16: Arrived

59 20 120
                                    

This story contains adult content; please be a wise reader and enjoy it!

Jadwal penerbangan menuju Los Angeles adalah di jam 8 malam. Di sisa waktu mereka di Roma, Easton dan Jane memilih untuk pergi berbelanja.

Lebih tepatnya, Jane yang berbelanja.

"Which one's better?" Jane menunjukkan dua buah parfum kepada Easton. Ia sedang bimbang karena ada dua aroma yang ia suka.

"Why don't you take them all?" pria itu mengambil kedua parfum itu dan meminta pegawai toko untuk mengambilnya. "What else?" tanya Easton lagi.

"Enough," Jane melihat ke sekeliling toko dan tidak menemukan sesuatu yang menarik perhatiannya lagi.

"Kau yakin?"

"Babe, kau tidak sadar tas belanja yang kau bawa itu sudah sebanyak apa?" Jane menunjukkan tangan kiri Easton yang penuh dengan belanjaan Jane. Bahkan Jane sendiri juga membawa beberapa yang berukuran kecil di tangannya.

Bukan Jane yang boros, tapi Easton yang mengambil hampir semua barang yang disentuh oleh Jane. "Lagipula, barang sebanyak itu hanya akan menambah jatah bagasi kita di pesawat."

Mendengar hal itu, Easton tidak lagi memaksa. Ia segera melakukan pembayaran untuk dua buah parfum yang dipilih Jane.

Setelah itu, mereka pergi untuk membeli cemilan sebentar dan duduk di bangku food court paling ujung. Mereka menikmati hiruk-pikuk jalanan kota Roma dari balik jendela kaca besar.

"Dimana kau menaruh kotak obat tadi?" tanya Easton tiba-tiba.

"Di atas meja. Aku tidak memasukkannya ke dalam koper, takut jika kita tiba-tiba membutuhkan obat," jawab Jane. "Punggungmu terasa perih?"

Pertanyaan yang Jane lontarkan bukanlah tanpa alasan. Selama satu pekan mereka di Italia, Jane telah membuat banyak luka cakaran di punggung Easton. Tentunya hal ini bukan murni kesalahan Jane, karena Easton sendiri adalah alasan mengapa perempuan itu mencetak cakaran di atas tato-tato prianya.

"Tidak, aku takut kalau kau butuh obat pereda nyeri lagi."

Jane tersenyum, "tolong ingatkan aku untuk membawa beberapa di tas kecilku nanti."

"Aku yang akan membawanya untukmu," Easton merangkul kekasihnya.

Dalam satu gerakan ia sudah berhasil memagut bibir perempuan itu. Jane sudah tidak begitu terkejut, ia malah melingkarkan tangannya ke leher Easton dan membuat pautan bibir mereka semakin dalam. Sementara tangan Easton tetap menjaga tengkuk Jane supaya tidak menjauh.

Sepasang kekasih itu terbuai. Mereka sudah tidak peduli dimana mereka sekarang. Walaupun mereka mengambil tempat di ujung, tetap saja orang-orang masih bisa melihat apa yang mereka lakukan. Rasanya tidak cukup waktu 7 hari mereka habiskan bersama, Easton dan Jane masih tidak berhenti bermesraan.

Jane menyandar kepalanya di bahu Easton setelah pria itu melepaskan ciumannya. Sangat jelas terlihat di mata Jane, bahwa ia sangat kelelahan sekarang. Easton tahu itu.

"Kau bisa beristirahat nanti di pesawat," Easton mengusap bibir Jane dengan lembut. "Bahkan sampai besok saat kita sudah sampai di Los Angeles."

Jane hanya mengangguk kecil, "kalau begitu selesaikan minumanmu, kita harus segera ke bandara." tukas Jane.

Easton langsung menurutinya. Ia segera menghabiskan sisa minumannya. Jane pun memanggil pelayan untuk melakukan pembayaran. Easton memberikan dompetnya kepada perempuan itu dan meminta Jane yang melakukan pembayaran sementara ia menyelesaikan minumannya.

WINESOUL: JANEASTONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang