Series 2. BMLL (5)

974 146 55
                                    

"Coklat Manis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Coklat Manis."

.
.
.

Sudah setengah jam berlalu, tapi Jeno tak kunjung kembali ke kamar Haechan hingga membuat pemuda itu sedikit kecewa.

Click.

Senyum Haechan merekah ketika mendengar pintu kamar terbuka oleh seseorang dari luar.

"Je---"

Namun senyum Haechan langsung memudar kala yang muncul bukanlah Jeno,  melainkan seekor anak singa dengan mulut penuh buah semangka. Tak lupa tangannya membawa piring yang juga berisi buah berwarna merah merona tersebut.

"Hallo....."

Anak singa yang merupakan Mark Lee tampak melambaikan tangan dengan tubuh yang hanya terlihat setengah saja.

"Mau apa?" tanya Haechan.

Pemuda itu merasa lucu karena Mark selalu muncul dengan tingkah yang cukup ajaib namun menggemaskan.

"Mau nengokin orang sakit," sahut Mark. Perlahan ia masuk dan berjalan mendekat.

"Gue udah sehat," balas Haechan sembari menunjuk cairan infus yang hampir habis. "Besok udah bisa ikut latihan bareng kalian."

"Ya, bagus, deh."

Mark naik ke atas tempat tidur milik Johnny dan duduk di pojokan agak jauh dari posisi Haechan.

"Lo masih takut sama gue, nih?" tanya pemuda itu dengan sebelah alis terangkat.

Mark mengangguk polos. "Gue harus waspada sama lo."

"Yaelah, kaya gue binatang buas aja." Haechan terkekeh pelan.

"Emang," sahut Mark. "Binatang buas yang hobi nyosor!"

"Gue ngelakuinnya cuma sekali dan gak sadar, tapi gue curiga lo bakal terus ngebahas masalah ini sampai tahun depan," kata Haechan.

"Selamanya!" ujar Mark penuh dendam.

"Ya, ampun....."

Haechan hanya bisa tertawa mendengar jawaban dari Mark.

"Jangan ngadu ke Yuta Hyung, ya?" ucap si gemini.

Mark memasukkan sepotong semangka ke mulutnya.

"Emang lo kira gue anak kecil tukang ngadu."

Kalau aku ngadu yang ada bakal diledekin sama Yuta Hyung.

"Kirain," gumam Haechan. Tapi syukur, deh. Gue jadi selamat dari amukan induk singa.

Mark tersenyum singkat kala melihat bubur ayam yang ia beli sudah habis.

"Buburnya enak?" tanya pemuda itu.

Haechan melirik ke arah kotak bubur ayam yang sudah habis. Dia mengangguk. Walau sedang sakit, tapi lidahnya masih bisa merasakan rasa bubur ayam yang Jeno beli.

Before' My Little Lion (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang