Double Update yaw!
Content Warning 21+ ⚠️Make sure you're 21 above; please be a wise reader and enjoy it!
Terhitung sudah 2 bulan sejak pertemuan terakhir mereka setelah konser Easton diadakan. Itu artinya, Jane dam Easton sudah tidak bertemu langsung selama 2 bulan. Walaupun terus berkomunikasi jarak jauh, rasa rindu tak bisa mereka bendung lagi, terutama untuk Easton.
Setelah sekian lama mengatur jadwal mereka, akhirnya Jane dan Easton kembali bertemu. Pertemuan kali ini, Easton mengajak Jane berkeliling kota dengan motornya. Lagi-lagi, pria itu membawa sesuatu yang unik untuk Jane sendiri. Mereka menghabiskan waktu sampai hampir tengah malam untuk berkeliling.
Jane merasa sangat senang karena Easton membuat pikirannya terlepas dari kegiatan pembuatan film yang mengharuskan ia bekerja dengan Kalvin.
"Apakah punggungmu sakit?" tanya Easton setelah Jane membuka helmnya. Ia melihat wajah lelah Janevive.
Perempuan itu menggeleng, "aku mengantuk."
Easton mengajak Jane untuk masuk. Ia memarkirkan kendaraannya di tempat khusus untuk pemilik unit apartemen eksklusif di gedung itu. Mereka berjalan memasuki lift khusus yang langsung menuju ke apartemen milik Jane.
Tak butuh waktu lama, mereka sudah sampai di sebuah ruangan megah yang sudah ditempati oleh Jane selama beberapa tahun. Ruangan dengan dominasi warna musim gugur yang membuatnya sangat nyaman.
Jane berjalan lunglai menuju wastafel. Ia segera membersihkan dirinya dan bersiap untuk tidur. Hal yang sama juga dilakukan oleh Easton. Namun, sebelum membersihkan dirinya, Easton terlebih dahulu berjalan ke arah dapur, mencari minuman untuk tenggorokannya yang kering.
Jane masuk ke dalam kamarnya. Ia sudah mengganti baju dengan piyama dan menyalakan lilin aromaterapi. Malam ini, Easton menginap atas permintaan Jane. Ia merasa setelah ini mereka akan sama-sama sibuk, Jane tidak mau menyia-nyiakan kesempatan.
"Kau mau hoodiemu? Pihak apartemen tidak menyalakan pemanas kecuali saat musim salju, dan biasanya malam hari di sini cukup dingin," Jane membuka lemari pakaiannya, ia mencari hoodie milik Easton yang ia pinjam 2 bulan lalu.
"Tidak perlu," Easton malah melepas kaos yang ia pakai, kemudian menarik Jane ke atas kasur. Ia memeluk tubuh Jane dan meletakkan kepalanya di dada perempuan itu.
Jane menatap wajah Easton, ia menyisir lembut surai pria itu. "Kau yakin tidur dengan keadaan seperti ini?" Jane menanyakan keadaan Easton yang malah bertelanjang dada.
Easton mengangguk, "bangunkan aku di jam 8, aku harus pergi ke kantor."
"Butuh berapa waktu untuk kita bertemu lagi?"
Pernyataan Jane membuat Easton menengadahkan kepalanya, ia menatap wajah perempuan itu lekat-lekat. "I wish I could come with you on set," balasnya. Ia bergerak menyamakan posisi wajahnya dengan wajah Jane. Sementara jari telunjuk Jane bergerak menyentuh setiap sudut pahatan sempurna di wajah pria itu.
"I wish you were in that jerk's shoes," Jane merasa enggan menyebut nama Kalvin.
"It's impossible, honey," suara rendah Easton dipadukan dengan kekalahannya terdengar menggelitik bulu kuduk Janevive. "Tapi malam ini, aku akan menjadi pria brengsek," Easton tersenyum penuh arti.
Tepat setelah Easton mengucapkan kalimat itu, Jane merasakan tangan Easton sudah masuk ke dalam bajunya. Ia melepas pengait di punggung Jane, kemudian berjalan ke depan tanpa sedikitpun rasa sungkan.
"Kau sudah menjadi pria brengsek sejak hari itu," ucap Jane mengingat hari saat mereka melakukan pemotretan bersama. Ia menggeliat geli karena tangan Easton yang bergerak menyentuh kulit tubuhnya langsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
WINESOUL: JANEASTON
Romance"Kau yakin tidak mau mencoba wine ini?" tanya Easton. Wajahnya semakin mendekat ke wajah, sampai-sampai Jane bisa merasakan hangatnya hembusan nafas pria itu beserta aroma wine yang menguar. Easton menurunkan tatapannya ke arah bibir ranum milik Jan...