The X Kingdom. 1

224 6 5
                                        

Hinata merebahkan diri ke ranjang. Gaun pengantinnya sudah teronggok di lantai. Bisa ditebak bshwa tak ada satu benang pun di tubuhnya. Rambutnya terurai dan menyebar di atas bantal. Dia menekuk kakinya sehingga jempol kakinya menelusuri tulang keringnya. Dan tangannya meraba payudaranya. "Kemarilah, Kak Neji. Kita sudah resmi sekarang."

Neji, pria yang masih saudara jauhnya, yang hari ini juga telah resmi menjadi suaminya, duduk di tepi ranjang. Perlahan tangan pria itu menggapai. Lalu menggenggam tangannya. "Haruskah kita lakukan ini? Kita terbiasa dengan hubungan kakak adik sejak kecil."

"Kau sudah menikahiku, kaisar negeri ini. Tugasmu melayaniku, Kak. Atau... perlu kupanggil... pangeran permaisuri?"

Hinata bangkit untuk duduk. Dia menarik dagu Neji untuk menatap wajahnya. Perlahan bibirnya mendekati bibir Neji. Dia melumat bibir pria itu hingga pria itu membalasnya. Perlahan dia menekan kepala Neji sehingga ciuman Neji semakin turun menuju leher. Seiring ciuman Neji menuju dadanya seiring pula tubuhnya merebah di atas ranjang. Dia meleguh dan menggeliat sehingga Neji semakin menginginkannya.

Hingga saat akhirnya Neji menanggalkan jubah pengantinnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hingga saat akhirnya Neji menanggalkan jubah pengantinnya. Kulit yang bergesekan membuat gairan semakin panas. Hingga akhirnya Hinata menjerit saat Neji menerobos pertahanannya.

"Hinata-errghh... sama..oh..."

"Eehhmm... uugggfffhhh..."

Hinata mengelus punggung Neji. Pria itu di atasnya, menghimpit tubuhnya. Sementara dia mengatur nafas, menyesuaikan diri dengan besarnya Neji. Setelah merasa dirinya siap, dia berbisik,"Aku sudah siap."

Neji mendesah. Perlahan dia bergerak. Hingga keluar masuknya Neji menjadi sebuah kenikmatan untuk Hinata. Desahan bahkan jeritan Hinata menjadi pertanda bahwa pernikahan mereka telah sempurna.

---*---

"Hormat saya, Kaisar Hyuga." Neji menunduk hormat.

Hinata tersenyum bijak. Dia menunjuk tahta dan berkata,"Duduklah, pangeran permaisuri."

Neji pun duduk. Mereka segera fokus pada sidang kerajaan. Beberapa menteri melapor. Masalah negara harus segera diatasi. Ada sedikit perdebatan, namun semua bisa diatasi.

Hingga salah seorang panglima masuk tergesa dan membuat kagaduhan. "Putri Hanabi telah diculik!"

"Dia tunanganmu, Konohamaru. Bagaimana bisa dia diculik?" Sang Kaisar wanita murka.

"Surat kaleng ini."

Konohamaru menunjukkan kertas.

Perdana menteri membacanya. "Kerajaan Otsusuki." Katanya kemudian.

"Brengsek!" Sang pangeran permaisuri geram.

Hinata memerintah,"Siapkan pasukan. Kita serang Otsusuki!"

Menteri pertahanan berajoji dan undur diri.

'Kaisar, ijinkan saya memimpin pasukan," Neji menawarkan diri.

ForbidenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang