Dua Minggu Setelahnya

138 34 3
                                    

Bhagavad mengerjapkan matanya. Baru terbangun, dan ia mendengar suara pintu mobil yang terbuka dan tertutup. 

Mungkin Handaru udah pulang, begitu pikir Bhagavad. 

Namun setelah menunggu beberapa menit, Bhagavad tidak mendengar suara pintu rumah terbuka. Bhagavad memaksakan diri untuk keluar dari rumah, memastikan itu Handaru yang pulang atau bukan.

"Han," panggil Bhagavad seraya menuruni tangga dengan perlahan. 

"Han!"

"Handaru!"

Tidak mendapat jawaban, Bhagavad dengan terpaksa keluar dari rumah hanya untuk mendapati mobil sudah terparkir pada tempatnya. Artinya Handaru sudah pulang. Namun kenapa Handaru tidak menjawab panggilannya sama sekali?

"Apa lagi pake headset, ya?" 

Bhagavad menutup pintu utama dan berjalan dengan lemah ke belakang rumah. Ruang belakang rumah itu tempat favorit Handaru untuk mengerjakan segala tugasnya. 

"Han?"

Bhagavad menyatukan alisnya saat tidak menemukan Handaru di tempat favoritnya. 

"Apa tadi suara mobil tetangga? Tapi mobil udah di parkiran."

"Han?!" panggil Bhagavad agak keras saat mendengar suara pintu rumah terbuka dan tertutup. 

Bhagavad berjalan ke arah depan. Langkah kakinya langsung terhenti begitu mendapati Yvonne berada di dalam rumah. 

"Ngapain lu ke sini?"

"Kan kamu yang bilang lagi sakit? Gimana aku gak buru-buru ke sini. Malah rekan kerja kamu juga gak becus lagi rawat kamu. Pake segala kasih makanan instant. Bukannya masakin kamu sesuatu, dia malah pesen makanan dari DoorDash."

"Kapan gua bilang ke lu kalau gua sakit? Terus, rekan kerja apa deh?"

"Aku tadi siang nelpon kamu, mau ajak makan siang. Terus kamu bilang lagi sakit, gak lama aku denger suara muntah."

Bhagavad tidak ingat. Ia hanya ingat mengirim banyak pesan suara untuk Handaru. Sepertinya keadaan lelaki itu sangat buruk hingga tidak ingat mengangkat panggilan Yvonne. 

"Terus, rekan kerja yang lu maksud itu siapa?" tanya Bhagavad. 

"Itu lho, yang kamu kenalin ke aku pas kita ketemu di restoran. Pake ngaku istri kamu dan ngusir aku lagi."

Bhagavad tersentak. Meskipun kepalanya masih pusing dan badannya lemas, ia langsung berlari menuju ruang belajar Handaru yang berada di sebelah ruang kerja Bhagavad. 

Pintu terbuka, dan Bhagavad langsung jatuh terduduk di ambang pintu melihat ruang belajar itu kosong. Tidak ada lagi kumpulan buku milik Handaru di sana. Bhagavad hanya bisa menatap hampa ruangan kosong di hadapannya. 

"Ga, kamu kenapa tiba-tiba lari?"

Bhagavad berdiri dan berbalik menatap tepat di mata Yvonne. "Keluar."

"Kamu lagi sakit. Siapa yang ngurus kalau bukan aku?"

"Keluar!"

Yvonne menatap aneh ke arah Bhagavad. "Apa sih, kok ngusir?"

"Berisik, Yvonne! Lu udah ngehancurin rumah tangga gua, tau gak?"

Yvonne menaikan sebelah alisnya, menatap mengejek ke arah Bhagavad. "Gua hancurin rumah tangga lu? Emang istri lu siapa?"

Bhagavad menutup mulutnya. Entah mengapa tidak bisa menjawab pertanyaan Yvonne. 

"Oh, cewek yang lu kenalin sebagai rekan kerja lu itu, istri lu, ya?" Cara berbicara Yvonne sudah benar-benar berubah. "Gimana, ya, Ga, ... , Gua kan taunya dia rekan kerja lu. Ya gua usir lah dari rumah. Gak profesional banget ngurusin rekan kerja yang lagi sakit."

Love Talk  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang