This story contains adult content; please be a wise reader and enjoy it!
Janevive tengah berkutat dengan gaunnya. Kali ini ia akan tampil di sebuah peragaan busana yang sangat bergengsi di kalangannya. Baju yang sudah sebulan lalu ia siapkan, akhirnya bisa ia pakai hari ini. Gaun hitam dengan aksen tali di bagian samping yang membuat kulit cantik di tubuhnya sedikit terekspos dan belahan gaun yang menunjukkan kaki jenjangnya. Jane terlihat sempurna malam itu.
Gaun tersebut adalah kostum terakhir yang ia pakai malam ini. Jane tak berhenti melihat pantulan dirinya di cermin untuk memastikan tidak ada detail yang kurang karena ia menjadi salah satu highlight di acara malam ini. Ia membuat rambutnya tergerai dengan kesan sedikit berantakan. Ia juga mengekspos leher jenjang yang terhiasi dengan sebuah kalung berlian indah.
Jane menarik nafas sejenak saat ia berada di belakang pintu yang menuju ke arah panggung. Sembari menunggu komando untuk masuk, ia tak berhenti memeriksa seluruh penampilannya.
Kemudian, waktu Jane tampil pun tiba. Ia masuk dengan suara orang-orang yang terkagum dengan penampilannya. Setiap langkahnya menebar pesona yang membuat tamu-tamu terkesima. Ia juga menyunggingkan senyum tipis di wajah cantiknya. Kemudian mengibaskan rambutnya pelan dan membuat orang-orang di sana semakin dimabukkan.
Semua orang tak berhenti menyorotkan kameranya ke arah perempuan itu, tapi berakhir dengan posisi kamera yang tidak sesuai karena terkagum melihat Janevive dengan mata kepala mereka sendiri. Hal yang sama juga terjadi pada Easton. Pria itu mendapat undangan di peragaan busana tersebut dan sekarang duduk di barisan depan dengan dengan panggung.
Sedari awal acara saat Jane keluar, ia tak berhenti terhipnotis. Namun, di penampilan terakhir Jane dengan gaun hitam itu membuat Easton tersihir. Perempuan yang ia tolong kala itu, perempuan yang mabuk malam itu, adalah sosok Dewi yang menjelma sebagai manusia.
"She's incredible, isn't she?" Nolan yang duduk di sebelah Easton tahu bahwa pria itu mulai tergila-gila dengan Jane.
"I've never seen a woman like that," balas Easton tanpa melepas atensinya ke arah Janevive. Bahkan ketika semua model berjalan ke depan sebagai akhir acara, Easton tak melepas pandangannya dari perempuan itu.
Sampai acara selesai dan semua orang bergegas pergi, mata Easton tak berhenti mencari dimana keberadaan perempuan itu. Walaupun ia terlihat berbincang dengan orang-orang, pikirannya masih tentang Jane.
Sementara Jane sendiri tengah asik di belakang panggung. Ia juga mendapati beberapa orang datang untuk mengucapkan selamat kepadanya. Jane merasa lega, walaupun rasa lelah di tubuhnya, ia tetap tersenyum dan menyambut orang-orang itu. Untuk sekedar bersua foto ataupun berbincang ringan.
Keramaian belum benar-benar selesai dan orang-orang sudah mulai berkemas, termasuk Jane. Ia berjalan sendiri menuju mobilnya. Dengan sebuah sweater yang membalut tubuhnya dan sepasang sandal empuk di kakinya, ia berjalan menyusul Chloe yang sudah menunggu di mobil.
Jane sibuk dengan ponselnya dan membuat ia menabrak seseorang. "Maaf, maafkan aku," ucapnya. Ia mengangkat wajahnya dan terdiam saat melihat siapa sosok itu.
"Hai, apa kabar?" seorang pria tampan menyunggingkan senyum miringnya. Pria itu adalah sebuah mimpi buruk untuk Jane. Janevive segera membuang mukanya. Ia bergegas pergi, tapi pria itu menahan tangannya. "Hei, aku bertanya kabarmu."
"Jauh lebih baik sejak kau pergi," Jane melepas genggaman pria itu.
"Sudah lama sejak kita tidak tidur bersama lagi. Kau tidak merindukanku?"
Ucapan pria itu sukses membuat Jane melempar tamparan ke pipinya. "Jaga ucapanmu, Kalvin! Tangan kotormu itu sudah tidak pantas menyentuh diriku!"
Kalvin hanya meringis sambil memegangi bekas tamparan Janevive. "Aku yakin kau tak akan menolak jika aku melakukannya lagi," tangan Kalvin kembali menarik tangan Jane.
KAMU SEDANG MEMBACA
WINESOUL: JANEASTON
Romance"Kau yakin tidak mau mencoba wine ini?" tanya Easton. Wajahnya semakin mendekat ke wajah, sampai-sampai Jane bisa merasakan hangatnya hembusan nafas pria itu beserta aroma wine yang menguar. Easton menurunkan tatapannya ke arah bibir ranum milik Jan...