Series 2. BMLL(21)

1.2K 191 35
                                    

"Cemburu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cemburu."

.
.
.

Haechan baru menyelesaikan konten Dream vs Dream. Pemuda itu mendapat bagian bersama Jeno. Dia sempat protes, tapi Produser tidak mendengar protesan darinya karena semua sudah diatur.

Selama syuting, Haechan berusaha professional. Sebisa mungkin ia menahan diri untuk tidak kelepasan menunjukkan sifat dingin saat berhadapan dengan Jeno. Sangat beruntung ia bisa melakukan semua itu. Meskipun harus take beberapa kali.

"Mukamu gak enak dilihat," celetuk Mark yang datang ke tempat Haechan beristirahat. "Dingin, datar, nyebelin, jelek, jelek dan jelek."

Haechan yang tengah fokus pada ponsel di tangannya kini beralih menatap Mark. Kening pemuda itu mengkerut, lalu bibirnya tertarik membentuk senyuman tipis.

"Gak keren," lanjut Mark. "Jelek. Beneran jelek."

Haechan mengambil sepotong kue bolu di atas meja, kemudian memasukkan bolu tersebut ke mulut Mark yang masih menggerutu tidak jelas.

"Eeum?" Mark berkedip. Ia mengunyah bolu di mulutnya. "Enak~"

"Berisik, sayang," kata Haechan.

Kedua mata Mark membola lucu. "Jangan panggil sayang! Kamu bukan pacarku."

"Mau pacaran?" tanya Haechan sekenanya.

"Ma-eh, enggak!" Mark geleng-geleng kepala. "Gak mau!"

Haechan terkekeh ketika Mark hampir berkata 'mau.

"Oh, ya?"

Mark mengangguk. Kedua pipi pemuda itu mengembung karena bolu di mulutnya belum tertelan.

"Ya!"

"Bapkao," gumam Haechan.

"Huh?" Mark berkedip. "Mau bakpao?"

Haechan mengangguk. "Iya."

"Ya, udah bel---"

Kedua mata Mark melebar dan mulut pemuda itu sedikit menganga ketika Haechan mencium pipinya.

"Mau gue makan, tapi nanti lo nangis. Jadi gue cium aja."

Haechan berucap tanpa peduli bagaimana reaksi Mark saat ini. Sangat beruntung tidak ada yang melihat aksinya karena semua tengah sibuk.

"Kamu bilang mau bakpao, kenapa malah cium pipi aku?" tanya Mark dengan bibir mempout seperti sengaja mengundang anak beruang untuk memakan bibirnya. "Dikira pipiku bakpao."

"Emang iya," sahut Haechan. "Bulet kaya bakpao. Pengen gue gigit."

Mark langsung menjauh dari Haechan. Dia tidak mau pemuda itu benar-benar akan menggigit pipinya.

"Jaga jarak!"

Haechan terkekeh sembari geleng-geleng kepala. Dia meraih tangan Mark yang hendak pergi dan menariknya mendekat hingga membuat pemuda itu berakhir di pangkuannya.

Before' My Little Lion (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang