°°°
.
.
.╔══ ≪ °❈° ≫ ══╗
𝑭𝒍𝒂𝒔𝒉𝒃𝒂𝒄𝒌
╚══ ≪ °❈° ≫ ══╝
Awan gelap menghiasi malam yang hari ini terasa lebih sunyi dari hari-hari biasanya. Bukan hanya malam yang dihiasi awan gelap, wajah Samudra saat ini juga berhiaskan darah segar yang berasal dari luka di pelipisnya. Tangan anak itu mencoba menghentikan perdarahan yang dialaminya menggunakan sebuah kain putih yang saat ini mulai berganti warna.
Helaan napas keluar dari bibirnya, mata bulat itu mulai berembun bersamaan dengan turunnya rintik hujan yang jatuh di atas jalanan. Samudra tertawa lirih, ini bukan kali pertama bagi dirinya terluka karena ulah Ayahnya. Dia bahkan tidak tahu apa penyebab dari murka Logan padanya. Yang Samudra bisa pahami, tidak peduli pada siapa Logan marah, pria itu hanya butuh dirinya sebagai bahan pelampiasannya.
"Meleset dikit lemparannya, bisa-bisa gue buta," monolog Samudra sambil tertawa, sayangnya, air mata malah jatuh pada pipinya.
Anak itu memegang stir mobil dengan sangat kuat. Saat ini Samudra merasa marah, akan tetapi apa yang bisa dia lakukan? Melampiaskan amarahnya? Pada siapa? Samudra bahkan tidak memiliki siapapun yang memahami keadaannya. Dia hanya diminta untuk memahami orang lain, tetapi tidak ada satupun orang yang bersedia memahaminya.
Tanpa sadar, Samudra menutup matanya, dia sama sekali tidak peduli dengan posisinya yang sedang mengemudi. Untuk sesaat, Samudra merasa menjadi lebih baik, hanya hal-hal sederhana seperti ini yang bisa dia lakukan. Karena saat bersama orang lain nanti, Samudra harus menyembunyikan semua masalahnya.
Saat Samudra membuka matanya, hal pertama yang dirinya lihat adalah keberadaan sebuah motor yang berhenti tidak jauh dari posisi mobilnya. Ekspresi panik tercetak jelas di wajah Samudra, dia sadar jika tidak ada waktu untuk menghentikan mobilnya dengan jarak yang sedekat ini. Tanpa berpikir panjang, Samudra langsung membanting stir mobilnya ke arah kiri hingga menabrak pohon yang ditanam di area sekitar jalan raya.
Jantung Samudra berdetak sangat kencang, untuk beberapa saat anak itu merasa bahwa dunia berhenti bergerak. Setelah mengembalikan kesadarannya, Samudra memutuskan untuk keluar dari mobilnya guna menemui orang yang berhenti di depannya tadi.
"Lo tolol apa gim-!"
Samudra tidak menyelesaikan makiannya saat dia melihat orang yang hampir ditabraknya tadi meletakkan seekor kucing ke tepi jalan raya. Remaja itu tidak yakin, namun sepertinya kucing yang saat ini terbaring di atas tanah sedang dalam kondisi hamil dan terluka. Di sisi lain orang yang membantu kucing itu hanya melirik Samudra sekilas sebelum akhirnya berjalan mendekati motornya, berniat untuk pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cross the Line (𝐁𝐞 𝐘𝐨𝐮𝐫 𝐌𝐨𝐧𝐬𝐭𝐞𝐫)
FanficDia Angkasa Dewangkara, yang semua orang kenal sebagai manusia tanpa belas kasih. Seperti namanya, Angkasa tumbuh bersama rasa percaya diri setinggi langit, berkuasa atas banyak hal, dan tentunya bersahabat dengan angkara yang selalu menyelimutinya...