°°°
.
.
."Lo engga bisa kayak gini, Angkasa."
Angkasa menatap Galaksi dengan sorot mata dinginnya. Kenapa dia tidak bisa? Siapa remaja itu sampai Angkasa harus memperhitungkan perkataannya? Lagipula, sejak kapan Angkasa peduli pada apa yang orang lain inginkan darinya? Angkasa melakukan apapun yang bisa memuaskan hatinya.
"Gue udah susah payah buat bikin lo masuk ke Alozcar, bahkan gue yang tahu lo duluan dibandingkan mereka. Caroz? Serius? Lo gabung ke kelompok sampah itu?" Cerca Galaksi yang benar-benar marah atas keputusan Angkasa.
Sebenarnya, cara bermain Alozcar memang yang paling sesuai dengan kepribadian Angkasa. Kelompok yang Galaksi pimpin tidak mementingkan keterkaitan, kedekatan antara para anggota Alozcar hanya digunakan sebagai bahan formalitas saja. Walaupun begitu, Angkasa mengakui bahwa loyalitas mereka memang lebih baik dari kelompok lain.
Alozcar tahu bahwa Galaksi bersalah dalam tindakan sabotase yang remaja itu lakukan pada mobil Samudra. Tapi dengan kesadaran penuh, mereka sama sekali tidak mempermasalahkannya. Karena bagi mereka, apa yang Galaksi lakukan bukanlah urusan mereka selagi anak itu bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Penyerangan yang Earlgar lakukan tempo hari juga tidak mereka anggap sebagai masalah besar. Mereka berpikir jika hal semacam itu merupakan sebuah konsekuensi karena telah menjadi bagian dari Alozcar.
Lagipula, Galaksi juga melakukannya untuk Alozcar sendiri. Bahasa sederhananya, keberadaan Angkasa di dalam kelompok mereka tentu menjadi sebuah pencapaian yang hebat mengingat banyak orang mengincar Angkasa. Mereka benar-benar seperti berebut untuk mendapatkan pion emas dan keberadaan Samudra seolah menjadi sebuah penghalang.
Sifat yang licik, berani mengambil resiko, dan juga harga diri yang tinggi pada watak Galaksi sebenarnya cukup menarik perhatian Angkasa. Sebagai seorang ketua, Galaksi merupakan kriteria yang sesuai karena dia bisa membatasi perasaan dan emosinya dalam melakukan segala sesuatu. Galaksi tidak mencintai anggotanya sebesar itu, dia sadar bahwa setiap dari anggota Alozcar memang hanyalah rekan kelompoknya semata.
Tangan Angkasa bergerak untuk menyentuh pipi Galaksi, jemarinya dengan lembut mengusap wajah anak itu sembari beradu tatap dengan lawan bicaranya. Sudut bibir Angkasa tertarik, yang kali ini dapat Galaksi lihat dengan sangat jelas. Entah kenapa, Galaksi merasa sedikit takut saat melihat seringaian milik Angkasa.
"Lalu?" tanya Angkasa sambil menarik kembali tangannya.
"Perjanjian apa yang ada di antara kalian?" Galaksi membalas dengan sebuah pertanyaan.
Perjanjian? Angkasa bahkan tidak sudi untuk menganggap percakapannya dengan Govan sebagai sebuah perjanjian. Janji? Angkasa tidak mengenal istilah seperti itu. Di dalam hidupnya, Angkasa tidak pernah menjanjikan apapun kepada siapapun, karena dia mengenal dirinya sendiri dengan baik. Angkasa itu penjahat dan sebuah janji tentu tidak akan bersanding dengan seorang penjahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cross the Line (𝐁𝐞 𝐘𝐨𝐮𝐫 𝐌𝐨𝐧𝐬𝐭𝐞𝐫)
FanfictionDia Angkasa Dewangkara, yang semua orang kenal sebagai manusia tanpa belas kasih. Seperti namanya, Angkasa tumbuh bersama rasa percaya diri setinggi langit, berkuasa atas banyak hal, dan tentunya bersahabat dengan angkara yang selalu menyelimutinya...