Jika ada yang bertanya siapa itu Nova, maka jawabannya adalah teman Handaru dari dalam kandungan.
Iya, tidak salah.
Mama Handaru dan Mama Nova bersahabat dari mereka SMA. Keduanya hamil di waktu nyaris bersamaan. Tetap, Nova dahulu yang lahir, baru Handaru.
Handaru dan Nova itu tidak terpisahkan. Bahkan satu sekolah yang sama dari TK hingga kuliah. Beruntung tempat kerja mereka tidak sama. Handaru bisa sedikit bernapas karena itu.
Saat TK, orangtua mereka memang sengaja menyekolahi di sekolah yang sama. Begitupun saat SD. Hingga akhirnya Handaru diterima di salah satu SMP internasional, ia kira akan terpisah dari Nova mengingat lelaki itu mengincar sekolah negeri favorit. Namun entah bagaimana ceritanya Nova berakhir di sekolah yang sama dengan Handaru.
Terlalu nyaman di sekolah swasta internasional itu, Handaru dan Nova kembali melanjutkan SMA di sekolah yang sama.
Cita-cita Handaru itu dari SMP ingin menjadi anggota PBB untuk menjaga kedamaian dan menciptakan keadilan. Sedangkan Nova ingin menjadi pengacara seperti Ayahnya agar memiliki uang banyak. Karena itu Nova diterima di universitas negeri favorit yang berada di Jogjakarta.
Handaru mengincar universitas di luar negerti. Tidak ada yang diterima. Karena itu ia iseng mencoba ujian mandiri di universitas di mana Nova berkuliah. Dan ternyata diterima. Di fakultas yang sama.
Jika sejak zaman kuliah Handaru senang ikut penelitian dengan dosennya, maka Nova senang ikut dosennya untuk pergi ke persidangan dan membantu menyusun setiap berkas yang diperlukan dalam persidangan.
Orang-orang berkata, Handaru dan Nova adalah powerful couple. Padahal kenyataannya, Handaru dan Nova sama-sama fokus pada karir.
Hingga akhirnya setelah Nova menyelesaikan pendidikan lanjutan untuk menjadi pengacara, ia tertarik pada Naira. Handaru tentu senang dengan fakta itu.
Handaru sangat mengenal Naira dan Nova. Karena itu ia tidak ragu mengenalkan Nova kepada Naira.
Beruntung Nova tidak sebodoh Bhagavad. Lelaki itu bahkan meminta maaf kepada Handaru jika nanti tidak bisa dimintai tolong seperti sebelumnya karena prioritas saat ini adalah Naira. Justru Handaru sangat senang dengan itu. Nova benar-benar menjaga seseorang yang ia berjanji untuk dijadikan pasangan.
"Kamu belakangan ini kenapa murung banget deh?" Naira memeluk Nova yang sedang duduk di kursi kerjanya.
Naira kemudian memijat bahu Nova agar suaminya itu bisa tenang, tidak terlalu tegang. "Pekerjaan kamu lagi banyak, kah?"
Nova dengan perlahan menarik tangan Naira agar terduduk di pangkuannya. "Pekerjaan aku emang lebih banyak dari biasanya karena kan aku janji ke kamu untuk liburan selama dua minggu."
"Gak harus dalam waktu dekat kok, Nov. Aku paham pekerjaan kamu."
Nova menggelengkan kepalanya. "Aku niatnya mau kasih kejutan ke kamu, tiba-tiba ajak kamu pergi."
"Oke, ... , terus?" Naira menatap Nova yang tiba-tiba saja menunduk. "Kalau dikasih tau gini, gak jadi surprise dong," lanjutnya dengan kekehan, tidak ingin merubah suasana menjadi sedih.
Nova menghela napas pelan dan mengangkat kepalanya menatap Naira dengan tatapan bersalah. "Aku bukan bermaksud mau kasih perhatian berlebihan untuk Handaru, cuman, ... ,"
Naira menatap bingung ke arah Nova yang kembali menunduk. "Handaru kenapa? Dia sahabat aku juga lho kalau kamu lupa."
Nova meremas sisi pakaian Naira. "Ini mungkin cuman perasaan aku aja, tapi ketikan Handaru berasa kalau dia lagi sakit hati banget dan kondisi dia gak baik-baik aja. Aku mau ketemu Handaru, mau pastiin kalau dia baik-baik aja. Kamu ikut pun gak masalah. Mungkin kita bisa liburan di Kanada."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Talk ✓
FanfictionMenurut kalian, cinta bisa berbicara gak? WARN! Markhyuck GS