Extreme Mode

1.8K 70 37
                                    

Segala tindakan ada alasan dan dampaknya. Alasan Wiju menjaga jarak dengan Nicholas adalah karena dia takut dengan seksualitas miliknya.

Sedangkan Nicholas bagian yang terdampak.

Dia bahkan berani menyapa beberapa santriwati yang pas pasan dengan nya di luar pesantren. Tidak sampai di situ. Nicholas menaruh perhatian yang jelas terhadap salah satu yang bernama Hanna.

Beberapa santri tahu hubungan dekat Hanna dengan Nicholas. Namun, mereka dibuat bungkam oleh Nicholas dengan beberapa ancaman. Selain terkenal tampan dan keren di gedung putri.

Nicholas mulai dikenal sebagai perundung di gedung putra.

Beberapa Hari Lalu.

Berita tentang Nicholas menyukai sesama jenis sudah mulai tersebar. Entah dari mana asal muasal berita tersebut bocor.

Nicholas mulai tidak memiliki teman. Hanya Yuma. Bahkan Nicholas mengusir Yuma secara paksa dari sampingnya agar bocah itu tidak terkena judgement.

"Lo denger kabar Nicholas gei?"

"Denger! Mana gue sebangku sama dia bejir."

"Awas lo hati-hati, yang ada nanti digenjot."

"Jangan begitu! Gue mau minta tuker deh sama Jay apa Sunghoon yang sekamar sama dia."

Percakapan tersebut tanpa sengaja terdengar sampai telinga Nicholas. Pria itu berada di balik tembok sebelah pintu. Niatnya yang ingin masuk langsung diurungkan. Dia memilih untuk pergi ke arah lapangan di luar pesantren.

Sekarang pun dia sedang berada di sini. Menyulut rokoknya. Tempat favorit Nicholas yang baru. Meski terkadang ramai, namun dia terlihat tak peduli dengan orang-orang yang sibuk bermain futsal atau badminton.

Beberapa kali pula Nicholas kena tegur bahkan hukuman oleh pengawas pesantren. Namun, tidak membuat pria itu berhenti melakukan tindakan merokoknya.

Kembali pada topik dampak yang Nicholas munculkan. Untuk menghindari skandal antara pria lain. Nicholas memilih kasar pada teman-temannya.

"Bukannya bulan ini Ibu lo udah ngirim? Mana jatah gue?" Nicholas mengangkat kerah seorang santri dan mendorongnya ke arah tembok.

"Aku belum ngambil uang," dengan kacamatanya yang mulai melorot, santri tersebut ketakutan.

Nicholas meludah. "Ambil malam ini!"

Finalnya merenggangkan genggamannya pada santri itu. "Apapun caranya. Ketemuan di restroom jam 11 malem buat ngasih uangnya."

Pria itu memberikan jadwal dengan membelakangi tubuh sang victim. Bersiap untuk meninggalkannya di sana.

"Kamu bukan kayak gini, Nic."

Langkah Nicholas berhenti kemudian berbalik. Ia terkekeh geli. "Sok kenal."

Ditatap begitu santri di depannya menunduk. Membuat Nicholas melanjutkan perkataannya.

"Lo orang paling naif dan plin plan yang gue kenal, Ju."

"Maaf," benar. Santri tersebut adalah Wiju. "Perkataan ku bulan lalu. Aku minta maaf."

"Kenapa? Semuanya udah terlambat juga. Gue gak butuh ucapan naif kayak gitu."

Dari kejauhan terlihat telinga kucing menurun sedih. Yuma. Dia adalah pengawas pribadi yang kepala pesantren tugaskan. Usai Wiju menolak posisi tersebut, Yuma adalah kandidat paling tepat.

Melihat Nicholas berubah 180° membuat Yuma kepikiran terus. Memikirkan cara agar Nicholas tidak perlu takut dekat dengan nya sebagai teman.

"Bang Nicho!!!" Yuma berlari menghampiri Nicholas yang tampak jalan menuju lorong kamar.

Nicholas tidak menghentikan langkahnya. Dia terus berjalan meski Yuma berkali-kali memanggil namanya. Hingga dengan berlari Yuma dapat menyusul Nicholas. Namun,

"Cih!" Nicholas meludah tepat di depan Yuma. Sebagai bentuk penolakan dan pengusiran. Kemudian pria tersebut melanjutkan jalannya memasuki lorong kamar.

Yuma terdiam di tempat. Bahkan berbicara saja sudah susah.

tbc...

Santri [ NICHOJOO ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang