Hazel

225 36 6
                                    

"Baba."

Bhagavad yang sedang memasak pagi ini dibuat tersenyum lebar akibat sapaan dari anak gadisnya yang berusia dua tahun. 

Mengecilkan api kompor, Bhagavad menghampiri anaknya. Langsung dibawa ke dalam gendongannya. "Minum dulu, ya."

Bhagavad mengarahkan segela air ke arah bibir anaknya. Hazel, anak gadis Bhagavad dan Handaru, langsung menegak air yang diberikan ayahnya. Tangan kecilnya pun bertengger di tangan ayahnya yang memegang gelas. 

"Udah?" Bhagavad menjauhkan gelas dari mulut Hazel. Namun tangan Hazel yang bergerak ingin meraih gelas yang dijauhkan membuat Bhagavad kembali membantu anaknya minum air mineral. 

Seperempat gelas air mineral habis diteguk oleh Hazel. Bhagavad terkekeh melihat Hazel yang terlihat lebih segar setelah minum air mineral. Ia kemudian mendudukan Hazel di kursi khusus anak. 

"Baba masak dulu, ya. Nanti Baba kasih biskuit." Bhagavad mengecup kedua pipi Hazel. 

"Morning," sapa Handaru yang memasuki dapur. 

Bhagavad menegakan tubuhnya dan membuka tangannya untuk menerima pelukan Handaru. Kepalanya menunduk untuk mengecup bibir sang istri. "Morning juga, Han."

"Masak apa?"

"Masak sayur asem. Kamu minggu lalu bilang mau makan sayur asem sama ikan asin dan sambel."

Handaru bersorak gembira. "Udah lama gak sarapan pake nasi," ujarnya yang kemudian melepaskan pelukan dengan Bhagavad. 

"Tiga bulan lagi kan kita pulang," ujar Bhagavad yang kembali melanjutkan masaknya. 

Handaru membuka laci di atas kepala untuk mengambil biskuit khusus bayi. "Bubur buat Hazel udah dibuat?"

"Ini baru mau aku buat. Sayur asemnya baru mateng"

"Oke. Aku mau kasih biskuit untuk Hazel soalnya."

"Iya, kasih aja. Tadi juga mau aku kasih biskuit kok."

Nama Hazel diberikan oleh Bhagavad dan Handaru karena warna anak gadisnya itu coklat dengan aksen warna hijau, seperti warna mata Bhagavad. Lelaki itu memiliki mata 'bule', dan itu menurun ke anak mereka. 

Apa yang diturunkan dari Handaru ke Hazel?

Sepertinya tidak ada. Semua yang ada di Hazel itu benar-benar duplikasi dari Bhagavd. Mungkin ada benarnya untuk tidak membenci seseorang ketika sedang hamil. Pada saat mengandung, Handaru sempat berada di posisi benar-benar membenci Bhagavad. Selain Hazel memang anak Bhagavad, mungkin memang faktor saat itu Handaru membenci Bhagavad menjadi penyebab mengapa Hazel mirip seraturs persen dengan Bhagavad. 

Kini Bhagavad dan Handaru hanya fokus kepada keluarga mereka. Tidak ada lagi Yvonne yang berpikir jika Handaru adalah rekan kerja Bhagavad. Antara Handaru dan Jaehyun pun sudah selesai. handaru memaafkan Jaehyun dengan syarat harus berlaku profesional terhadap Bhagavad. Dengan alasan itu, Bhagavad dan Handaru masih berada di Kanada hingga saat ini. Bahkan Handaru melahirkan Hazel di Kanada dengan Ajeng dan Rahayu yang menemani, tanpa Bhagavad karena lelaki itu masih berada di pesawat menuju Kanada dari Inggris. 

.
.
.

Nova mengulurkan sekotak rokok kepada Bhagavad yang sedang duduk teras rumah sendirian. 

"Gua udah gak ngerokok," tolak Bhagavad dan membiarkan Nova duduk di sebelahnya. 

"Kenapa di sin? Yang lain pada di belakang."

"Lagi pengen sendiri aja. Tiba-tiba merasa overwhelmed."

"Gak suka balik lagi ke sini?" tanya Nova sebelum menghisap rokok yang ujungnya sudah terbakar. 

Bhagavad terkekeh. "Suka," jawabnya. "Cuman tiba-tiba merasa seneng, sedih, marah, berkumpul jadi satu."

Nova hanya diam, menunggu Bhagavad kembali melanjutkan ceritanya. 

"Gua seneng karena rumah tangga gua gak hancur sama Daru. Gua bahagia bisa punya keluarga kecil bareng sama dia. Cuman tibat-tiba kepikiran, 'kalau ketemu Handaru dari lama, mungkin ceritanya gak gini', 'kalau gua gak bisa yakinin Handaru, gua bakal mati di tangan Nova'. Gitu aja sih. Terus gua tiba-tiba kepikiran masa-masa jadi cowok paling bego karena gak bisa tegas ke sahabat sendiri. Makanya pengen sendiri dulu."

Nova menghembuskan asap dari mulutnya. "Baik-baik sama Daru. Lu nyakitin dia lagi, gua bunuh lu di tempat. Kabur sejauh mungkin, jangan sampe gua nemu lu. Karena pas gua liat lu, gua bakal langsung bunuh lu."

"Lu baik banget buar Daru," ujar Bhagavad.

"Jangan cemburu," ujar Nova. "Daru justru mandang gua kaya abang dan ayah buat dia. Karena dia mandang gua kaya gitu, maka gua bakal bertindak kaya gitu. Jadi abang dan ayah buat dia. Lu tau kan kalau Ayah DAru meninggal pas dia umur 9 tahun?"

Bhagavad mengangguk pelan akan pertanyaan tersebut. 

"Siapa lagi yang bisa jadi 'ayah' buat Daru kalau bukan ayah gua. Makanya gua bener-bener anggep Daru saudara gua. Gua gak mau ada yang nyakitin dia."

"Naira beneran gak ada cemburunya lu kaya gini?"Bhagavad bertanya dengan nada jenaka. 

"Karena gua bisa menempatkan diri kapan jadi seseorang yang dibutuh Daru, dan kapan jadi seseorang yang dibutuhkan Naira. Jadi Naira gak pernah cemburu."

Bhagavad tersenyum kecil. Kepalanya kemudian menoleh ke samping menatap Nova yang masih mengahadap ke depan. "Makasih udah kasih gua kesempatan, Nov. Gua bener-bener terima kasih untuk itu."

Nova mengedikan bahunya dan mematikan rokok di atas asbak. Matanya kemudian menatap Bhagavad. "Gua benera sama kata-kata gua tadi," ujarnya dengan serius. 

"Gua bakal selalu jaga keluarga kecil gua."

Nova mengangguk. "Yuk masuk ke dalem. Nanti daging yang dibakar habis sama Daru. Lu tau kan secinta apa Daru sama daging?"

Bhagavad terkekeh dan berdiri dari duduknya. "Nanti jangan gendong Hazel. Lu habis ngerokok."

"Lu kena asep rokok gua."

"Ini mau ganti baju dulu."

"Yaudah, gua pinjem baju lu dulu."

.
.
.

Bhagavad melepaskan tautan kelaminnya dengan Handaru begitu sudah sampai pada puncak kenikmatan yang ketiga kalinya. Napasnya terengah dan langsung membaringkan diri di sebelah Handaru yang sama terengahnya. 

"Jangan tidur dulu, sayang. Bebersih dulu," ingat Bhagavad saat melihat Handaru memejamkan matanya. 

"Lemes," rengek Handaru. "Tiga kalinya kamu, berapa kalinya aku coba. Kalau aku bebersih sekarang, yang ada aku mau lagi. Aku masih sensitif banget."

Bhagavad terkekeh dan mengecup pelipis Handaru. 

"Han."

"Hm."

"Handaru."

"Apa, Mas?"

"Aku sayang kamu," ujar Bhagavad dengan lembut. "Makasih udah kasih aku kesempatan untuk perbaiki semuanya, ya. Aku gak bakal lupa dengan itu."

Handarru segera menutup mulut Bhagavad. "Jangan ngomongin itu lagi. Udah lewat. Sekarang pikirin masa depan Hazel dan kita aja."

"Pasti kalau itu," balas Bhagavad yang kemudian meraih tangan Handaru yang berada di depan mulutnya untuk digenggam. "Aku cuman mau mengungkapkan rasa syukur aku aja."

"Iya, aku terima. Jangan dibahas lagi. Aku gak mau bahas itu lagi."

Bhagavad meraih Handaru untuk dipeluk. Meski keringat agak membuat pelukan tidak nyaman, Bhagavad tetap merengkuh Handaru. 

"Aku sayang kamu, Han."

"Aku juga sayang kamu, Mas Bhaga."







☝🏻☝🏻☝🏻swipe up☝🏻☝🏻☝🏻

Love Talk  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang