Cross the Line (𝐁𝐞 𝐘𝐨𝐮𝐫 𝐌𝐨𝐧𝐬𝐭𝐞𝐫)

536 47 5
                                    

°°°

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.



Samudra memarkirkan mobilnya di halaman mansion Alaska. Remaja itu melirik sekilas jam tangannya yang menunjukkan pukul 2 dini hari. Waktu yang biasanya Samudra gunakan untuk pulang, ke tempat yang mungkin dia anggap sebagai rumah.

Beberapa bodyguard membukakan pintu mansion untuk Samudra, seperti hari-hari biasanya. Tanpa mengatakan apapun Samudra langsung masuk ke dalam mansion yang terasa dingin dan sunyi, suasana yang sialnya sudah akrab dengan Samudra.

Saat anak itu hendak menaiki anak tangga untuk menuju ke kamarnya, tiba-tiba sebuah gelas kaca melayang ke arah kepalanya. Untuk beberapa saat Samudra tersentak, beruntung anak itu cukup pintar dalam mengatur keterkejutannya. Sejujurnya, Samudra sudah sangat terbiasa dengan semua kegilaan yang terjadi di dalam mansion ini, sangat amat terbiasa.

"Dasar bajingan! Bagaimana kamu bisa pulang dengan tenang setelah membiarkan adikmu terluka, Samudra!" Teriakan seorang pria menggema di ruangan itu hingga membuat seseorang keluar dari dalam kamarnya.

Samudra melirik ke arah adiknya yang baru saja keluar dari kamar dengan luka di dahinya. Tidak, Samudra sama sekali tidak tahu tentang apapun yang adiknya lakukan, dan sejujurnya Samudra tidak peduli. Semua kegiatan Arjuna, tidak harus Samudra pantau.

Ya, Arjuna, seseorang yang duduk bersama dengan Angkasa tempo hari adalah adik kandung Samudra, yang bahkan tidak tertulis di dalam novel dan kemungkinan Angkasa juga tidak mengetahuinya. Status Samudra dan Arjuna sebagai sepasang Kakak dan Adik tertutup dengan sangat baik.

Salah satu alasan kenapa Alozcar suka sekali membully Arjuna adalah karena Galaksi tahu latar belakang anak itu yang merupakan adik dari Samudra. Meskipun hanya Galaksi yang mengetahuinya, izin dari remaja itulah yang membuat Alozcar berani untuk melakukannya.

Arjuna bukan bayi yang harus Samudra pantau setiap saatnya. Arjuna seharusnya cukup kuat untuk berdiri dengan kakinya sendiri, bukan malah berdiri dengan bayang-bayang Samudra di belakangnya. Kenapa hal buruk yang menimpa Arjuna harus menjadi tanggung jawabnya? Samudra benar-benar tidak paham.

Pria dengan usia berkisar 40 tahun itu berjalan mendekati Samudra lalu memegang rahang anaknya dengan sangat kencang. Samudra bisa merasakan rahangnya seperti akan patah apabila seseorang yang dirinya anggap sebagai Ayah itu semakin mengencangkan cengkeramannya.

"Bukankah sudah Ayah bilang untuk memastikan bahwa Arjuna selalu baik-baik saja, Samudra. Lalu apa ini?" tanya Logan dengan nada dingin, namun tidak cukup untuk memadamkan bara api di dalam hati Samudra akan kemarahannya pada sang Ayah dan seluruh orang di dalam mansion ini.

"Lalu, Ayah ingin aku melakukan apa?" balas remaja itu tanpa rasa takut. Samudra terlanjur mati rasa jika berhubungan dengan keluarganya.

"Samudra dengar, Arjuna ad-"

Cross the Line (𝐁𝐞 𝐘𝐨𝐮𝐫 𝐌𝐨𝐧𝐬𝐭𝐞𝐫) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang