°°°
.
.
.
Angkasa tidak pernah merasa memberikan perintah kepada Ares, Tara, Natasha, ataupun Stevani untuk pindah ke sekolahnya. Jadi, bagaimana bisa ke 4 anak itu tiba-tiba muncul di hadapannya menggunakan seragam Orline tanpa sepengetahuannya? Mereka mendapatkan ide dari siapa untuk melakukan sesuatu tanpa meminta persetujuan darinya dulu?
"Gue rasa MistyCrime butuh hacker, dibagian lain tuh udah bagus cuma bagian hacker aja orang-orangnya masih pada kayak kentang," ujar Tara sembari menunjukkan data yang dirinya kumpulkan.
"Sniper kita kurang juga woy!" Sahut Stevani, dia merasa MistyCrime lebih membutuhkan sniper untuk penjagaan jarak jauh pada saat terjun langsung ke lapangan.
"Are you serious guys? Hei! Kita lebih butuh tim penembak jarak dekat. Lo berdua kalau nembak tangannya gemeter, bisa-bisa banyak anggota MistyCrime mati nantinya kalau engga ada perubahan buat tim penembak jarak dekat." Sindir Natasha yang memang menyadari lemahnya kemampuan menembak Tara dan Stevani.
"Lo pikir lo engga? Lo bahkan butuh bantuan gue buat bunuh kembaran lo, bitch." Balas Stevani tidak ingin kalah.
"Shit! Shut up or i'll kick your ass!" Geram Natasha saat Stevani selalu mengungkit kejadian itu.
"Kiss my ass," jawab Stevani sambil memasang wajah tengil, membuat Natasha marah itu cukup menyenangkan baginya.
"Lo beneran pengen mat-"
"God dammit! Diem atau gue bunuh lo berdua!" Bentak Arjuna yang mulai muak dengan pertengkaran di antara kedua orang itu.
"Bisa ngumpat juga lo," sahut Ares yang membuat Arjuna memutar bola matanya malas. Orang-orang ini sungguh pintar dalam menguji emosinya.
"Menurut kalian, hukuman apa yang pantas buat orang-orang yang berani ambil keputusan tanpa se izin gue?"
Suara Angkasa yang masuk ke dalam indra pendengaran membuat bulu kuduk ke 4 orang itu meremang. Sial, mereka lupa untuk meminta izin dari Angkasa. Sebenarnya tidak bisa dikatakan lupa juga, baik Ares ataupun yang lain tidak berani meminta izin, jadi mereka memutuskan untuk pindah tanpa memberitahu Angkasa terlebih dahulu.
"Angkar-"
"Angkasa. Di sini, gue Angkasa." Potong Angkasa dengan cepat, Tara menelan ludahnya susah payah.
"Kita kepaksa ngelakuin ini. Lo sendiri tahukan banyak hal yang harus kita bahas, nah kalau beda sekolah kan susah ya, makanya kita pindah," jelas Tara dengan lancar, walaupun detak jantungnya berantakan.
"Gue terlalu lembut ke kalian," gumam Angkasa yang membuat ke 5 orang di sekitarnya menahan napas.
Saat ini mereka sedang berada di rooftop sekolah, karena tidak mungkin bagi Angkasa untuk membiarkan anak-anak tidak waras ini membicarakan hal mengenai MistyCrime di dalam ruang kelas atau kantin. Bisa-bisa semua orang mengetahui siapa dirinya yang sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cross the Line (𝐁𝐞 𝐘𝐨𝐮𝐫 𝐌𝐨𝐧𝐬𝐭𝐞𝐫)
FanfictionDia Angkasa Dewangkara, yang semua orang kenal sebagai manusia tanpa belas kasih. Seperti namanya, Angkasa tumbuh bersama rasa percaya diri setinggi langit, berkuasa atas banyak hal, dan tentunya bersahabat dengan angkara yang selalu menyelimutinya...