°°°
.
.
.
Angkasa memikirkannya, saat ini dia sudah memasuki bab ketiga, di mana itu artinya dirinya akan kembali bertemu dengan Lunar. Jika berdasarkan apa yang tertulis di dalam novel, seharusnya hari ini Gardan akan dibully oleh anggota Earlgar, kelompok yang dipimpin oleh Samudra.
Angkasa rasa, plot cerita harus hancur secepat mungkin karena dia benar-benar ingin semua hal yang terjadi berjalan sesuai dengan apa yang dirinya inginkan. Dia tidak ingin menunggu lebih lama lagi, juga, menunggu bukanlah sesuatu yang Angkasa kuasai mengingat bagaimana tempramennya yang kurang baik.
Haruskah Angkasa melembut hari ini dengan membiarkan dirinya terbully untuk beberapa saat? Sepertinya tidak akan menjadi masalah, lelaki itu akan diam untuk membuat keadaan lebih meriah. Setelahnya, Angkasa akan benar-benar menghancurkan plot cerita sampai benar-benar hancur.
Angkasa terlihat berdiri di sekitar lapangan basket, karena saat ini kelasnya sedang dalam jam pelajaran olahraga. Beberapa pasang mata menatapnya dengan kagum, di bawah sinar matahari, pemuda itu terlihat luar biasa. Mereka bahkan tidak tahu sejak kapan Angkasa terlihat semenarik sekarang.
"Angkasa, ini untukmu." Ujar seorang gadis padanya.
Angkasa mengarahkan pandangannya ke arah gadis mungil yang saat ini sedang berdiri di hadapannya dengan botol minuman di tangannya. Apakah gadis ini sedang berusaha mendekatinya? Menggemaskan sekali, sayangnya dia sama sekali tidak tertarik.
Angkasa menerima botol itu tanpa mengatakan apapun. Melihat barang yang dirinya berikan diterima dengan baik, wajah gadis itu merona. Angkasa suka, dia suka melihat orang-orang tergila-gila padanya, karena dengan begitu, saat Angkasa menyakiti mereka, rasanya akan beribu kali lipat lebih menyakitkan.
Gadis itu langsung berlari menuju ke arah rombongannya. Angkasa sendiri langsung membuang botol minum di tangannya ke dalam tempat sampah terdekat. Ya, dia tidak meminumnya. Lagipula, orang gila mana yang akan menerima pemberian orang asing, dikhianati sekali sudah cukup bagi Angkasa untuk tidak mempercayai siapapun.
Tiba-tiba sebuah bola basket menghantam bagian belakang kepala Angkasa dengan keras, persis seperti yang tertulis di dalam novel. Angkasa menarik sudut bibirnya, sepertinya sudah dimulai. Sekarang, Angkasa akan memberitahu orang itu bagaimana caranya bermain basket yang benar.
"Woy cupu! Bawa bola basketnya ke sini!" Teriak seorang remaja dari arah tengah lapangan.
Angkasa mengambil bola basket di dekatnya lalu berjalan ke tengah lapangan. Mata lelaki itu sedikit melirik ke arah Lunar yang baru saja datang bersama dengan teman-teman sekelasnya, mereka juga memiliki jam olahraga sekarang.
Angkasa berdiri tepat di depan seorang remaja yang sedang mengulurkan tangannya, meminta bola basketnya kembali. Dia Raga, salah seorang anggota Earlgar yang memang memiliki bagian di dalam novel. Jika Angkasa tidak salah, Raga juga merupakan anggota inti Earlgar sekaligus teman dekat Samudra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cross the Line (𝐁𝐞 𝐘𝐨𝐮𝐫 𝐌𝐨𝐧𝐬𝐭𝐞𝐫)
FanfictionDia Angkasa Dewangkara, yang semua orang kenal sebagai manusia tanpa belas kasih. Seperti namanya, Angkasa tumbuh bersama rasa percaya diri setinggi langit, berkuasa atas banyak hal, dan tentunya bersahabat dengan angkara yang selalu menyelimutinya...