Nicholas x Wiju
Di dalam UKS, Nicholas mulai menutup korden yang mengelilingi ranjang Wiju. Di sana ketua OSIS tersebut masih terbaring dengan posisi menyamping.
Nicholas meletakan belanjaannya ke atas nakas. Perlahan mulai mendekat dan menyentuh bahu Wiju, mengelusnya dengan arah berputar.
Sang pemilik badan terjaga dan mengubah posisi tidurnya menjadi terlentang.
"Udah beli makannya?" Tanya Wiju.
Bukannya menjawab topik tersebut, Nicholas malah bertanya hal lain. "Udah berapa lama lo gak masturbasi?"
"Hah?" Menyipitkan mata dan bingung, Wiju hanya menjawab seadanya. "Aku gak pernah begituan."
"Coba duduk," Nicholas membantu Wiju bangkit. Usai yang teman sepenuhnya mendudukkan diri. Nicholas secara tiba-tiba menaiki ranjang dan duduk di belakang Wiju.
"Kamu ngapain?"
"Bantu lo sembuh."
"Eh—
Wiju terkejut saat Nicholas mulai mengangkat badannya untuk lebih mundur agar jarak di antara mereka sepenuhnya hilang.
"Aku udah minum obat tadi pagi, kalau nanti minum obat lagi juga bakalan sembuh," Wiju masih tidak mengerti kode yang ditunjukan.
Nicholas mengangkat selimut dan mulai menuntun tangan Wiju ke arah selangkangan. Membuat sang empu menahannya sekuat tenaga.
"Nicholas!" Wiju berbisik karena tidak ingin orang yang mungkin saja sedang berada di luar dapat mendengarnya.
"Gue ajarin caranya, lo sakit gara-gara lama gak cum."
"Ngaco! Lepasin!" Masih dengan suara rendah tapi tegas, Wiju tidak mau kalah dengan tenaga Nicholas yang berusaha menggerakkan tangannya.
Namun, kondisi Wiju memang sedang tidak baik-baik saja. Jadi tenaganya menjadi kalah total untuk saat ini. Nicholas berhasil membuat tangan Wiju memasuki celananya sendiri dan jemarinya mulai menuntun jemari Wiju untuk menggenggam miliknya.
Nicholas mengajarinya secara perlahan dari arah belakang. Dagunya juga ia senderkan pada bahu Wiju untuk bisa melihat aktifitas di balik selimut tersebut.
"Begini," bisik Nicholas mulai mengarahkan Wiju untuk menaik turun kan genggaman terhadap penisnya.
Wajah Wiju hampir merah total karena merasakan hal aneh di bawah sana. "Apa ini?"
"Gimana rasanya?" Tanya Nicholas dalam posisi memeluk Wiju dari belakang. Karena merasa geli dengan bisikan Nicholas, Wiju mengalihkan pandangannya kesamping.
"Buruk."
Nicholas masih menuntun jemari Wiju untuk terus bergerak mengacak-ngacak penisnya sendiri. "Yakin buruk?"
Uji sang lawan sambil terus mengatur kecepatan kocokannya. Wiju merasakan geli di penisnya mulai melebar ke perut dan ke dadanya. Diapun segera mengambil tindakan dengan menutup mulut. Menghindari resiko jika perasaan tersebut sampai pada bibirnya.
Setelah sekian menit, Nicholas menyingkirkan tangan Wiju karena menghalangi. Dia pun memainkan milik ketua OSIS tersebut menggunakan jemarinya sendiri.
Kini sang empu penis menutup mulutnya dengan kedua tangan. Keringatnya keluar seiring berjalannya aktifitas tersebut.
Dia tidak membiarkan Wiju untuk merasa tenang. Kini tangannya yang lain mulai merogoh baju Wiju untuk memainkan nipplenya.
Awalnya Wiju masih menahannya dan berusaha untuk tidak lengah. Namun, perpaduan antara penis dan nipple sepenuhnya membuat Wiju berantakan. Fokusnya hampir hilang karena dorongan dari kedua spot tersebut.
Hingga saat Nicholas mulai berpindah ke nipple satunya, Wiju melepaskan tangannya sendiri dari mulut untuk mencegah tangan Nicholas bermain-main di dalam kaosnya.
Namun, saat itu juga. Wiju mulai merasakan puncaknya makin dekat. Karena mulut tak dibungkam suara desahan pertama pun lolos dari bibirnya.
"Ahhh— Mpph," tidak jadi mencegah Nicholas, Wiju langsung menutup kembali mulutnya.
Nafasnya memburu begitu cepat. Perutnya kembang kempis menahan suara desahan yang bisa kapan saja keluar. Dia tidak mau seperti ini.
"Nicholas hentikan," bisik Wiju berusaha mengucapkannya tanpa lengkuhan.
"Oke."
Hampir mengumpat. Wiju ternyata lumayan kesal saat Nicholas menuruti nya. Masalahnya ini sudah diujung sekali. Kenapa dia harus berhenti.
Muka Wiju yang dari awal berpaling segera menatap Nicholas. Ia berbisik untuk melanjutkannya saja, namun sang lawan pura-pura tuli.
"Tidak. Untuk kali ini lanjutkan saja," Wiju malu-malu. Nicholas menyetujuinya juga, namun dia langsung mengunci kedua tangan Wiju dengan cara memeluknya menggunakan satu tangan. Supaya dia tidak perlu menutup mulutnya.
Nicholas kembali memaju-mundurkan jemarinya untuk penis Wiju. Melihat badan Wiju yang mulai bergetar membuat Nicholas menjilat telinganya.
"Masih buruk?" Nicholas berdesis membuat Wiju merinding. Yang ditanya menggeleng lemas.
"Shhh, huhh, huh, ah," dari suara yang Wiju keluarkan, dia berusaha mengubah desahan tersebut dengan inhale dan exhale. Namun, yang dia rasakan terlalu nikmat.
Sambil menegangkan badannya sendiri, Wiju secara sadar mulai pasrah dengan semuanya. "Ashh, Nicholashh, nghh ahhh ahh."
Jantung, dan desiran darah Wiju terasa bekerja begitu cepat. Kenapa jemari Nicholas bisa mengacak-ngacaknya seperti hewan liar.
"Ahhh mau ke restroom shh ah ahh," Wiju mendongak dengan terus mengatur suaranya agar tidak terlalu kencang.
"Itu artinya bentar lagi sampai—
Bersamaan dengan cairan yang keluar dari penis Wiju. Nicholas berhenti mengocoknya dan nafas ketua OSIS perlahan kembali normal. Beberapa detik setelahnya bel masuk berbunyi membuat Nicholas berdecak.
Padahal dia ingin memasuki Wiju.
"Tinggal aja, biar aku yang beresin."
"Gakpapa?" Nicholas menyakinkan.
"Iya."
"Oke, makan sama obatnya jangan lupa diminum."
Tidak ada jawaban dari Wiju karena badan pria itu sudah tumbang beberapa detik lalu. Nicholas pun segera keluar dari UKS tampa memakan makan siangnya.
Siap-siap laper deh nanti.
tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
Santri [ NICHOJOO ]
Romance( DISCONTINUED. ) Gue gay, tapi malah di masukin pesantren sama emak. 🏅3 #bxb - 16 Sep 24 🏅29 #homo - 22 Sep 24