"Hai, gimana rasanya ketemu sama idola, penonton pertama story gua?"
Bhagavad hanya menggelengkan kepalanya mendengar itu. Malu mengakui jika ia menyalakan notifikasi khusus untuk mengetahui aktivitas Naira selama di Kanada yang memungkinkan melihat Handaru di dalamnya.
"Nova mana?"
"Lagi jalan sama Daru," jawab Naira dengan santai. "Nova sama Daru selalu tau batas sih. Jadi gua gak perlu khawatir kalau mereka jalan berdua. Mereka berdua saling tau batas."
Bhagavad menunduk sekilas dengan senyuman kecil. Entah mengapa merasa tertusuk dengan ucapan Naira yang mungkin saja hanya untuk bercerita.
"Kata Daru, lu lagi dinas ke luar negeri, tapi diajak ketemu malah setuju. Bohong ke Daru, ya?"
Bhagavad menatap tidak mengerti ke arah Naira yang kini terkekeh.
"Mukanya biasa aja," balas Naira masih terkekeh. "Gua tau kok kalian berantem. Soalnya Daru mau ceraiin lu. Makanya sekarang Nova lagi jalan sama Daru. Nova mau Daru cerita dulu ke dia. Kaya gimanapun juga, yang paling ngerti Daru selain Mamanya, ya, Nova."
"Daru capek banget sama gua, ya, Na?" tanya Bhagavad saking terkejutnya mendengar penuturan Naira.
"Gak tau, Ga. Daru belum ada cerita ke gua. Dia juga belum cerita ke Nova. Tau-tau minta urusin perceraian kalian. Jadi makanya sekarang Nova lagi ngobrol sama Daru. Tapi Daru bilang ke Nova, kalau dia selingkuh, makanya mau cerai dari lu."
Bhagavad terkekeh sekilas. "Dia gak pernah selingkuh, Na. Gua yang jahat sama dia."
"Lu KDRT?" Naira menatap serius ke arah Bhagavad.
"Demi Tuhan, nggak," jawab Bhagavad dengan cepat. Ia kemudian menghela napas pelan. "Gua punya sahabat juga, sama kaya Daru dan Nova. Bedanya kenal dari TK, namanya Yvonne."
Bhagavad kemudian menceritakan tentang dirinya dengan Yvonne. Menceritakan setiap rinci kisahnya dengan Yvonne. Tidak ada yang terlewat sama sekali. Hingga akhirnya Bhagavad menceritakan bagian ia mengenalkan Handaru kepada Yvonne sebagai rekan kerja begitu bertemu di sebuah restoran.
"Lu orang gila sih," hujat Naira dengan kesal. "Handaru tuh baik banget lho sama gua. Dia mulai jaga jarak dari Nova setelah tau gua pacaran sama Nova. Nova juga menjauh dari Handaru setelah minta gua jadi pacarnya. Gua yang merasa bersalah, mereka berdua keketawaan karena anggep gua aneh. Mereka bilang, jaga jarak setelah punya pasangan itu hal yang wajar, dan gua gak perlu khawatir. Kenapa sih, lu gak bisa kaya Nova yang menghargai pasangannya?"
"Gua salah, Na. Gua mengakui itu."
"Daru bakal bantu lu dan Yvonne kok kalau emang keadaannya mendesak. Daru gak mungkin biarin orang yang jelas-jelas jadi korban KDRT."
"Biarin gua lanjutin cerita gua dulu, ya, Na," pinta Bhagavad dengan tenang, tidak ingin menambah kekesalan Naira. "Gua minta maaf ke Daru, gua bilang kalau gua sayang sama dia. Gua jujur ke Daru bahwa seharusnya, makan malam di restoran itu bisa jadi tempat untuk ungkapin perasaan gua ke dia. Tapi gua malah terdistraksi. Setelahnya Daru maafin gua."
"Kaya bukan Daru banget," sela Naira.
"Tapi kenyataannya gitu," balas Bhagavad. "Hidup gua sama Daru baik-baik aja setelah itu. Kita jadi pasangan bahagia. Kita ada berargumentasi, wajar, namanya juga ada dua kepala di dalam satu rumah, pemikiran beda pasti ada. Cuman kita gak pernah berantem hebat. Bahkan sampai Handaru tiba-tiba pergi, kita gak ada berantem hebat."
"Gak mungkin dong tiba-tiba Daru pergi dan minta Nova urusin perceraian kalian kalau gak ada sesuatu?"
Bhagavad mengangguk atas pernyataan Naira. Ia kemudian menceritakan segala yang ia ingat saat sakit. Memberitahu Naira bahwa Handaru berusaha yang terbaik untuk mengurus Bhagavad yang sakit ditengah keadaan perempuan itu sedang sibuk bekerja. Tidak lupa juga menceritakan bagaimana Yvonne datang dan mengusir Handaru untuk pergi.