikasih nyawa."

Haechan tertawa salah tingkah. Ternyata perubahan sikapnya setelah mengakhiri hubungan dengan Jeno cukup dratis. Ia bahkan tidak menyadari hal itu.

"Ya, udahlah jangan dipikirin. Anggap aja kemarin-kemarin gue kerasukan sesuatu," ucap Haechan seraya beranjak karena perkerjaannya sudah selesai.

"Malah sekarang yang kerasukan," gerutu Doyoung. "Gak beres tuh orang," gumamnya. "Tapi bagus, sih. Akhirnya Haechan jadi pribadi sebelum kami debut dulu. Semoga setelahnya dia gak berubah lagi."

Doyoung menyunggingkan senyuman tipis. Dia senang karena sang maknae kembali seperti dulu.

.
.
.

"Jadi sekarang aku udah pacaran sama Haechan gak, sih?"

Mark tengah duduk di atas tempat tidur. Pemuda itu sibuk berceloteh sendirian. Mengajukan pertanyaan yang entah siapa yang akan menjawab.

"Kaya iya, tapi enggak juga," gumam Mark. "Aku rasa yang semalam itu bukan termasuk resmi pacaran, deh."

Click.

"Kamu hobi banget ngomong sendiri, sayang," kata Haechan yang baru masuk ke kamar Mark sembari membawa segelas teh manis hangat.

Mark berkedip. Haechan baru saja memanggilnya dengan panggilan 'sayang'. Jadi, itu sudah membuktikan jika mereka memang telah resmi menjalin hubungan, kan?

"Kenapa, Lion?" tanya Haechan yang sudah duduk di sisi Mark tanpa disadari oleh pemuda itu.

"Eeum, aku masih bingung," sahut Mark dengan ekspresi cukup menggemaskan. "Kita pacaran, ya?"

Before' My Little Lion (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang