12: Back then

107 51 110
                                    

This story contains adult content; please be a wise reader and enjoy it!

Janevive berjalan mengendap-endap memasuki apartemen milik Kalvin. Ia membawa sebuah kue sebagai sebuah kejutan untuk Kalvin. Tidak lupa, ia juga menyiapkan sebuah bingkisan kecil di dalam tasnya.

Hari ini, adalah hari jadi ke-3 tahun hubungan mereka. Awal mulanya, Jane dan Kalvin berencana untuk pergi makan malam. Namun, Kalvin mendadak mengabarkan bahwa dirinya sedang sakit sehingga mereka membatalkan acara mereka. Walaupun begitu, Jane tidak kehilangan akal. Ia berniat memberikan kejutan kecil untuk kekasihnya itu, sekaligus ia berniat menginap untuk merawat Kalvin.

Rencana berjalan mulus. Ia bisa memasuki apartemen Kalvin dengan mudah karena ia tahu pin apartemen pria itu. Dengan hati-hati, ia mengendap-endap. Netranya tidak menangkap sosok pria itu dimana pun, sehingga ia memutuskan untuk masuk ke dalam kamar.

Alih-alih berhasil membuat kejutan, Jane menemukan sesuatu yang mengejutkan setelah membuka pintu kamar Kalvin. Pemandangan pertama yang ia lihat adalah seorang perempuan menggeliat di atas pangkuan kekasihnya dengan baju yang sudah berantakan. Terlihat juga Kalvin yang menikmati gerakan dari perempuan di atasnya. Mereka terlalu fokus dengan gerakannya masing-masing, sampai tidak tahu ada seorang perempuan yang hatinya tercabik-cabik melihat kegiatan mereka.

Sontak saja tulang Jane terasa lemas. Tangan yang menopang kue itu sudah tidak kuat lagi. Kue itu terjatuh seiring dengan kegiatan kedua orang di depannya itu berhenti. Mereka sama-sama terkejut melihat kehadiran Jane di sana. Perempuan itu dengan cepat turun dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang sudah penuh dengan cabikan bibir milik Kalvin.

"Hei! Apa yang kau lakukan di sini?" Kalvin tergopoh-gopoh membenarkan resleting celananya sambil berjalan mendekati Jane. Pipi Jane sudah banjir dengan air mata, pandangannya sampai-sampai buram karena banyaknya air mata yang keluar. Dengan berani, tangannya memberikan tamparan keras di pipi kanan Kalvin. "Beraninya kau!" kecam Kalvin.

"Beraninya kau?! Harusnya aku yang berteriak seperti itu!" intonasi Jane meninggi seketika. "Beraninya kau bermain dengan perempuan lain di belakangku, bahkan di tempatku!" Jane kembali mengingatkan Kalvin bahwa apartemen yang ia tempati itu sesungguhnya adalah milik Janevive.

"Kau pria tidak tahu diri!" Jane menuju telunjuknya ke arah Kalvin. "Aku sudah memberikan segalanya, bahkan tubuhku sendiri untukmu! Tapi kau malah bermain di belakangku?!"

"Apa kau selama ini tidak puas?! Aku bahkan tetap melayanimu saat aku sakit, kau tidak ingat?!"

"Bagaimana dengan sekarang? Kau sibuk dengan pekerjaanmu dan jarang menghabiskan waktu bersamaku. Wajar jika aku mencari pelarian," Kalvin menyampaikan pembelaannya.

"Pelarian?! Kau gila?! Argumen yang bodoh! Kau hanya seorang penggila seks!" Jane menatap marah ke arah perempuan yang terlihat ketakutan di atas ranjang Kalvin. "Ini bukan yang pertama kalinya. Dan ini akan menjadi terakhir kalinya! Aku tidak sudi berbagi pria dengan perempuan lain!"

Jane bergegas untuk pergi, tapi Kalvin dengan cepat menarik tangannya. Bahkan pria itu dengan tega menarik rambut Jane sampai perempuan itu meraung kesakitan. "Jangan mentang-mentang kau punya lebih banyak uang sehingga kau bisa mengaturku," ia membawa Jane ke arah sofa dan membekap mulut perempuan itu. Jane terus meraung, ia berusaha melepaskan diri. Namun, Kalvin memiliki tenaga yang lebih besar darinya.

Saat ia sudah hampir kehabisan nafas, barulah Kalvin melepaskannya. Namun, semua tidak berhenti disitu saja. Kalvin mendorong Jane ke arah gudang yang gelap dan mengunci perempuan itu. Semalaman di sana, Jane hanya menangis. Hidupnya sudah hancur dan ia pasrah jika nyawanya akan habis di tangan kekasihnya sendiri.

WINESOUL: JANEASTONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang