Series 2. BMLL(4)

905 131 70
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.

"Bubur Ayam."

.
.
.

Haechan demam dan Renjun adalah orang pertama yang sudah sibuk menyuruh penghuni Asrama untuk memanggil Dokter.

"Coba hubungi Manager dulu," kata Johnny. "Ini baiknya gimana gitu."

"Kenapa masih nanya lagi, sih? Ya, jelas harus dibawa ke rumah sakitlah!" sahut Renjun jengkel. "Badan Haechan panasnya tinggi."

"Tapi, kita gak bisa sembarangan pergi gitu aja. Meski ada izin dulu dari Agensi atau Manager," ucap Johnny.

Jeno terlihat memutar bola matanya jengah. "Haechan cuma demam doang. Kenapa ribut banget, sih? Dia gak bakalan mati. Nanti siang juga sembuh. Gak usah pada lebay."

Deg.

Haechan tersenyum miris. Hati pemuda itu berdenyut nyeri ketika mendengar perkataan sang kekasih.

Walau Haechan ada di kamar dan semua penghuni Asrama di ruang tengah, tapi ia masih bisa mendengar segala obrolan mereka.

"Lo gak bisa menganggap demam Haechan sebagai hal yang remeh, Jeno!" kata Renjun. "Panasnya tinggi!"

Haechan berusaha untuk turun dari tempat tidur walau badannya terasa lemas.

"Apa yang gue omongin, kan, bener. Dia gak mungkin mati hanya karena demam," balas Jeno.

Perlahan Haechan berjalan keluar kamar. Langkahnya pelan dan sedikit gemetar.

Renjun menuding Jeno dengan ekspresi wajah kesal.

"Lo pacar Haechan, Jen. Tapi kenapa sikap lo ke dia gini, sih?" ucap Renjun sinis. "Perhatian dikit sama pacar lo!" bentaknya emosi.

Haechan menarik napas dalam. Bahkan napas pemuda itu terasa panas.

"Gak usah lebay!" sahut Jeno seraya berdiri. "Gue pacarnya dan gue tau kapan dia mati."

Tubuh trainee lain langsung menegang. Mereka takut dengan kondisi yang mulai memanas.

Haechan terhuyung dan hampir jatuh. Beruntung ia masih bisa berpegangan.

"Hei, jangan berantem hanya karena masalah spele gini," kata Johnny merelai.

"Lo bilang spele?" tanya Renjun seraya geleng-geleng kepala. "Ini gak bisa disebut spele. Lee Jeno terbukti gak punya hati!"

"Jangan ngomong sembarangan! Lo bukan gue yang tau segala hal tentang gue!" balas Jeno kesal.

Before' My Little Lion (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang