This story contains adult content; please be a wise reader and enjoy it!
"Can you give me a little diamond there? Just a little," ucap Jane kepada seorang perempuan yang mendesain perhiasan.
Tuan Tyler benar-benar menepati janjinya untuk membuatkan Jane perhiasan sesuai dengan kemauannya. Sebagai ucapan selamat datang dari pria itu karena Jane sudah menjadi anggota baru di perusahaannya. Hal itu ditunjukkan sebagai bentuk loyalitas dari pemilik perusahaan kepada Duta Merek baru yang sudah ia anggap seperti putrinya sendiri.
Selesai dengan kustomisasi perhiasan, Tuan Tyler mengajak Jane berkeliling melihat koleksi-koleksi perhiasannya. Mata Jane berbinar melihat perhiasan-perhiasan cantik yang ada di sana. Walaupun ia juga sudah memiliki puluhan di antara mereka, Jane masih selalu terpukau seakan ingin mengoleksi semua jenis dari perhiasan itu.
"Belakangan ini, ia menjadi primadona untuk orang-orang," Tuan Tyler menunjuk ke arah kalung yang sedang Jane lihat.
"Tidak heran, Tuan. Dia benar-benar bersinar," jawab Jane. "Aku akan menghadiri tayangan perdana filmku 3 bulan lagi, apakah Anda memiliki rekomendasi perhiasan yang sebaiknya kupakai untuk acara itu?"
"Aku mencari sesuatu yang sederhana, tapi tetap memberikan kesan cantik," jelas Jane lagi.
"Kau ini kenapa? Sudah kubilang, kau bisa meminta bentuk sesuai kemauanmu," jawab Tuan Tyler.
"Jika seperti ini terus, perusahaan Anda bisa bangkrut, Tuan," canda Jane.
Perbincangan Jane dan Tuan Tyler berlanjut sampai pukul 9 malam. Di jam itu, Jane harus pergi menemui Ivano untuk mengurusi urusan filmnya.
Jane dan Ivano membuat janji untuk bertemu di sebuah restoran. Jane sendiri tidak mengerti mengapa pria itu tidak menyuruhnya pergi ke kantor agensi dan memilih untuk bertemu di tempat luar. Namun, walaupun begitu Jane tetap saja menurut.
"Kau sudah makan?" Ivano berbasa-basi saat Jane akan mendudukkan tubuhnya.
"Aku pergi makan malam bersama Tuan Tyler, sekarang aku hanya memesan minuman," ucap Jane.
Mereka duduk di sebuah meja di balkon restoran. Sebuah tempat di pojok yang jauh dari keramaian orang-orang yang datang di restoran itu.
"Jadi bagaimana?" tanya Ivano.
"Apa?"
"Kontrak kerjasamamu dengan Tuan Tyler."
"Sesuai dengan apa yang disampaikan sebelumnya." Jane enggan berbasa-basi lebih jauh, ia segera menanyakan maksud Ivano mengajaknya bertemu malam ini. "Mengapa kau mengajakku bertemu malam-malam seperti ini?"
Ivano menghela nafasnya sebelum membuka suara, "apa kau sadar berita kencanmu sudah tersebar?" Ivano memberikan jeda di kalimatnya. "Kalau saja aku tidak cepat mengatasinya, karirmu sengaja aktris pendatang sudah hancur hari ini."
"Tahu dari mana kau karirku akan hancur karena berita itu?" sungut Jane kesal.
"Kau masih ingat bukan, filmmu belum tayang? Dan kau harus ingat sekarang orang-orang sedang menjodohkanmu dengan Kalvin. Tapi kau malah berkencan dengan pria lain. Apa kau tidak memikirkan rating film barumu?"
"Aku sampai membayar orang untuk berpura-pura mengaku bahwa di foto itu adalah mereka, bukan kau dan pria itu. Ingatlah, namamu sudah besar, kau tidak bisa berbuat semaumu sendiri di depan publik," imbuh Ivano.
"Aku tidak tahu semua ini akan menjadi seperti ini. Aku sudah sebisa mungkin menutup identitas saat pergi ke tempat umum," jelas Jane.
"Sudahlah. Sudah kubilang, lebih baik kau berpura-pura menjalin hubungan lagi bersama Kalvin. Hal ini akan berpengaruh terhadap filmmu, kau bisa menjadi topik teratas."
KAMU SEDANG MEMBACA
WINESOUL: JANEASTON
Romance"Kau yakin tidak mau mencoba wine ini?" tanya Easton. Wajahnya semakin mendekat ke wajah, sampai-sampai Jane bisa merasakan hangatnya hembusan nafas pria itu beserta aroma wine yang menguar. Easton menurunkan tatapannya ke arah bibir ranum milik Jan...